Sukses

Cara Mendeteksi Dini Kanker Payudara Secara Mandiri

Setidaknya ada tiga cara mendeteksi dini kanker payudara.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut data Global Cancer Observatory tahun 2020, kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan Indonesia dengan proporsi 30,8 persen dari total kasus kanker.  Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker dengan persentase 9,6 persen.

Ahli onkologi dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk menjelaskan lebih dari 60 persen kasus kanker payudara baru terdeteksi saat sudah stadium tiga atau empat. Itu mengindikasi bahwa masih rendahnya kesadaran masyarakat akan deteksi dini dan pemeriksaan kanker payudara secara klinis.

"Pandemi membuat pemeriksaan (untuk mendeteksi kanker payudara) lebih rendah karena orang khawatir pergi ke rumah sakit. Selain panjangnya regulasi juga masih jadi tantangan lain," katanya dalam acara virtual peluncuran Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special Edition, Rabu, 6 Oktober 2021.

dr. Walta menjelaskan bahwa ada tiga cara deteksi dini kanker payudara. Pertama, SADARI dengan cara memeriksa payudara sendiri. "Waktu terbaik untuk melakukan ini adalah pada hari ke-7 sampai 10 setelah hari pertama menstruasi," tuturnya.

Sementara untuk perempuan yang sudah menopause, bisa dilakukan kapan saja asal di waktu yang sama setiap bulannya. Ini dilakukan dengan meraba seluruh batas payudara.

"Yang harus diperhatikan, dua jari dari tulang selangka itu juga sudah termasuk payudara. Kemudian bagian samping, batasnya ada pada garis tengah ketiak. Daerah samping sering kecolongan," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2 Cara Lain Deteksi Dini Kanker Payudara

dr. Walta menyambung, pemeriksaan payudara secara mandiri juga dilakukan dengan meraba sampai batas bawah, yakni bentuk setengah lingkaran pada payudara. Kemudian garis tengah di antara payudara.

Selain SADARI, SADANIS juga jadi cara lain untuk deteksi dini kanker payudara. Setelah memeriksa secara mandiri, disarankan pergi ke dokter untuk mengonfirmasi. "Jadi seperti, 'Saya sudah lakukan SADARI, betul tidak apa-apa?'" tuturnya.

Ia menjelaskan, salah satu tanda kanker payudara adalah tonjolan padat, tepinya tidak jelas, dan sifatnya melekat ke otot. "Ada juga yang keluar carian dari puting berwarna merah padahal sedang tidak menyusui, selain merasakan sensasi aneh di sekitar payudara," kata dr. Walta.

Terakhir, skrining. "Ini untuk mereka yang tidak punya keluhan, tapi mau tahu," imbuhnya, menegaskan bahwa kanker payudara juga bisa menyerang pria.

3 dari 4 halaman

Mendorong Kesadaran Deteksi Dini Kanker Payudara

Mendukung upaya deteksi dini demi menurunkan angka kematian akibat kanker payudara, PT Uni-Charm Indonesia Tbk menggandeng Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Selama Oktober, yang juga dikenal sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara, CHARM merilis Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special.

Presiden Direktur PT. Uni-Charm Indonesia Tbk. Yuji Ishii mengatakan, dalam produk edisi khusus tersebut, di balik kemasannya terdapat cara memeriksa payudara sendiri di rumah. "Ini sebagai dorongan untuk deteksi dini (kanker payudara) secara lebih luas di masyarakat Indonesia," katanya.

Direktur Sales PT. Uni-Charm Indonesia Tbk. Sri Haryani menyambung bahwa dalam kerja samanya, sebagian hasil penjualan Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special akan didonasikan untuk mendukung kegiatan YKPI. Upaya lainnya adalah dengan membuat video dan artikel edukasi yang akan diunggah ke laman Charm Girls Talk.

Selain itu, Charm juga akan mempublikasikan dua digital movie tentang Cara SADARI dan Pesan dari Penyintas Kanker Payudara. Ini juga bermaksud menyampaikan secara luas tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan kanker payudara yang tepat.

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.