Sukses

Jenama Lokal Angkat Semangat Cintai Bentuk Tubuh Sendiri Lewat Busana Pantai Beragam Ukuran

Elima mengedepankan potongan A-line dan H-line untuk mengakomodasi bentu tubuh konsumennya yang beragam.

Liputan6.com, Jakarta - Ada pergeseran nyata dari sektor fesyen. Jika dulu mengagungkan tipe tubuh tertentu, kini makin banyak yang mengadopsi konsep inklusivitas dengan menyediakan busana untuk berbagai bentuk tubuh. Salah satunya diusung oleh Elima, jenama lokal yang menghadirkan koleksi modest resort wear (pakaian pantai).

La Vela menjadi koleksi perdana Elima yang diluncurkan perdana pada 25 November 2021 di Bali. Dalam bahasa Spanyol, La Vela berarti berlayar. Koleksi yang terdiri dari 22 item itu terdiri dari berbagai varian swimsuit, turban, beach wear, dan resort wear, yang diharapkan jadi pilihan saat berlibur.

Meski ditujukan untuk berlibur ke daerah tropis, khususnya ke pantai, Elima mengklaim seluruh busana bisa dipadupadankan untuk busana sehari-hari hingga acara semiformal. Model dan potongannya pun dirancang untuk memberi kenyamanan setiap pengguna tanpa menyasar tipe tubuh tertentu.

"Apapun bentuk tubuh perempuan, curvy, boyish, hingga skinny, akan tampil memikat dan chic dengan balutan busana Elima. Inilah yang menjadi alasan terbesar campaign Real women, Real bodies melekat dalam keseluruhan koleksi, dari segi ukuran mulai dari size S hingga XL serta siluet desain," ujar Fransisca Siregar, salah satu pendiri brand dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 5 Desember 2021.

Ia mengatakan brand-nya mengedepankan siluet A-line serta siluet H yang longgar dan memberi ruang gerak bagi penggunanya untuk koleksi busananya. Sementara untuk pakaian renang, Elina menghadirkan cutting dengan pecah pola dan detail yang membantu membentuk siluet tubuh pengguna lebih proporsional.

Elima juga memilih potongan boyleg pada pangkal paha agar menutupi seluruh bokong. Tersedia pula siluet burkini untuk yang berhijab. Seluruhnya memanfaatkan kain lokal yang dikurasi agar bisa menciptakan rasa nyaman, adem, dan mengikuti gerak tubuh pengguna, seperti viscose satin, katun bambu, dan recycle nylon.

"Untuk material kain print, Elima menggunakan teknik handscreen printing yang dikerjakan oleh para pengrajin kain di Bali. Bali selalu menyimpan kenangan tersendiri bagi kami berlima. Kami mengambil seluruh material kain bahkan mengandalkan para penjahit di Bali. Selain itu, ini merupakan dukungan dan bentuk rasa cinta kami kepada Bali untuk terus bangkit dan berkarya," imbuh Fransisca.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Integrasikan Seni

La Vela juga dihiasi lukisan karya Laila Azra, founder Elima lainnya yang juga berprofesi sebagai pelukis. Ia menciptakan motif ombak di pantai Bali untuk koleksi tersebut.

Menurut Laila, ada dua hal yang ingin disampaikannya lewat motif itu. Pertama, ombak menjadi simbol kehidupan manusia yang tidak pernah stagnan sehingga seseorang perlu lincah dalam kehidupannya. "Di lain sisi, ombak dapat menggambarkan lekuk pinggul perempuan yang feminin," imbuhnya.

Selain itu, bunga magnolia yang melambangkan kemurnian, kecantikan, kesetiaan, dan cinta dijadikan motif ikon Elima. Motif yang diolah oleh desainer tekstil Bernadette Putri itu membuat koleksi Elima lebih muda dan kekinian. Keseluruhan proses pembuatan hingga peluncuran memakan waktu sekitar delapan bulan yang melibatkan tiga pihak di tiga wilayah berbeda, yakni Jakarta, Singapura, dan Australia.

"Semuanya dilakukan secara intensif dan menggunakan metode daring, yaitu by zoom, tanpa bertemu secara tatap muka bersama tim TBF Jakarta, namun kordinasi tetap dilakukan di Singapura oleh Co Founder TBF yang juga berlokasi di Singapura," jelas Melinda Babyanna selaku Founder TBF Consultant.

3 dari 4 halaman

Dukung Kampanye No!Go!Tell!

Selain mendukung body positivity, jenama itu mendukung kampanye No!Go!Tell! yang diinisiasi Yayasan Plan Internasional Indonesia. Kampanye itu bertujuan untuk mencegah kekerasan seksual sekaligus memberikan pemulihan bagi penyintas kekerasan seksual terhadap perempuan. 

"Melalui Elima, kami pun ingin mengajak setiap perempuan untuk berani bersuara. Perempuan harus paham bahwa ia berharga, tak ragu memberi penolakan jika tidak nyaman, serta mampu melindungi dirinya," kata Natasya Mahidi, founder jenama itu.

NO! bermakna pahami apa saja bentuk kekerasan seksual dan berani berkata TIDAK jika mengalami kekerasan seksual. Sedangkan, GO! berarti menjauhi pelaku dan pergi dari tempat yang membuat tidak nyaman dan cari tempat yang aman. Terakhir, TELL!, yakni laporkan kejadian kepada pihak atau orang yang dipercaya.

"Melalui kerja sama jangka panjang dengan Elima, bersama-sama kami ingin memastikan bahwa seluruh program kami dapat terlaksana. Dengan demikian, diharapkan tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan, perundungan, hingga pernikahan dini yang bisa merugikan kesehatan fisik dan mental perempuan," jelas Ilyana Nadia Habsyah selaku Corporate and HNWi Engagement Yayasan Plan International Indonesia.

4 dari 4 halaman

4 Tips Jaga Kesehatan Mental

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.