Sukses

Minat Kaum Gen Z Indonesia Jadi Pemilik Brand Fesyen Meningkat

Era digital memengaruhi pola pikir kaum Gen Z di Indonesia terkait pilihan mereka mengambil studi formal tentang fashion.

Liputan6.com, Jakarta - Ada minat yang berbeda di kalangan generasi Z (Gen Z) saat memutuskan mengambil studi jurusan fesyen. Dibandingkan generasi sebelumnya, mereka ternyata lebih berambisi menjadi entrepreneur dengan mendirikan brand fesyen milik sendiri.

Hal itu diungkapkan Aimee Suksesna, USG Head of BSD Campus, dalam jumpa pers Media Briefing Fashion Program, Kamis, 4 November 2021. "Untuk enthusiastic-nya masih ke fashion, tapi (sekarang) lebih nyarinya ke sold fashion," kata dia.

Ia tak menampik masih banyak lulusan fesyen tetap ingin bekerja di brand internasional. Namun, pola pikirnya bukanlah untuk seterusnya menjadi pekerja, melainkan mencari pengalaman sebanyak-banyaknya sebelum mereka merintis bisnis sendiri.

Meningkatnya minat anak-anak muda untuk menjadi fashionpreneur itu, sambung dia, tak terlepas dari perkembangan digital. Jika dulu para desainer membutuhkan investasi fisik yang cukup besar, seperti membuka toko, anak muda saat ini sudah bisa menjual produknya melalui toko online.

"Sesuai dengan karakter Gen Z sekarang, mereka maunya membuka clothing line sendiri dan kebanyakan sekarang ready to wear, line-nya," imbuh Aimee.

Peminat studi jurusan fashion, merujuk mahasiswa UIC College, kata Aimee, masih didominasi warga Jakarta dan sekitarnya. Tapi, terungkap pula bahwa anak-anak muda dari Medan menunjukkan minat yang tinggi terhadap jurusan ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyesuaian Kurikulum

Mengingat tujuan utama mereka belajar adalah untuk merintis bisnis sendiri, siswa akan mencari jurusan yang menyediakan ilmu-ilmu tentang fashion secara komprehensif. Karena itu, UIC College sebagai salah satu program pendidikan menyusun kurikulum fashion yang sesuai.

"Kurikulum kami dibuat agar siswa tidak saja belajar teori dan praktek tetapi juga membekali dengan ilmu bisnis," kata Aimee.

Pada tahun pertama, siswa akan mempelajari Professional Development, Contextual Studies, Individual Project (Pearson Set), Techniques and Process, Computer Aided Design (CAD), Fashion and Textile Practices, Pattern Cutting and Garment Making, serta Visual Merchandising di  tahun pertama kuliah. Di tahun berikutnya, mereka akan mendapatkan pengetahuan mengenai Creative Entrepeneurship, Professional Practice, Applied Practice Collaborative Project, Advanced Fashion Studies, Branding and Identity, Styling, serta Conceptual Practices.

Dengan mengambil program UIC College, selepas SMA siswa/i dapat menyelesaikan studi semua mata kuliah yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gelar Bachelor (S1) melalui beragam program studi. UIC College menggandeng Manchester Metropolitan University (MMU) untuk membantu siswa mendapatkan pengalaman belajar di luar negeri.

"Hanya dengan dua tahun sertifikat Higher Diploma BTEC HND dari Pearson UK yang dijalankan di Indonesia dengan kurikulum dan metode pengajaran yang diambil dari UK, siswa akan hemat waktu dan tinggal menyelesaikan satu tahun terakhir di UK," imbuh Aimee yang juga menjadi Head of BTEC Programs tersebut.

Ia menambahkan para siswa juga akan belajar mandiri dan memecahkan masalah sendiri, meningkatkan kepercayaan diri, kebebasan untuk berkembang, serta kaya akan pengalaman internasional dan pengetahuan dunia luar.

3 dari 4 halaman

Industri yang Kompleks

Sementara itu, Regional Development Manager of South East Asia and Africa Catherine Oram sebagai perwakilan MMU mengatakan, bahwa industri fashion merupakan industri yang kompleks. Banyak elemen yang harus dipelajari untuk memahami perjalanannya dari hulu ke hilir, dan Inggris menawarkan kesempatan untuk mahasiswa mendapatkan pengalaman tersebut.

"Menjamurnya perusahaan–perusahaan besar ternama yang memilih untuk berpusat di sini, menjadikan Inggris sebagai negara multikultur yang tetap dilirik para pelajar Internasional yang ingin memperkaya pengalaman serta wawasan global sebagai pintu karir masa depan mereka," ia beralasan.

Di sisi lain, Aimee menyebut bahwa talenta berkualitas akan membuat industri kreatif Indonesia bisa bersaing di dunia. Terlebih, Indonesia punya potensi luar biasa dari sisi budaya dan kekayaan alam.

"Masih banyak kekayaan terpendam di Indonesia yang belum terekspos di mata dunia. Dengan kemampuan kreativitas dan wawasan global, diharapkan para siswa kami akan menjadi salah satu anak Indonesia yang menembus pasar internasional," ucapnya. 

 

4 dari 4 halaman

6 Fakta Menarik tentang Fashion

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.