Sukses

Meghan Markle Kirim Surat Terbuka ke DPR dan Senat AS, Minta Kebijakan Cuti Berbayar untuk Semua Orangtua

Dalam surat yang ditujukan kepada Ketua DPR dan Senat AS itu, Meghan Markle menyebut diri sebagai Duchess of Sussex.

Liputan6.com, Jakarta - Meghan Markle kembali membuat berita. Kali ini tentang surat terbuka yang ditujukannya kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Senator Chuck Summer. Di dalam surat itu ia meminta agar para orangtua diberikan tunjangan cuti melahirkan.

Meghan yang menyebut diri Duchess of Sussex menuliskan, bahwa sebagai ibu, ia menilai pandemi berperan dalam mengungkap 'garis patahan di dalam masyarakat. Ia mencatat jutaan perempuan yang terpaksa berhenti bekerja karena harus mengurus anak-anak mereka berada di 'tingkat mengkhawatirkan'.

"Ibu atau orangtua bekerja sering menghadapi konflik antara harus ada (untuk anak mereka) atau dibayar. Mengorbankan salah satunya berdampak besar," tulis Meghan, dilansir dari Independent, Kamis (21/10/2021).

Ia pun menuliskan pengalaman masa kecilnya. Ia mengenang betapa beruntungnya bisa makan salad seharga 4,99 dolar AS karena ia menyadari seberapa keras orangtuanya bekerja.

"Aku paham bagaimana kerasnya orangtuaku bekerja untuk menanggung ini karena bahkan makan di luar seharga lima dolar AS adalah sesuatu yang spesial, dan aku beruntung," lanjut dia, sebelum menuliskan bahwa ia pun mulai bekerja saat berusia 13 tahun.

Dalam surat yang berkop surat House of Duke and Duchess Sussex itu, perempuan birasial tersebut juga menyinggung tentang kelahiran anak keduanya, Lilibet, pada Juni 2021. Ia memahami bahwa banyak orangtua tak bisa menghabiskan bulan-bulan pertama di rumah dengan bayinya tanpa mengkhawatirkan rencana kembali bekerja.

"Seperti orangtua lain, kami sangat bahagia. Seperti orangtua lain, kami kewalahan. Seperti sedikit orangtua, kami tidak harus berkonflik dengan realita yang keras antara menghabiskan bulan-bulan kritis dengan bayi kami atau kembali bekerja," tulis Meghan. "Kami tahu kami bisa membawanya pulang, dan di tahap yangvital itu, mencurahkan segalanya untuk anak-anak dan keluarga kami."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pendapat Meghan

Ia pun menyinggung hak istimewa yang didapatkannya sebagai orangtua dengan kelebihan kekayaan. "Kami tahu dengan melakukannya, kami tak perlu membuat pilihan yang tak mungin antara perawatan anak, bekerja, dan biaya medis, yang kebanyakan mereka harus melakukannya setiap hari.

Menurut Meghan, semestinya tidak sseorang pun menghadapi keputusan yang sulit. Ia pun berpendapat bahwa orang Amerika tidak perlu melalui hal itu bila tersedia rencana cuti berbayar yang komprehensif.

Meghan pun menilai bahwa dengan mengimplementasikan cuti berbayar bagi orangtua, dapat berdampak positif kepada negara. "Dengan menjadikan cuti berbayar sebagai hak, kita membuat fondasi yang membantu mengatasi masalah kesehatan mental, biaya perawatan kesehatan, dan kekuatan ekonomi di garis awal," tulisnya.

Ibu dua anak itu juga menyinggung bahwa banyak negara sudah mengimplementasikan kebijakan tersebut. Ia pun membandingkan kebijakan kontras di AS, yakni tidak ada jaminan secara federal bagi satu orang pun agar cutinya berbayar.

 

 

3 dari 4 halaman

Kebijakan Memprioritaskan Keluarga

Meghan menutup suratnya dengan kesimpulan bahwa cuti berbayar semestinya menjadi hak yang berlaku nasional. Bila negara benar menerapkan era baru kebijakan yang mengutamakan keluarga, sangat penting memasukkan program cuti berbayar yang kuat yang terjamin, mudah diakses, dan memberdayakan tanpa stigma atau penalti.

""Ini bukan tentang Kanan atau Kiri, bukan pula tentang benar atau salah," kata Meghan. "Ini tentang menempatkan keluarga di atas politik."

Menurut US News, AS merupakan satu-satunya negara maju yang tidak memiliki kebijakan nasional cuti berbayar. Hanya sembilan negara bagian dan Washington DC yang sudah memberlakukan hal itu selama lebih dari satu dekade. Dikutip dari Hello Magazine, Meghan diketahui bermitra dengan tiga organisasi, yakni Paid Leave for All, Marshall Plan for Moms, dan PL+US -, dalam kampanye tersebut.

4 dari 4 halaman

Geger Wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.