Sukses

Puncak Bogor Bakal Miliki Ekowisata Berstandar Internasional yang Dilengkapi Jembatan Gantung Terpanjang di Dunia

Ekowisata itu akan menempati lahan 326 hektare di kawasan Megamendung, Puncak Bogor.

Liputan6.com, Jakarta - Geliat wisata di Puncak Bogor bakal makin semarak dengan rencana pembangunan Eiger Adventure Land. Tempat wisata anyar itu digadang-gadang bakal menjadi destinasi ekowisata berstandar internasional.

Chairman PT Eigerindo Ronny Lukito menerangkan ekowisata itu dibangun di lahan seluas 326 hektare di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Ia menargetkan destinasi itu akan mulai beroperasi dan dibuka untuk umum pada 2023.

"Ini sebenarnya cita-cita kami di tahun 2012 lalu. Saya dapat ide dari California. Saya ingin buat sebuah ekowisata taman nasional yang bernuansa lingkungan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu, 17 Oktober 2021.

Ia mengklaim dari total luasan lahan yang ada, Eiger hanya mengggunakan 1,56 persen di antaranya. Bangunan yang akan berdiri juga bersifat semi permanen. Izin penggunaan lahan dari Kementerian Kehutanan juga sudah dikantongi.

"Dari 300 hektare ini, peraturan kehutanan hanya bisa dikelola 10 persen. Namun karena niat kami bukan ingin membangun, kami hanya pakai 1,57 persen. Itu pun semua bangunannya berbentuk panggung, enggak ada yang nempel," katanya.

Konsep pembangunan ekowisata itu mengusung tema "Leisure Business". Tujuannya adalah menjadi outdoor adventure playground buat para pecinta wisata petualangan. Nantinya, ekowisata itu akan memiliki jembatan gantung sepanjang 535 meter. Ada pula cable car dengan rute sepanjang 930 meter.

Jembatan gantung tersebut digadang-gadang akan mengalahkan jembatan gantung kelas dunia, seperti Arouca Portugal sepanjang 516 meter, dan Carles Kuonen Pegunungan Alpen Swiss sepanjang 490 meter. Saat ini, Indonesia juga memiliki jembatan gantung terpanjang di Asia yang berlokasi di Sukabumi, yakni jembatan Situ Gintung, sepanjang 243 meter.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Saingi Portugal

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno hadir dalam peletakan batu pertama sekaligus menandatangani prasasti pembangunan, kemarin. "Semoga dengan adanya ikon wisata baru ini nantinya dapat menjadi destinasi kebanggaan masyarakat Bogor, Jawa Barat serta Indonesia, juga menjadi daya tarik unggulan untuk menarik wisatawan baik dalam maupun luar negeri," kata Menparekraf Sandiaga.

Ia juga berharap ekowisata itu akan menampung karya-karya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif, khususnya masyarakat Desa Sukagalih. Dengan begitu, masyarakat desa dapat bertransformasi menjadi sentra ekonomi kreatif yang unggul.

"Di masa pemulihan pascapandemi ini, kita perlu membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat melalui investasi di sektor pariwisata yang akan menjadi sektor unggulan dalam pemulihan dan peningkatan ekonomi di masa yang akan datang," katanya.

3 dari 4 halaman

Pariwisata Ramah Lingkungan

Sebelumnya, Menparekraf menyatakan era baru pariwisata adalah pariwisata yang berkualitas dan ramah lingkungan atau wisata berkelanjutan (sustainable tourism). Maka, setiap destinasi harus memiliki aspek kualitas dan berkelanjutan lingkungan.

World Tourism Organization (WTO) atau UNWTO menyebutkan bahwa pariwisata berkelanjutan atau ramah lingkungan merupakan konsep pembangunan/pengembangan pariwisata yang memperhitungkan sepenuhnya dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini maupun masa depan.

Pariwisata berkelanjutan harus dipraktikkan, baik oleh masyarakat, yang dalam hal ini tidak hanya penyedia layanan wisata saja, tetapi juga wisawatan serta komunitas tuan rumah maupun pemerintah setempat. Menurut Kemenparekraf, hal itu jadi acuan dalam membuat konsep wisata ramah lingkungan di berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Ada empat unsur utama dalam wisata ramah lingkungan, yaitu manajemen pengelolaan yang berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi sosial untuk masyarakat lokal, keberlanjutan aspek budaya bagi masyarakat dan pengunjung dan terakhir, pelestarian lingkungan," terang Vinsensius Vinsensius Jemadu selaku Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Barekraf pada Liputan6.com, Kamis, 3 Juni 2021.

4 dari 4 halaman

4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.