Sukses

Aksi Protes Aktivis Iklim Bikin Heboh Runway Louis Vuitton

Aktivis iklim tiba-tiba ikut berjalan di runway Louis Vuitton sembari membawa spanduk berisi aksi protes.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang aktivis iklim ikut serta berjalan di runway Louis Vuitton Koleksi Musim Semi/Panas 2022 di Paris, pada Selasa, 5 Oktober 2021 malam. Dilansir dari Independent, Rabu, 6 Oktober 2021, aktivits tersebut membawa spanduk yang bertuliskan "Overconsumption = extinction" (Konsumsi berlebihan = kepunahan) tiba-tiba masuk dan ikut beraksi bersama para model Louis Vuitton.

Aktivis perempuan itu mewakili Amis de la terre France, sebuah asosiasi untuk perlindungan manusia dan lingkungan. Aksi ini bertujuan untuk mengamati perilaku pemborosan dari industri fesyen.

Setelah berjalan beberapa langkah di runway di Louvre, aktivis tersebut dihadang oleh petugas keamanan dan langsung dibawa pergi secara paksa. "La planète brûle mais la mode respecte ailleurs (Bumi kita terbakar, tetapi fesyen terlihat di tempat lainnya)" tulis Extinction Rebellion Perancis dalam sebuah unggahan di Instagram mereka.

Dalam unggahannya, Extinction Rebellion Prancis juga menuliskan bahwa 'kami adalah korban mode'. Industri fesyen, yang mereka anggap sebagai industri beracun, telah mencemari bumi dan mengeksploitasi manusia.

Extinction Rebellion Prancis memaparkan bahwa adanya karyawan yang dieksploitasi di Bangladesh, India, Ethiopia, dan Italia. Mereka menyebut budidaya kapas dapat menghancurkan dan adanya konsumsi yang berlebih.

"Kami tahu, jadi kami bertindak. Kemarin di parade #LouisVuitton, lima aktivis Extinction Rebellion, @amisdelaterrefr, dan @youthforclimateparis menyusup ke podium, menyebarkan pesan kami," tulis mereka dalam salah satu unggahannya dikutip dari media sosial Instagram @extinctionrebellionfrance, Rabu, 6 Oktober 2021.

Kelima aktivis ini membawa spanduk yang berbeda, seperti "Konsumsi berlebihan = kepunahan!", "Tidak ada fesyen di planet mati", "Perubahan mode bukanlah perubahan iklim", "Iklim adalah korban fesyen", dan "LVMH / Macron, kaki tangan dalam kelambanan". Mereka mengatakan bahwa pemerintah Prancis tidak mengatur industri fesyen. Perlunya regulasi yang mendesak untuk mengatur industri fesyen untuk mengurangi produksi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aksi Protes

Amis de la terre France dalam unggahan Instagramnya menyebut pemerintahan Presiden Perancis Emmanuel Macron turut bertanggung jawab atas kerusakan ini karena selama lima tahun telah menolak para pelaku industri fesyen untuk menghargai Perjanjian Paris. Efek yang ditimbulkan oleh industri fesyen yang berubah dengan cepat dapat berdampak kepada lingkungan, seperti 30 juta ton CO2 masuk ke Paris per tahunnya, 11 persen pestisida dikonsumsi dunia, 20 persen dari polusi air, 42 item pakaian dijual di Perancis di 2020, dan kondisi kerja dan upah yang tidak sebanding.

Asosiasi ini juga menulis bahwa perlunya tindakan yang mendesak oleh para pelaku industri fesyen. Yakni, dengan mengurangi produksinya, secara besar mengembangkan dampak lingkungan, dan menghormati hak asasi manusia pada seluruh aspek kehidupan, tulis Amis de la terre France dalam akun Instagram @amisdelaterrefr.

Pada Agustus lalu, aktivis lingkungan, Greta Thunberg sempat mencuit dalam akun media sosial Twitternya bahwa perilaku konsumen merupakan bagian dari masalah. Menurutnya, industri fesyen adalah kontributor besar bagi keadaan iklim dan ekologi.

"Belum lagi dampaknya terhadap pekerja dan komunitas yang tak terhitung jumlahnya, yang dieksploitasi di seluruh dunia agar beberapa orang dapat menikmati fast fashion yang banyak memperlakukannya sebagai (barang) sekali pakai," ujar Thunberg dalam cuitannya pada Agustus lalu, dikutip dari E! News, Rabu, 6 Oktober 2021.

3 dari 4 halaman

Bukan Kali Pertama

Ini bukanlah kali pertama runway disusupi oleh orang lain. Pada 2019, Extinction Rebellion mengumumkan permohonan mereka kepada British Fashion Council (BFC) dalam Instagramnya, untuk membatalkan London Fashion Week yang dihadiri oleh para profesional di dunia fesyen.

Mengingat konsekuensi bagi lingkungan dari fast fashion dan dampak London Fashion Week terhadap konsumsi, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan bumi, yaitu dengan pemboikotan. Melansir The Guardian, Rabu, 6 Oktober 2021, runway yang terinterupsi ini terus berlanjut dan di penghujung acara, penonton hanya diingatkan adanya interupsi ketika acara berlangsung.

Sebagai penutup, Nicolas Ghesquière hadir di runway, tetapi ditemani oleh seorang pengawal demi alasan keamanan. Louis Vuitton menampilkan koleksinya yang terdiri dari model bahu besar dan rok yang bergaya era Edwardian. (Gabriella Ajeng Larasati)

 
4 dari 4 halaman

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.