Sukses

12 Inovator dalam Pengelolaan Sampah Plastik Dapat Banyak Pencerahan di Program IPCIC

Para pengelolaan sampah plastik mengikuti acara Graduation Ceremony secara online, Kamis (28/10/2021).

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 12 inovator dari dalam dan luar negeri telah mengikuti program tantangan inovasi koleksi plastik (Informal Plastic Collection Innovation Challenge/IPCIC) selama empat bulan. Mereka mendapat banyak insight atau pencerahan usai mengikuti program tersebut.

Dari 12 inovator tersebut enam berasal dari Indonesia, sedangkan enam lainnya dari luar negeri. Mereka yang berasal dari Indonesia adalah Rekosistem, Griya Luhu, Octopus, Kabadiwalla Connect, Plastic Bank, Duitin. Sementara dari luar negeri adalah Seven Clean Seas, SecondLife, NEPRA, Empower, The Kabadiwala, dan TrashCon.

"Saya sangat senang dengan grant ini. Saya nggak menyangka bisa menerimanya," ucap Mandhara dari Griya Luhu dalam IPCIC Graduation Ceremony yang berlangsung secara daring, Kamis (28/10/2021). Griya Luhu merupakan komunitas sistem bank sampah digital.

Hal senada disampaikan oleh Nico dari Octopus. Ia mengataka mendapat banyak insight dalam mengikuti program ini.

"Program ini akan membantu kami agar bisa berkembang lagi di masa depan," ungkap Nico. Octopus merupakan aplikasi yang memungkinkan penggunanya menyetorkan kemasan bekas pakai untuk didaur ulang

Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC), kerja sama antara Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP) dengan World Economic Forum, UpLink dan Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA). Sementara program Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC) diluncurkan pada Maret 2021.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jalani Pelatihan

Selama empat bulan tersebut, 12 inovator lokal dan internasional itu telah menjalani pelatihan, pendampingan, dan pembangunan kemitraan. Hal itu dilakukan untuk mempertajam solusi mereka guna meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik dengan mengoptimalkan penghidupan, transparansi, kapasitas, serta peran sektor informal di Indonesia.

“Kami sangat menghargai kemitraan dan komitmen yang terbentuk dalam waktu singkat. Kami berharap kolaborasi ini akan menggerakan perubahan sistemik di sektor pengelolaan sampah, dan berkontribusi terhadap pengurangan 70 persen sampah plastik pada tahun 2025,” kata Manajer Program di OPPA, Duala Oktoriani.

Untuk mempercepat solusi di lapangan, inovator terpilih akan didukung dengan hibah total 45 ribu dolar AS atau sekitar Rp640 juta kepada Duitin, Empower, Griya Luhu, Plastic Bank, Rekosistem, The Kabadiwala.

"Kami berharap program ini akan menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang ekonomi sirkular di Indonesia dan mempromosikan manfaat dari penggunaan produk daur ulang. Inovasi hebat membuat masa depan ekonomi sirkular yang lebih baik," kata Chief Sustainability Officer di Indorama Ventures, Yash Lohia.

Kolaborasi juga merupakan kunci untuk mendorong perubahan ini. “Indonesia membutuhkan solusi inovatif yang akan meningkatkan dan mendukung lebih baik sektor sampah informal, dan tim IPCIC berharap dapat mendukung inisiatif lain di masa depan,” kata Manajer Program di OPPA, Klaus Oberbauer.

3 dari 4 halaman

11 Kemitraan

Tim IPCIC dengan bangga mengumumkan 11 kemitraan yang terbentuk selama program, yaitu:

1. Duitin - Griya Luhu: Menghubungkan Duitin pickers ke bank sampah Griya Luhu

2. Duitin - LPBI NU: Pengelolaan sampah untuk komunitas LPBI NU dan insentif akan disumbangkan kembali ke masjid

3. Duitin - Sampangan - Softex Kimberly Clark: Pengelolaan limbah popok dan pembalut

4. Duitin - The Kabadiwala: Kolaborasi untuk meningkatkan teknologi dalam pengumpulan sampah plastik

5. Duitin - Unilever Foundry: Digitalisasi bank sampah di wilayah Jawa-Bali

6. Empower - Geledek: Menciptakan ekosistem pengumpulan sampah plastik dengan menyertakan aspek keterlacakan dan transparansi

7. Griya Luhu - Bank Sampah Induk Surabaya: Digitalisasi sistem operasional Bank Sampah Induk Surabaya melalui aplikasi Griya Luhu

8. Octopus - Prof. Enri Damanhuri (ITB): Prof. Enri Damanhuri bergabung dalam dewan penasihat Octopus

9. Rekosistem - Aqua: Pemasangan rebox (reverse vending machine) baru melalui pendanaan dari Aqua untuk mengumpulkan lebih banyak botol plastik dari konsumen

10. Rekosistem - Bank Sampah Induk Surabaya - Robries: Kerja sama dalam pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah plastik

11. Rekosistem - Gojek: Layanan pengambilan sampah dari cloud kitchen Gojek

4 dari 4 halaman

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.