Sukses

Survei: 4 dari 5 Orangtua Sebut Anak Sekarang Kurang Bersyukur

Orangtua bertanggung jawab mengajarkan anak-anak mereka cara bersyukur.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah survei yang digelar University of Michigan menemukan empat dari lima orangtua menilai anak-anak sekarang tidak cukup bersyukur. Orangtua yang terlibat dalam survei itu mengaku mengajari anak-anak mereka dengan kata-kata ajaib, yakni 'tolong dan terima kasih.'

Namun, hasilnya tak selaras dengan aksi nyata. Anak-anak dan orangtua yang melakukannya semakin sedikit, kata Sarah Clark, peneliti ilmiah di University of Michigan sekaligus wakil direktur polling.

Ia menyebut hampir semua orangtua mengaku sangat mungkin mengajari anak-anak mereka berterima kasih. Sementara, tiga perempat orangtua mengatakan mengajari cara bersyukur adalah prioritas.

Cara yang paling banyak dilakukan orangtua saat mengajari anak-anak mereka bersyukur adalah dengan mengajari dua kata itu, yakni tolong dan terima kasih, diikuti tugas yang harus dilaksanakan. Hanya sepertiga orangtua yang menggunakan strategi seperti berbagi mainan atau pakaian dan beribadah.

"Harapan saya dengan survei ini bisa memicu orangtua berhenti dan memikirkan tentang, 'Apakah kami benar-benar memiliki tujuan saat mengajarkan anak-anak cara bersyukur?,'" ujar Clark, dikutip dari CNN, Selasa (23/11/2021).

Sampel dalam survei itu adalah para orangtua yang memiliki anak berusia 4--10 tahun. Polling itu tidak bertujuan mendefinisikan bersyukur, sehingga para orangtua bisa menginterpretasikannya sendiri.

Hasil survei yang dilakukan di C.S. Mott Children's Hospital itu juga menyediakan lima strategi untuk merawat rasa syukur pada anak-anak. Di dalamnya termasuk mengucapkan terima kasih, mendiskusikan rasa syukur, membantu pekerjaan rumah, berkegiatan sukarela, dan berdonasi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Untuk Kesehatan Mental

Studi menyebut mengekspresikan rasa syukur dapat meningkatkan kesehatan mental, baik untuk anak maupun orang dewasa. Tetapi, anak-anak tak otomatis bisa bersyukur. Clark mengatakan, orangtua memerlukan model dan membuat strategi untuk mengajari anak-anak atas perilaku ini.

Laporan menyebutkan berpartisipasi dalam kegiatan sukarela dan layanan komunitas bisa membantu anak-anak memahami bagaimana semestinya berterima kasih itu. Mereka juga akan mengerti apa yang bisa dilakukan untuk orang lain.

Emily Conder, peneliti ilmiah dan mahasiswa doktoral jurusan psikologi dan pengembangan manusia di Vanderbilt University, mempublikasikan studi tentang bagaimana anak-anak bisa membangun bias negatif terhadap orang-orang setelah mendengar kata-kata negatif. Anak-anak juga dapat perilaku model dari sumber tidak langsung.

"Penting untuk diingat orangtua bahwa contoh itu berasal dari Anda dan dari apa yang ada di TV dan dari sumber lain," kata Conder.

Sementara, Ashley Ruba, peneliti postdoktoral di University of Wisconsin-Madison's Child Emotion Lab menyatakan rasa syukur bisa disosialisasikan seperti orangtua berbicara pada anaknya tentang emosi. "Sebenarnya (bisa) berkomunikasi tentang sesuatu yang Anda syukuri dan mengapa Anda bersyukur atas hal itu," ujar Ruba.

3 dari 4 halaman

Bantu di Masa Pandemi

Masalah emosional dan fisik yang dipicu situasi pandemi membuat tahap kehidupan anak-anak semakin rumit. Analisa yang dipublikasikan pada Agustus 2021 menyebut depresi dan kecemasan yang dialami anak-anak muda meningkat dua kali lipat selama pandemi.

Ruba menyebut isolasi sosial dan kehilangan masa sekolah dapat sangat menakutkan untuk anak-anak yang lebih muda. Mendiskusikan perasaan anak-anak dan membuat jurnal rasa syukur bisa membantu mengatasinya, meski masa pandemi tidak mudah bagi para orangtua.

"Kami menanyai banyak orangtua. Mereka melakukan banyak hal, tapi itu juga tahun yang berat untuk anak-anak sehingga tak apa-apa untuk sedikit melonggarkan aturan," kata Clark.

"Tetapi, jangan sampai mengabaikan tanggung jawab orangtua atas hal-hal yang harus Anda ajarkan kepada anak-anak Anda," imbuhnya.

4 dari 4 halaman

5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.