Sukses

Jokowi Bagikan 3 Rekomendasi Kuliner Legendaris di Makassar

Ada beragam kuliner legendaris yang memanjakan lidah di Kota Makassar. Apa saja pilihan Presiden Jokowi?

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali membagikan unggahan terbaru di akun Youtube ‘Presiden Joko Widodo”. Kali ini, ungggahannya membahas tentang aneka kuliner di Makassar, Sulawesi Selatan.

Ada beragam kuliner legendaris yang memanjakan lidah di Kota Makassar. Selain makanan laut, hidangan berbahan daging sapi yang dimasak dengan berbagai cara juga bisa menjadi pilihan jika Anda datang ke kota Anging Mammiri tersebut.

Mantan Wakil Walikota Makassar, Dr. H Syamsu Rizal, mengungkap jika budaya kuliner di Makassar punya keunikan tersendiri, yaitu masyarakat agraris suka dengan cita rasa yang pedas dan masyarakat maritim itu suka sambal yang manis.

"Masyarakat mengekspresikan dirinya itu dengan hobi makan. Karena memang orang Bugis Makassar itu terkenal dengan kepandaiannya memasak, kekuatannya makan, dan kesenangannya menikmati kuliner," jelas Syamsu dalam unggahan pada 22 Oktober 2021.

Jadi, tak heran jika Kota Daeng tersebut juga dikenal sebagai surga kuliner bagi para warga lokal maupun para wisatawan. Bahkan, Presiden Jokowi mengatakan jika dirinya juga selalu menyempatkan diri untuk berwisata kuliner di Kota Makassar di tengah kesibukannya melakukan tugas negara.

"Setiap kali datang ke Makassar, yang terbayang adalah makanan-makanan khas yang nikmat di lidah. Kota ini begitu kaya akan makanan dengan aneka rasa dan isi. Ada coto makassar, sop konro, sop saudara, ikan bakar, dan lain-lain. Semuanya enak. Semuanya khas. Makanan Makassar membuat kita rindu untuk kembali datang ke kota ini," tulis keterangan video bertajuk @JKWKULINER MAKASSAR EPISODE 1 itu.

Berikut tiga rekomendasi tempat kuliner dari Jokowi yang bisa Anda masukkan dalam daftar wajib kunjung saat berlibur ke Makassar.

1. Konro Karebosi

Restoran satu ini didirikan di lapangan Karebosi pada 1968. Menurut Muhammad Dhani Omara Labarani, cucu dari pemilik Konro Karebosi, Konro artinya tulang 'pakon roang' atau yang tidak bisa dipakai. "Kakek saya melihat ada potensi untuk bisa dijual, akhirnya diolah jadi konro. Karena orang Makassar itu suka makan daging, dari sarapan daging sampai mau tidur lagi daging, jadi tak heran kalo orang Makassar suka makan konro," terang Dhani.

Konro sendiri hanya menjual sop konro dan konro bakar. Keduanya sama-sama disantap dengam tambahan kuah kaldu. Namun bedanya, konro bakar kuahnya disajikan secara terpisah, sedangkan sop konro disajikan dengan digabungkan.Keistimewaan menu

Konro Karebosi adalah dimasak menggunakan metode slow cooker, yakni tekni memasak dengan api kecil dengan kurun waktu 4-5 jam. Setelah itu, konro baru bisa disajikan agar bumbunya lebih meresap. "Kalau yang dibakar hampir sama, cuma perbedaannya hampir sedikit lebih lama daripada yang sop. Karena kalau konro bakar itu harus lebih empuk," jelasnya lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Aroma Coto Gagak

Nama gagak, kata Hj. Suharni, pemilik Aroma Coto Gagak, diambil dari nama jalan di mana kedai tersebut berada. Awalnya, suaminya memang sudah berjualan coto Makassar di kawasan Mariso pada 1970.Kini, coto Makassar buatannya telah dikenal luas di Makassar.

Mereka memiliki keunikan tersendiri, yaitu makanan dimasak dengan kayu bakar.yang menyala terus, rasanya jadi beda karena langsung dari bahan alami. Selain daging sapi, coto Makassar di kedai ini juga menyajikan potongan jeroan seperti hati, jantung, paru, babat, limpa dan babat.

"Pengunjung bisa memilih sendiri sesuai selera. Sesudah disiapkan semua, nanti pelanggan sendiri yang ukur, mau kecut, mau manis, itu terus dipasangkan dengan ketupat," terangnya. Dalam video juga diperlihatkan saat Jokowi mampir ke warung makan tersebut, beberapa tahun lalu.

3 dari 4 halaman

3. Sop Saudara Andalas 65

Warung yang sudah ada sejak 1957 ini merupakan milik H Abdullah yang awalnya bekerja sebagai karyawan di sebuah restoran sup. Setelah tahu mengenai cara membuat sup, ia pun berniat untuk membuka usahanya sendiri.

"Saya minta dengan hormat kepada saya punya bos, saya mau bikin sendiri. Saya dulu pertama di pinggir jalan pakai tenda-tenda. Memang hobi saya itu ya masak," ucapnya.

Selama 60 tahun, H. Abdullah masih turun tangan untuk urusan dapur sampai sekarang. Hal itu dilakukan untuk memastikan rasa supnya tak berubah sejak puluhan tahun lalu.Sop Saudara Andalas 65 menyajikan sup daging sapi. Selain itu, mereka juga menyajkan potongan jeroan seperti paru, hati, dan jantung.

 

 

Kalau enggak sempet masak sendiri, yuk PO saja di ManisdanSedap, banyak masakan rasa rumahan yang pas buat lauk makan siangmu. Berasa dimasakin ibu.

Yuk PO Sekarang di ManisdanSedap!

4 dari 4 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.