Sukses

Taliban Kini Jaga Bekas Situs Patung Buddha Bamiyan yang Pernah Dihancurkan

Anggota Taliban yang pernah ikut menghancurkan patung-patung Buddha Bamiyan itu kini menjadi pejabat kebudayaan di provinsi.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak Taliban menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 lalu, banyak perubahan yang telah dibuat oleh mereka. Salah satunya mereka yang bersenjata kini menjaga situs Patung Buddha Bamiyan. Rongga batu yang menganga ini dulunya merupakan tempat dua patung kuno Buddha, seperti dilansir dari France 24, Senin (11/10/2021).

Sebelumnya, Taliban pernah meledakkan patung Buddha tersebut dengan dinamit pada 2001. Padahal, monumen-monumen yang berada di Provinsi Bamiyan, Afghanistan, itu telah berdiri selama 1.500 tahun.

Penghancuran ratusan patung Buddha yang menjulang tinggi, terletak di sisi tebing tersebut, memicu kecaman global. Penghancuran ini dilakukan oleh ratusan Taliban dari seluruh penjuru negeri yang menghabiskan waktu tiga minggu.

Pada plakat perunggu yang melekat di batu tertulis, ‘Para Buddha dihancurkan oleh otoritas Taliban pada 2001’. Menurut sejarawan Ali A. Olomi dari Universitas Penn State Abington, Mohammad Hassan Akhund, Perdana Menteri Afghanistan yang baru merupakan salah satu dalang penghancuran patung Buddha, beberapa tahun lalu.

Ketika ditanya mengenai apakah ide yang bagus untuk meledakkan patung-patung Buddha, salah satu anggota muda dari Taliban bernama Saifurrahman Mohammadi tidak menyembunyikan rasa malunya.

"Yah… saya tidak bisa berkomentar banyak," ujar Mohammadi, yang beberapa waktu lalu telah ditunjuk sebagai pejabat kebudayaan Provinsi Bamiyan. "Saya masih sangat muda. Jika mereka melakukannya, Islamic Emirate pasti memiliki alasan," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Undang UNESCO

Menurut Mohammadi, saat ini Taliban berkomitmen untuk melindungi warisan sejarah tersebut. "Yang pasti, sekarang kita berkomitmen untuk melindungi warisan sejarah negara kita. Itu tanggung jawab kita," imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa baru-baru ini telah berbicara dengan perwakilan UNESCO yang melarikan diri ke luar negeri setelah Taliban mengambil alih Afghanistan. Pihaknya meminta perwakilan tersebut untuk kembali ke Afghanistan dan menjamin keselamatannya.

Pejabat lokal dan mantan karyawan UNESCO mengatakan bahwa sekitar seribu artefak tak ternilai yang pernah disimpan di gudang terdekat telah dihancurkan dan dicuri setelah Taliban mengambil alih. Mohammadi menyalahkan pencurian tersebut terjadi pada saat kekosongan kekuasaan karena ditinggalkan oleh otoritas lama setelah mereka melarikan diri.

"Saya mengonfirmasi bahwa penjarahan memang terjadi, tapi itu terjadi sebelum kedatangan kami. Kami sedang menyelidiki dan berusaha untuk mendapatkannya kembali," ujar Mohammadi.

 

3 dari 4 halaman

Letak Lembah Bamiyan

Lembah Bamiyan terletak di pusat Pegunungan Hindu Kush dan merupakan lokasi paling barat dari penyebaran agama Budda. Lokasi ini telah menjadi titik persilangan dari pengaruh Persia, Turki, Cina, serta Yunani selama berabad-abad dan meninggalkan sisa lingkungan luar biasa, yang sebagian belum dijelajahi.

Patung-patung ini selamat dari serangan kaisar Mughal Aurangzeb pada abad ke-17. Para ahli warisan dunia meragukan bahwa Taliban akan membangun kembali situs ini.

Namun, pemerintahan baru Taliban bersikeras bahwa mereka ingin melindungi warisan arkeologis negara itu. Menurut Philippe Marquis, Direktur Delegasi Arkeologi Perancis, dengan ekonomi negara yang terguncang, Taliban menyadari bahwa dengan melindungi warisan budaya itu dapat memberikan pendapatan rutin.

"Sekarang kita harus melihat bagaimana ini akan berhasil. Pemerintah saat ini ingin kita kembali bekerja sama, tampaknya cukup aman," ujar Marquis. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.