Sukses

Hong Kong Luncurkan Tur Tidur di Bus, Targetkan Warga yang Sering Insomnia

Warga yang ikut tur Sleeping Bus di Hong Kong itu boleh membawa selimut dan bantal sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Hong Kong termasuk kota dengan rata-rata jam kerja per minggu yang tinggi. Normalnya, seseorang bekerja 44 jam dalam seminggu, tetapi Hong Kong memiliki lebih dari 48 jam per minggu. Maka itu, risiko warga kelelahan sangat tinggi

Dari sederet cara mengusir penat, salah satu yang terbaru dihadirkan melalui layanan Sleeping Bus Tour. Tur ini menawarkan layanan tidur siang untuk warga yang butuh beristirahat. 

Frankie Chow, founder dari Ulu Travel, penyedia layanan itu mengatakan, banyak warga Hong Kong yang merasa stres karena pekerjaan mereka dan membutuhkan ruang untuk tidur, tetap tempat tinggal mereka mereka terlalu kecil.

"Beberapa orang mungkin harus berbagi tempat tinggal dengan keluarga mereka, yang mungkin bukan lingkungan yang baik untuk istirahat yang baik," ujar Chow, dilansir dari Washington Post, Kamis, 28 Oktober 2021.

Cow menambahkan, sebuah survei yang dilakukan Pusat Komunikasi dan Survei Opini Publik Hong Kong di Universitas China Hong Kong pada 2020, mengungkapkan hampir dari tujuh dari sepuluh responden mengalami insomnia. Sebanyak 60 persen di antaranya mengaku tidak bisa tidur karena situasi pandemi dan kerusuhan sosial pada beberapa tahun terakhir.

Sebanyak 40 persen responden mengatakan stres karena bekerja dan pekerjaan sekolah sehingga memengaruhi kualitas tidur. Banyak masyarakat Hong Kong yang tinggal di gedung bertingkat dengan tempat berukuran kecil dan suara konstruksi yang bising terdengar sepanjang hari.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sumber Inspirasi

Inspirasi tur itu datang dari kecenderungan warga Hong Kong yang tertidur di angkutan umum, seperti komuter, saat di perjalanan menuju lokasi yang dituju. Maka, pengelola tur menargetkan masyarakat yang mudah tertidur selama perjalanan jauh.

"Ketika kami brainstorming ide perjalanan baru, saya melihat di postingan media sosial dari teman saya yang mengatakan bahwa dia stres dengan pekerjaannya," ujar Kenneth Kong, manajer pemasaran dan pengembangan bisnis Ulu Travel dan penanggung jawab bus.

"Dia tidak bisa tidur di malam hari. Tapi ketika dia bepergian dengan bus, dia bisa tidur nyenyak," ujar Kong.

Penjualan tiket pertama Tur Sleeping Bus yang berlangsung pada Sabtu, 16 Oktober 2021, terjual habis. Penumpang akan menerima goodie bag yang berisi alat bantu tidur, seperti penutup mata dan penutup telinga untuk membantu mereka agar tidur lebih nyaman. Penumpang juga diperbolehkan untuk membawa bantal, selimut, dan sandal tidur untuk berkeliling kota menggunakan bus selama lima jam.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Harga Tiket

Melihat situs Ulu Travel, tiket Tur Sleeping Bus dibanderol mulai dari 129 dolar Hong Kong atau hampir mencapai Rp236 ribu, tergantung dari paket yang dipilih. Tur yang berlangsung setiap Sabtu itu juga berhenti di berbagai lokasi yang berbeda, sehingga penumpang dapat mengambil foto tempat-tempat indah, seperti pemandangan kota di Pulau Lantau dan area perawatan pesawat dekat Bandara Hong Kong.

Salah satu penumpang yang menggunakan jasa tur ini adalah Anson Kang. Ia menganggap ide Tur Sleeping Bus merupakan ide yang bagus dan melebihi ekspektasinya. "Saya menderita insomnia, jadi saya di sini mencoba untuk tidur," ujarnya.

Penumpang lainnya, Marco Yung, mengatakan tur ini merupakan sebuah kesempatan yang bagus untuk beristirahat, terlebih, dirinya suka tertidur ketika melakukan perjalanan jauh. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

3 Manfaat Tidur Cukup Cegah Risiko Penularan Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.