Sukses

Berkaca dari Erupsi Gunung Semeru, BNPB Bagikan Informasi 3 Alarm Bencana Tradisional

Apa saja fungsi dari alarm bencana tradisional yang diunggah BNPB tersebut?

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB tidak hanya mengurus masalah bencana alam, seperti yang sedang terjadi di kawasan Gunung Semeru, Jawa Timur. BNPB juga kerap memberi penyuluhan maupun penerangan mengenai hal-hal yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam maupun kejadian penting lainnya.

Salah satunya dengan memanfaatkan alarm bencana tradisional. Informasi itu dibagikan melalui akun Instagram resmi BNPB.

"Kalian tahu engga pada zaman dahulu, apa saja sih alat yang digunakan untuk mengetahui situasi satu sama lain atau sebagai alat berkomunikasi?" tulis akun @bnpb_indonesia dalam unggahan pada 28 November 2021.

"Pada zaman dahulu, ada 3 alat yang disebut Alarm Bencana Tradisional yaitu Dandang, Lesung dan Kentongan. Apa saja fungsi dari 3 alat ini? Yuk simak bersama!" sambungnya. Dalam unggahan itu, BNPB menyebutkan tiga alarm bencana tradisional tersebut.

1. Dandang

Dandang adalah peralatan dapur untuk membantu menanak nasi. Namun, alat ini juga dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi untuk memanggil sanak saudaranya. Caranya dengan berbicara di atas lubang dandang dengan metode yang dikenal dengan nama telepati.

2. Lesung

Lesung terbuat dari kayu besar yang digunakan untuk pengolahan padi. Lesung juga berfungsi sebagai alat komunikasi untuk memberitahukan siapa saja bahwa di suatu tempat (asal suara lesung) ada penghuninya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Kentongan

Kentongan atau kentung termasuk alat komunikasi yang banyak digunakan masyarakat dari dulu sampai saat ini. Kentongan biasanya digunakan untuk mengumumkan suatu berita atau peristiwa yang terjadi. Kentongan sudah lama diakui sebagai alat komunikasi tradisional.

"Sahabat Tangguh juga jadi mengetahui pada zaman dulu bagaimana cara berkomunikasi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana," lanjut akun tersebut.

BNPB juga beberapa kali mengadakan sosialisasi pemanfaatan alarm bencana tradisional. Misalnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, pernah mengadakan kegiatan tersebut beberapa waktu lalu.

3 dari 4 halaman

Alat Peringatan Dini Bencana

Pihaknya meminta masyarakat di wilayah setempat untuk memanfaatkan kentongan sebagai alat peringatan dini bencana. "Masyarakat agar memanfaatkan kentongan terutama mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana tanah longsor," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arief Rahman di Banjarnegara, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com.

Ia menyebut hal tersebut mengingat sebagian wilayah di Kabupaten Banjarnegara adalah daerah rawan longsor terutama saat curah hujan sedang tinggi. Ditambahkannya, kentongan adalah kearifan lokal yang patut dijaga karena efektif digunakan di wilayah perdesaan.

"Kentongan adalah kearifan lokal yang perlu terus dilestarikan karena cukup efektif menjadi peringatan dini bencana di desa-desa," jelasnya.

Arief Rahman mengatakan sebagian desa di Banjarnegara telah lama menggunakan kentongan sebagai sarana komunikasi. Manfaatnya bukan hanya untuk penanda terjadinya bencana, tapi bisa juga untuk pencurian, kebakaran, dan lain sebagainya.

Dosen Mitigasi Bencana Geologi, Jurusan Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman Indra Permanajati mengingatkan pentingnya memanfaatkan kentongan sebagai sarana komunikasi peringatan dini bencana bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah rawan bencana.

Dia menambahkan, bunyi kentongan bisa dibedakan dari nada suaranya untuk memperjelas kondisi yang sedang dihadapi, seperti ancaman longsor. "Bahkan jika perlu nada suara kentongan masing-masing kondisi dapat diseragamkan secara nasional," katanya.

4 dari 4 halaman

Ancaman dan Bahaya Letusan Gunung Semeru

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.