Sukses

Tempe For The World, Rencana Besar Indonesia Bawa Tempe ke Tingkat Global

Kemenparekraf menantang komunitas tempe untuk membuat produk superfood yang berbahan tempe.

Liputan6.com, Jakarta - Tempe mendoan dinyatakan sebagai warisan budaya takbenda dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2021 yang digelar Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi di Jakarta pada 26--30 Oktober 2021. Kuliner Banyumas itu masuk dalam kategori Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional.

"Penetapan itu setelah melalui proses pengusulan pada 2020," kata Kepala Seksi Nilai Tradisi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Mispan, di Purwokerto, Banyumas, Sabtu, dilansir Antara, Minggu, 31 Oktober 2021.

Lalu, bagaimana reaksi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga membidangi kuliner sebagai salah satu sub-ekonomi kreatif? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan sedang mempersiapkan berbagai langkah untuk menjadikan tempe sebagai daya tarik wisata gastronomi.

"Gastronomy-based tourism bisa dikembangkan berbasis tempe karena variasinya banyak sekali, dan tempe favorit di berbagai belahan dunia," kata Menparekraf dalam Weekly Press Briefing, Senin, 1 November 2021.

Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak menambahkan, bahwa tempe akan dipromosikan secara integral dalam Indonesia Spice Up The World. Pihaknya menggandeng komunitas Fermenusa untuk menyiapkan sejumlah materi kampanye tentang tempe.

"Kita sudah merencanakan untuk di tahun 2022 melakukan beberapa kegiatan, mulai dari kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan perwakilan negara-negara sahabat di Indonesia dan nanti kita gabungkan dengan menciptakan materi-materi kampanye tempe," ia menerangkan.

Josua menyatakan tujuan utama dari kampanye tempe itu pada akhirnya adalah untuk membawa tempe ke pasar global. Mulai dari hulu sampai hilir yang berkaitan dengan tempe disiapkan agar bisa terdistribusi ke pasar global.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Superfood

Josua juga menantang sejumlah pihak yang memiliki perhatian terhadap tempe untuk menciptakan kreasi yang menjadikan tempe sebagai superfood. Sebagai makanan yang kaya protein, tempe banyak dikonsumsi oleh atlet atau penggemar olahraga.

"Bagaimana tempe bisa diciptakan jadi makanan sehat, seperti fitbar tapi dari tempe," sambung dia.

Ia juga mendorong pengembangan produk turunan lain dari tempe. Salah satunya menjadikan tempe sebagai kudapan yang dikemas menarik dan bisa didistribusikan secara global.

"Kita akan ketemukan komunitas tempe dengan produsen makanan sehat yang siap masuk ke industri," sambung dia.

3 dari 4 halaman

Pengajuan ke UNESCO

Sementara, itu upaya Indonesia mendapatkan pengakuan tempe sebagai warisan budaya takbenda UNESCO masih harus melalui perjalanan panjang. "Karena pandemi COVID-19, belum ada perbincangan lagi dengan Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Tahun ini bakal diajukan lagi," kata Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Hardinsyah, melalui sambungan telepon pada Liputan6.com, Kamis, 7 Januari 2021.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemdikbud, Hilmar Farid. Ia mengatakan bahwa tempe sudah pernah dibahas dalam sidang tingkat nasional untuk diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya takbenda, tetapi pemerintah akhirnya 'mendahulukan' gamelan.

Menurut Farid, usulan pendaftaran tempe sebagai warisan budaya takbenda selalu dibuat komunitas pendukung. Mereka kemudian akan mempresentasikan di hadapan tim penilai yang terdiri dari para pakar.

Dengan didaftarkan sebagai warisan budaya takbenda, akan membuat tempe yang awalnya dianggap makanan kelas dua menjadi sesuatu yang keren. Apalagi, orang di luar negeri banyak mengakui tempe sebagai super food.

4 dari 4 halaman

Diplomasi Indonesia via Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.