Sukses

Meningkatnya Ghost Kitchen Kala Pandemi Covid-19

Apa yang membuat ghost kitchen semakin populer di saat pandemi?

Liputan6.com, Jakarta - Para koki di unit industri pinggiran Taipei menyiapkan makanan yang tak akan pernah disajikan di restoran. Ghost kitchen kian populer di kala pandemi karena meningkatnya penggunaan aplikasi pengiriman makanan.

Dilansir dari Japan Today, Minggu, 19 September 2021, untuk memenuhi permintaan pelanggan, kian banyak restoran yang mendirikan dapur pengiriman saja atau yang dikenal sebagai "cloud kitchen" atau ruang sewaan di dalamnya. Saat pandemi melanda, membuat makan di luar tak lagi jadi pilihan banyak orang.

"Ini benar-benar mendorong seluruh industri ke dalam semacam pertumbuhan hiper, sehingga sangat membantu kami," kata Jason Chen, CEO Just Kitchen kepada AFP.

Just Kitchen mulai mengoperasikan ghost kitchen pertama di Taiwan awal tahun lalu. Raksasa pengiriman regional seperti Grab yang berbasis di Singapura dan GoJek Indonesia juga telah mengikuti tren tersebut.

Grab membuka 20 cloud kitchen baru di Asia Tenggara tahun lalu, naik dari 42 sebelum pandemi. Industri ghost kitchen global diperkirakan akan tumbuh lebih dari 12 persen setiap tahun menjadi bernilai sekitar 139,37 miliar dolar AS atau setara Rp1.987 triliun pada 2028, menurut sebuah laporan oleh Researchandmarkets.com.

Asia Pasifik, rumah bagi 4,3 miliar orang, telah menguasai sekitar 60 persen pasar internasional. Bagi banyak orang di kota-kota berpenduduk padat di kawasan ini, makan setiap hari dari restoran murah atau warung makan lebih terjangkau daripada memasak di rumah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berkembang Pesat

Kelompok riset Euromonitor memperkirakan ada sekitar 7.500 cloud kitchen yang kini beroperasi di China dan 3.500 di India. Seorang pemilik restoran di Thailand Natalie Phanphensophon harus mengubah 45 restoran keluarganya menjadi hanya takeaway saja tahun lalu karena pandemi.

Keluarganya memiliki rantai Mango Tree dan Coca yang populer, banyak yang berlokasi di pusat perbelanjaan yang kini kosong dengan harga sewa yang tinggi. Awal 2021 mereka membuka cloud kitchen pertama di pinggiran Bangkok dan dua lainnya menyusul.

"Tujuan kami adalah untuk memastikan semua orang di kapal kami dapat berlayar melalui ini bersama-sama," katanya.

Ia menyebut, cloud kitchen kurang menguntungkan dibanding restoran karena orang tidak memesan banyak hidangan dibandingkan makan di luar. Tetapi biaya operasi mereka jauh lebih rendah.

3 dari 4 halaman

Potensial

iBerry Group yang mengoperasikan restoran dan toko es krim sebagian besar di pusat perbelanjaan di Thailand, juga mendirikan hanya pengiriman saja. "Memiliki cloud kitchen pada dasarnya adalah masker oksigen bagi kami selama Covid-19," kata manajer merek Thitanun Taveebhol.

Analis Institute for Development of Economics and Finance yang berbasis di Jakarta, Nailul Huda menyebut biaya operasional yang lebih rendah dan kebiasaan memesan generasi muda yang paham teknologi akan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. "Orang-orang akan terus memesan makanan bahkan setelah pandemi," katanya.

"Saya pikir ghost kitchen memiliki potensi untuk terus berkembang pesat bahkan setelah kondisi ini berakhir," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.