Sukses

Menparekraf Sandiaga Uno: 12 Desa Wisata Terdampak Letusan Gunung Semeru

Di antara infrastruktur yang rusak di desa wisata sekitar kaki Gunung Semeru adalah tempat landing dan take off paralayang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyampaikan keprihatinan mendalam atas bencana Gunung Semeru yang erupsi pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu. Ia menyebut sekitar 12 desa wisata terdampak letusan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

"Kami sendiri segera menginstruksikan staf ahli manajemen krisis Hengky Manurung untuk mengidentifikasi sarana, prasarana, dan bantuan apa yang bisa diberikan bagi saudara-saudara kita," kata Sandiaga dalam Weekly Press Briefing, Senin (6/12/2021).

Berdasarkan data sementara, Sandiaga menyebut beberapa desa mengalami kerusakan infrastuktur yang signifikan. Desa Gunung Wayang, misalnya, mengalami kerusakan landasan take off dan landing paralayang dan akses jalan berdebu. Desa wisata itu selama ini mengandalkan paralayang sebagai daya tariknya.

Kerusakan juga dialami Desa Wisata Pronojiwo yang jembatan penghubung dengan Lumajang terputus. Selain itu, jalan dan banyak homestay tertutup debu ringan. Kondisi serupa juga dialami Desa Tirtosari View yang mengalami kerusakan akses jalan dan ditutupi debu vulkanik.

Desa Wisata Hutan Bambu juga terdampak mengingat kawasan hutan bambu mereka tertutup debu vulkanik. Meski begitu disebutkan tidak ada kerusakan berarti di sana. Sementara, korban jiwa ditemukan di Desa Wisata Sumber Mujur, Desa Wisata Penanggal, Desa Wisata Sumber Wuluh, Desa Wisata Supiturang, dan Desa Wisata Oro Oro Ombo. Seluruhnya berada di Kecamatan Candipuro.

Sandi juga melaporkan bahwa Desa Wisata Ranu Pani yang termasuk salah satu dari 50 Besar ADWI dalam kondisi aman dan hanya tertutup debu tipis. Begitu pula dengan Desa Senduro dan Desa Siti Sundari yang hanya tertutup debu vulkanik tipis dari letusan Gunung Semeru.

"Walau ada dampaknya, kami harap segera pulih. Terlebih, ada dua atau tiga destinasi unggulan di sana yang juga terdampak, yakni Bromo Tengger Semeru, Malang Raya, pasti akan terdampak, dan Lumajangnya sendiri. Apalagi, wisata berbasis ecotourism," ucap dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Identifikasi Kebutuhan

Menparekraf menyatakan pihaknya menugaskan tim untuk mengkaji daerah terdampak secara tepat dan tepat agar bisa segera teridentifikasi bantuan yang bisa diberikan. Pada tahap awal, pihaknya memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan dasar, seperti makanan siap santap, toilet portabel, selimut, dan obat-obatan.

Kementerian juga akan mengkoordinasikan donasi dan bantuan dari pihak lain dalam lingkup Geber Parekraf Peduli. Hal penting lainnya adalah menyediakan bantuan penanganan stres dan pemulihan trauma para korban Gunung Semeru, khususnya untuk anak-anak setempat.

"Kita akan kerja sama dengan beberapa elemen masyarakat dan stakeholder," ujarnya seraya menyebut jenis bantuan lain masih akan ditentukan setelah menerima proses identifikasi kerusakan dan kerugian komplet.

 

 

3 dari 4 halaman

Prediksi Kerugian

Sandiaga menyatakan kerugian yang diderita pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Semeru masih terus diidentifikasi. Bila dilihat dari aspek infrastruktur, jenis kerugian yang paling nyata adalah berkaitan dengan sarana take off dan landing paralayang di Gunung Wayang, kerusakan akses jalan, dan tumpukan debu vulkanik. 

"Pembersihan debu vulkanik tentunya akan memakan biaya. Juga restorasi jembatan yang terputus di Lumajang - Pronojiwo. Tetapi, jumlah dari segi rupiah belum difinalisasi," kata Sandiaga.

Bedasarkan data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru, per Senin, pukul 11.10 WIB tercatat 15 orang meninggal dunia akibat erupsi Semeru. Delapan jiwa teridentifikasi di Kecamatan Pronojiwo, sedangkan tujuh lainnya di Kecamatan Candipuro.

Posko juga melaporkan 27 orang masih hilang dan 5.205 orang terdampak. Posko juga menyebut 1.707 warga mengungsi yang tersebar di 19 titik. Namun, pengecekan dan validasi data terus dilakukan untuk memastikan status korban tersebut.

Posko menginformasikan sebaran penyintas sebagai berikut, Kecamatan Pronojiwo terdapat sembilan titik pos pengungsian. Pos pengungsian berada di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid Dusun Supiturang, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun, Kampung Renteng (Desa Oro Ombo), Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip 2 serta beberapa rumah kerabat di sekitar Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus di Desa Oro Oro Ombo.

 

4 dari 4 halaman

Bahaya Mengintai di Semeru

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.