Sukses

Reaksi Perburuan Brutal, Gajah-Gajah Berevolusi untuk Tidak Memiliki Gading

Proporsi gajah betina tanpa gading meningkat lebih dari tiga kali lipat antara tahun 1972 dan 2000.

Liputan6.com, Jakarta - Gading adalah salah satu ciri khas gajah yang membantunya mengangkat dahan yang berat, menumbangkan pohon, mengupas kulit kayu, berkelahi, dan menggali lubang untuk menemukan air. Tapi, mengutip CNN, Sabtu, 23 Oktober 2021, semakin banyak gajah betina di Taman Nasional Gorongosa Mozambik lahir tanpanya.

Para ilmuwan mengatakan ini adalah reaksi evolusioner terhadap pembunuhan brutal gajah untuk diambil gadingnya selama perang saudara 15 tahun di negara itu. Para ahli gajah yang bekerja di taman nasional mulai memperhatikan fenomena tersebut setelah perang berakhir pada 1992.

Data lapangan dan analisa rekaman video menemukan, proporsi gajah betina tanpa gading meningkat lebih dari tiga kali lipat antara tahun 1972 dan 2000. Itu adalah periode populasi gajah anjlok dari sekitar dua ribu jadi hanya sekitar 250 individu, kata Ryan Long, seorang profesor ilmu satwa liar di Universitas Idaho.

"Selama perang, Gorongosa pada dasarnya adalah pusat geografis konflik," kata Long. "Akibatnya ada sejumlah besar tentara di daerah itu dan banyak motivasi terkait untuk membunuh gajah dan menjual gadingnya demi membeli senjata dan amunisi. Tingkat perburuan yang dihasilkan sangat intens."

Para ilmuwan sekarang memiliki pemahaman lebih baik tentang dasar genetik gading dan mengapa hal itu tampaknya hanya memengaruhi gajah betina, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science pada Kamis, 21 Oktober 2021. Analisa menunjukkan bahwa gajah betina tanpa gading lima kali lebih mungkin bertahan hidup selama periode 28 tahun.

Karena itu, adaptasi dinilai sangat tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Gading memang terbentuk secara alami, dan hanya pada gajah betina, meski tidak ada perburuan, tapi biasanya hanya pada sebagian kecil gajah. Di Gorongosa pada 1970-an, 18,5 persen gajah betina tidak memiliki gading, sementara tiga dekade kemudian 51 persen memilikinya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bagaimana dengan Gajah Jantan?

Long mengatakan, "Evolusi hanyalah perubahan karakteristik yang dapat diwariskan dalam suatu populasi selama beberapa generasi, dan berdasarkan hasil penelitian kami, pergeseran ke arah gading di antara gajah betina di Gorongosa sangat cocok dengan definisi ini."

"Fakta bahwa itu terjadi begitu cepat memang jarang, dan merupakan fungsi langsung dari kekuatan seleksi," paparnya. "Dengan kata lain, itu terjadi begitu cepat karena betina tanpa gading memiliki kemungkinan jauh lebih tinggi untuk selamat dari perang, dan dengan demikian, potensi jauh lebih besar untuk mewariskan gen mereka ke generasi berikutnya."

Lalu, bagaimana dengan gajah jantan? Setelah mengambil sampel darah dari 18 gajah betina, dengan dan tanpa gading, para peneliti mengurutkan genom mereka. Pihaknya menemukan, betina tanpa gading memiliki variasi genetik di wilayah kromosom X yang sangat spesifik, yang berperan dalam perkembangan gading.

"Gajah betina memiliki dua kromosom X. Pada gajah betina tanpa gading, salah satu dari kromosom itu 'normal' dan yang lainnya berisi 'informasi yang dihapus,'" Long menjelaskan.

3 dari 4 halaman

Analisa Diet pada Gajah Betina Tidak Bergading

Long memaparkan, "Ketika seekor (gajah) betina tanpa gading mengandung keturunan jantan, individu itu memiliki kesempatan 50/50 untuk menerima kromosom X yang terpengaruh dari ibunya. Jika menerima kromosom 'normal,' ia akan bertahan dan dilahirkan dengan informasi genetik yang diperlukan untuk menghasilkan gading."

Namun, jika janin gajah jantan menerima kromosom dengan varian genetik, ia mati di dalam rahim karena varian yang menghasilkan gading betina mematikan bagi jantan, kata Long. Mekanisme genetik dan perkembangan yang menyebabkan gading pada gajah betina dan hilangnya gajah jantan selama kehamilan 22 bulan gajah belum dipahami, menurut penelitian tersebut.

Jumlah gajah telah pulih di Gorongosa, jadi sekitar 800 individu, kata Long. Tidak memiliki gading tampaknya tidak menghalangi gajah betina secara signifikan, tapi ini adalah sesuatu yang ingin dipelajari lebih lanjut oleh para peneliti.

Ia mengatakan analisa diet menunjukkan bahwa betina tanpa gading makan lebih banyak rumput. "Populasinya baik-baik saja dan ada banyak gajah tanpa gading. Mereka jelas telah beradaptasi dengan kehidupan tanpa gading, tapi banyak yang tidak kita ketahui," tandasnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Film Bertema Masa Depan Bumi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.