Sukses

Benarkah Perselingkuhan Dipengaruhi Genetik?

Penyebab konsisten terjadinya perselingkuhan karena adanya gen dan hormon yang memengaruhi beberapa pria dan wanita.

Liputan6.com, Jakarta Layaknya kejahatan, perselingkuhan kadang terjadi karena ada kesempatan. Situasi itu sering kali dilihat bukan cuma di serial atau film saja, tapi juga di kehidupan nyata. 

Nggak sedikit pula orang yang berpendapat, perselingkuhan itu terjadi karena faktor keluarga. Misalnya, salah satu orang tua berselingkuh, di kemudian hari sang anak melakukan hal yang sama. 

Apakah artinya perselingkungan itu terjadi karena faktor genetik? Dr. Richard Friedman, seorang profesor psikiatri klinis di Weill Cornell Medical College, seperti dikutip laman Fatherly memberikan pendapatnya terkait gen perselingkungan. 

"Klaim seperti ini hampir terjadi di semua hubungan dan yang ditemukan adalah terkait dengan sifat dan 'kelainan' manusia yang kompleks," kata Freidman. 

Menyoal hal tersebut, masih dikutip di laman yang sama, penyebab konsisten terjadinya perselingkuhan karena adanya gen dan hormon yang memengaruhi beberapa pria dan wanita. Adalah vasopresin atau hormon yang memengaruhi kepercayaan, empati, dan ikatan seksual. 

Namun diketahui, apakah kebenaran tentang perselingkungan yang dipengaruhi oleh genetik, belum ada penelitian yang pasti. Selain hormon vasopresin yang memengaruhinya, implikasi genetika yang membuat seseorang berselingkuh karena keadaan dan perilaku sosial. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hormon Cinta

Vasopresin merupakan hormon cinta yang dilepaskan otak di akhir fase ketertarikan. Hormon ini bertanggung jawab untuk mengubah ketertarikan seksual belaka menjadi hubungan yang matang, berkomitmen, dan bertanggung jawab untuk menjaga cinta tetap hidup dari waktu ke waktu.

Vasopresin juga dikenal sebagai kimia monogami yang mendorong keinginan untuk tinggal dengan individu tertentu, serta memfasilitasi keterikatan emosional yang kuat, dengan mendorong perilaku untuk menjalin hubungan monogami jangka panjang.

Dengan adanya hormon ini, orang yang jatuh cinta merasa tenang, aman, nyaman, dan muncul hasrat untuk melindungi satu sama lain. Namun jika kadar vasopresin berkurang dalam tubuh, ikatan yang dimiliki pasangan melemah. 

Alhasil tubuh nggak bisa mencegah diri untuk nggak tertarik pada orang lain. Dengan kata lain, jika hormon ini melemah, memunculkan ketertarikan dengan orang lain, bukan dengan pasangan kita.

Oleh karena itu, bagi pasangan yang sedang jatuh cinta, cobalah untuk saling memahami satu sama lain, agar hubungan yang dijalani senantiasa langgeng. Demi jalinan asmara yang awet, cobalah untuk mendengarkan, saling mengerti, dan memahami, dengan pola komunikasi yang sehat. 

Selain itu, ada baiknya berikan kejutan untuk pasanganmu. Jika kamu ingin membelikan barang paling disukai pasanganmu misalnya, jangan ragu untuk memberikan hadiah untuknya. Misalnya, dia menyukai jaket bomber atau jaket varsity, berikan dengan packing yang romantis. 

Untuk memberikan hadiah itu, kamu juga nggak perlu khawatir masalah bujet ya! Kamu bisa langsung belanja online alias mencari barang yang kamu inginkan di e-commerce. 

Jika ingin mencari harga yang terjangkau namun berkualitas, pilihkan e-commerce yang menjual produk Bangga Buatan Indonesia. Selain mengedepankan produk UMKM, e-commerce tersebut juga menghadirkan sejumlah promo menarik. Mulai dari diskon atau potongan harga hingga bebas ongkir. 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini