Sukses

Cara Perawatan Injeksi Bantu Perlambat Proses Penuaan Kulit

Di masa pandemi, makin banyak perempuan yang tertarik mencoba perawatan injeksi untuk merawat kulit mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan produk perawatan kulit dan menerapkan gaya hidup sehat merupakan kunci untuk merawat penampilan. Namun, ritual kecantikan yang biasa dilakukan seringkali tak bisa melawan proses penuaan dan degeneratif  sehingga membutuhkan intervensi.

Salah satu intervensi yang dilakukan dokter kecantikan adalah perawatan injeksi. "Selain produk yang dipilih, juga tergantung pada dosis yang kami suntikkan, karena setiap pasien berbeda-beda kebutuhannya," ujar dokter kecantikan di Miracle Aesthetic Clinic, dr. Lanny Juniarti, Dip. AAAM, dalam konferensi pers secara daring yang diselenggarakan ZP Therapeutics, Kamis, 2 November 2021.

"Jadi, perawatan injeksi itu tidak seperti ready to wear. Ini lebih bersifat kebutuhan individu," imbuhnya.

Lanny mengatakan ia selalu menanyakan professi setiap pasien yang datang berkonsultasi. Hal itu diperlukan agar ia bisa memberi rekomendasi sesuai kebutuhan pasien. Jika profesi pasien adalah yang memerlukan ekspresi dalam pekerjaannya, mereka tidak memerlukan dosis yang terlalu tinggi.

"Karena dia bisa menjadi nggak nyaman. Jadi, kami harus menyesuaikan dengan kebutuhan pasien," imbuh Lanny.

Dengan perawatan injeksi yang teratur, seseorang bisa merawat kecantikannya sehingga proses penuaan tidak berjalan terlalu cepat. Situasi pandemi Covid-19 malah mendorong lebih banyak orang yang memanfaatkan layanan perawatan kecantikan khusus.

"Meskipun memang jarang untuk bertemu tatap muka selama pandemi, beberapa pasien saya justru memanfaatkan waktu ini untuk terus meningkatkan kualitas penampilan dengan perawatan injeksi," kata dokter Lanny. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kurangi Risiko Memar

Dokter Lanny mengatakan karena genetik orang berbeda-beda, proses penuaan setiap orang pun berbeda-beda. Perbedaan juga terdapat pada anatomi seseorang sehingga pasien perlu berkonsultasi dulu sebelum memutuskan perawatan itu.

"Dokter akan menggali banyak pertanyaan apa yang diinginkan oleh pasien terhadap prosedur injeksi ini. Kami juga akan menggali apakah sudah ada perawatan-perawatan sebelumnya," tutur Lanny.

Selain itu, dokter juga akan menanyai pasien riwayat konsumsi vitamin atau pengencer darah. Informasi tersebut diperlukan untuk mengurangi risiko memar setelah perawatan injeksi. Ia juga akan menggali apakah kondisi pasien sedang hamil atau merencanakan hamil.

"Jadi, bukan seperti setor wajah, kemudian selesai. Tidak seperti itu," tegasnya. 

3 dari 4 halaman

Edukasi yang Benar

Dengan meningkatnya tren masyarakat yang mengkhawatirkan penampilan mereka selama pandemi, kampanye #StepUpYourBeauty ini ingin menginspirasi dan mengajak lebih banyak masyarakat untuk terus meningkatkan self-care secara rutin. Selain menerapkan gaya hidup sehat, mereka juga bisa mencoba perawatan injeksi, seperti Botulinum Toxin dan Facial Filler.

"Melalui konsultasi yang tepat dengan dokter kecantikan berlisensi, pasien tidak perlu ragu dengan keamanan dan dampak dari perawatan injeksi ini bagi diri mereka," imbuh Chief Operating Officer (COO) of Zuellig Pharma (ZP) Therapeutics Indonesia, Aylie Widjaja.

Aylie berharap kampanye #StepUpYourBeauty dapat berdampak positif pada kualitas hidup pasien yang menerima perawatan ini secara umum karena meningkatnya kepercayaan diri mereka. "Dengan kampanye ini, kami berharap masyarakat mendapat edukasi yang benar. Selain itu juga pasien bisa berkonsultasi dengan dokter yang tepat," tandas Aylie.

4 dari 4 halaman

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.