Sukses

Prancis Bakal Larang Penggunaan Kemasan Plastik pada Buah dan Sayur

Sebagai langkah awal, bakal ada 30 buah dan sayur di Prancis yang dilarang dijual dalam kemasan plastik.

Liputan6.com, Jakarta - Prancis akan melarang penggunaan kemasan plastik pada sekitar 30 buah dan sayuran mulai Januari 2022. Ini merupakan bagian dari undang-undang penanggulangan sampah yang mulai berlaku tahun depan, lapor Euro News, Selasa (12/10/2021).

Saat ini, sekitar 37 persen buah dan sayuran di Prancis dijual dalam kemasan plastik. Langkah baru ini diprediksi akan menghilangkan sekitar satu miliar "paket plastik yang tidak perlu," kata Kementerian Lingkungan, Pertanian, dan Keuangan Prancis.

Kategori sayuran dalam kebijakan baru ini akan mencakup daun bawang, cukini, terung, paprika, mentimun, kentang, wortel, tomat, bawang bombai, lobak, kubis, kembang kol, labu, parsnip, artichoke Yerusalem, dan sayuran akar.

Sementara buah-buahan seperti apel, pir, jeruk, kiwi, lemon, jeruk, plum, melon, nanas, dan mangga juga tidak lagi dijual dalam kemasan plastik. Lebih lanjut dijelaskan bahwa larangan itu akan diperluas ke semua buah dan sayuran paling lambat Juni 2026.

Solusi alternatif kemasan plastik, terutama untuk buah matang dan beri yang rentan busuk jika dijual dalam jumlah besar, akan "segera dicari." Namun demikian, asosiasi Interfel mengkritik keputusan pemerintah.

Pihaknya menyatakan bahwa plastik saat ini digunakan untuk "membatasi limbah makanan" dan akan sulit diterapkan pada awal tahun. Juga, menyebut saat ini sudah sekitar 65 persen buah dan sayuran dijual dalam jumlah besar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengetatan Aturan Penggunaan Plastik

Mereka menambahkan bahwa kemasan plastik pada buah dan sayur yang sekarang ada di pasaran mewakili "kurang dari 1,5 persen kemasan plastik yang digunakan di sektor makanan."

"Sangat disayangkan beberapa proposal pragmatis yang dirumuskan industri tidak diterima, seperti penggunaan plastik daur ulang 100 persen untuk kemasan buah dan sayuran," tambah Interfel.

Mengutip Connection France, aturan tentang penggunaan plastik di Prancis jadi lebih ketat sejak 1 Januari 2021. Ini ditandai dengan larangan kemasan plastik sekali pakai pada lebih banyak produk, yang ditetapkan pemerintah untuk 2040.

Awal tahun ini, konfeti plastik kecil beraneka warna dilarang dijual. Peralatan makan sekali pakai, sedotan, pengaduk kopi, tutup minuman, spidol, batang balon plastik sekali pakai, serta kotak makanan cepat saji polystyrene juga masuk daftar tersebut.

3 dari 4 halaman

Apa Itu Produk Plastik Sekali Pakai?

Setiap tahun, 100 miliar produk plastik sekali pakai dijual dan 180 ribu ton kemasan diproduksi sektor makanan cepat saji, menurut pemerintah Prancis. Pada 2017, negara itu menucapkan selamat tinggal pada tas kasir plastik, disambung dengan piring, cangkir, dan cotton bud "sekali pakai" pada 2020.

Gelas plastik, yang telah dilarang sejak Januari 2020, mewakili lima kilogram (kg) sampah per orang Prancis per tahun, menurut asosiasi Zero Waste France. "Yang paling penting adalah larangan itu menyangkut produk-produk simbolis," kata Flore Berlingen, direktur kelompok kampanye Zero Waste France, lapor RFI.

"Karena itu berarti merupakan objek yang biasa kita lihat berserakan di mana-mana. Mereka ringan, mudah dibawa ke mana-mana, dan sering melihatnya (sebagai limbah) di alam," imbuhnya.

Menurut dekrit yang mengumumkan larangan tersebut, produk plastik sekali pakai adalah produk yang "tidak dirancang, dibuat, atau dipasarkan untuk digunakan kembali." 

4 dari 4 halaman

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.