Sukses

Perempuan Kanada Bagikan Pengalaman Setop Oles Krim Steroid, Air Terasa Asam di Kulit

Perempuan Kanada itu merasakan efek buruk menyetop penggunaan krim steroid hingga lebih dari enam bulan lamanya.

Liputan6.com, Jakarta - Brittany Stephens (27) membagikan pengalaman buruknya terkait efek samping penggunaan krim berbahan steroid. Perempuan yang tinggal di Ottawa, Kanada itu pertama kali diresepkan krim bersteroid untuk mengatasi eksim masa kecilnya. Ia mudah teriritasi sebagai dampak alergi terhadap beberapa jenis makanan, seperti telur, produk susu, dan kacang-kacangan.

Setelah menggunakannya rutin selama dua tahun, ia mulai mengaplikasikannya hanya di musim dingin. Ia berharap krim itu bisa membantu mengatasi kemerahan ringan di kulit karena cuaca dingin. Namun ketika ia mulai mengaplikasikannya ke seluruh tubuh, kulitnya bereaksi tak biasa. 

Eksim yang diidapnya kembali dengan kondisi yang lebih parah. Dari kulit yang mengalami kemerahan ringan dan kering menjadi 'seperti terbakar' dan menyebar ke tangan, kaki, dan wajah. Ia menyebutnya seperti semerah tomat.

"Itu gejolak terburuk sepanjang hidupku," kata Brittany yang berprofesi sebagai petugas penyedia, dikutip dari Daily Mail, Selasa (23/11/2021).

"Kulitku berubah merah sekali. Aku merasa seperti terbakar meski sebenarnya di dalam tubuhku dingin. Tubuhku bergetar terus menerus, penglihatanku bermasalah, dan air terasa seperti asam di kulit," sambungnya.

Setelah itu, kulitnya mulai mengelupas. Ia mengaku sulit bergerak. Kulitnya mulai mengeluarkan cairan dan terasa perih di sekitar mata dan bibir. Hal itu membuatnya kesulitan makan.

"Aku tak bisa tidur berjam-jam setiap malam karena gatal dan ingin digaruk, itu tak tertahankan," kata Brittany.

Ia pun mulai mencari tahu apa yang dialaminya. Ia menemukan komunitas orang-orang sesama penderita akibat berhenti menggunakan krim steroid. Mereka menerangkan sejumlah gejala yang akan dialami pengguna krim steroid setelah berhenti menggunakannya, termasuk kering, kemerahan, dan bersisik yang bisa sangat menyakitkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengaruhi Kepercayaan Diri

Brittany memutuskan untuk melewati proses tak menyenangkan itu sembari berharap kulitnya benar-benar sembuh dan tak lagi tergantung pada steroid. Meski tahu kondisi kulitnya akan memburuk sebelum akhirnya membaik, ia tak tahu apa yang harus dihadapi selama proses yang memakan waktu berbulan-bulan.

"Aku berjuang melihat diriku sendiri di cermin. Sangat sulit merasa cantik, tetapi kekasihku sangat suportif dan mengatakan padaku aku tetap cantik," ucap Brittany.

Ia mengaku selama proses itu, ia membutuhkan banyak dukungan. Ia pun kembali ke rumah orangtuanya. Kadang-kadang ia memerlukan bantuan untuk keluar masuk kamar, untuk mandri, memakaikan pakaian, hingga makan. 

Ia berharap proses pelik yang dialaminya bisa tuntas dalam waktu singkat. Namun, harapannya tidak jadi kenyataan. Proses penyembuhan itu membutuhkan waktu lebih dari enam bulan.

"Aku tak menyadari efek samping steroid selain bisa menipiskan kulit dan mengurangi paparan matahari untuk meminimalkan dampak dari krim steroid. Butuh waktu setahun agar kulitku benar-benar pulih untuk penggunaan krim steroid kurang dari tiga bulan," ujarnya.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Hasil Manis

Pada Juli 2020, kulit Brittany akhirnya membaik dan ia terbebas dari kondisi yang menyakitkan. "Sekarang aku hanya mengalami eksim ringan di mata dan leherku selama musim dingin, tetapi tidak gatal. Kulitku bisa sedikit mengelupas tetapi secara keseluruhan aku tak menyadarinya dan tidak berdampak pada hidupku sehari-hari."

Ia mengaku proses panjang yang dialaminya membuatnya semakin menghargai tubuhnya. "Aku belajar tentang tak peduli atas penampilan tubuhku dan gerakan netralitas tubuh," ucapnya.

Ia berharap akan ada lebih banyak riset berkaitan krim bersteroid sehingga bisa mengatasi kebingungan pengguna. Ia juga mengapresiasi orang-orang yang melalui kondisi itu tanpa dukungan sekitarnya sebagai pejuang sebenarnya. Itu karena sangat sulit mengekspresikan sakit yang sebenarnya selama melewati kondisi tersebut.

"Aku bersyukur untuk koneksi itu yang membawaku kepada tubuhku dan atas orang-orang di sekelilingku."

4 dari 4 halaman

5 Khasiat Madu untuk Kecantikan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.