Sukses

Rumah di Tebing Merah Prasejarah Australia Jadi Viral, Terpencil tapi Dicari Pembeli

Rumah di pelosok Australia itu bahkan disebut salah satu rumah yang paling terisolasi di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Australia memiliki properti yang letaknya terisolasi dari rumah-rumah lainnya. Properti terpencil ini berdiri di atas tebing merah prasejarah di Gantheaume Point, Broome, Australia Barat.

Melansir The Sun, Kamis, 9 September 2021, properti ini memiliki luas 3.027 meter persegi dan menghadap ke Samudra Hindia di lepas Pantai Kimberley, Australia Barat. Lokasi rumah ini juga dikenal dengan pemandangan matahari terbenam dan perairan yang berwarna biru kehijauan.

Dengan lokasi itu, rumah tersebut bisa disebut sebagai salah satu rumah paling terisolasi di dunia. Untuk pertama kalinya dalam empat dekade, properti paling unik yang berada di wilayah ini akhirnya dipasarkan.

"Rumah ini mungkin salah satu rumah yang paling ikonis di sepanjang garis pantai Australia Barat. Anda berada tepat di ujung Gantheaume Point, jadi tidak ada properti lain di sekitarmu," ujar Caro Cunningham, seorang agen Real Estat.

Menurut Cunningham, pemilik The Point House, nama rumah ikonik ini, telah memiliki properti ini selama 40 tahun. Rumah aslinya dilahap si jago merah pada 1970, sehingga mereka mendesain ulang rumah pada 1996.

"Mereka senang tinggal di sana. (Namun), mereka berhemat, jadi agak sedih untuk melepaskannya," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sejarah Rumah

Rumah aslinya, yang terletak di dekat mercusuar Gantheaume Point, digunakan sebagai tempat tinggal penjaga mercusuar mulai 1906 sebelum dijual ke pengrajin mutiara lokal, Patrick Percy. Kemudian, rumah ini dialihfungsikan sebagai tempat peristirahatan bagi biarawati dan sebagai kamp bagi Girl Guides.

Pada 1996, rumah ini dibangun ulang dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar, seperti menggunakan tanah liat pindan di wilayah Kimberley untuk mengecat dinding luar rumah. Rumah-rumah ini memiliki lima kamar tidur dan tiga kamar mandi, ruang santai dengan gaya katedral, dan langit-langit rumah yang dilapisi pohon cedar.

Selain itu, nampak pula kerangka rumah yang terbuat dari balok kayu. Rumah ini dilengkapi dengan lantai berbahan batu tulis dari China.

3 dari 4 halaman

Dicari Pembeli

Terdapat pula area hiburan ruang luar, seperti beranda dan area halaman berumput, halaman tengah, serta perapian. Di area ini, Anda dapat menikmati pemandangan matahari terbenam dari kejauhan. Cunningham menambahkan, sejak pandemi awal 2020, rumah yang berada di Broome ini sangat dicari orang.

Ia melihat adanya lonjakan pembeli yang pindah ke utara dari Perth, untuk menghindari kuncitara COVID-19 yang berkelanjutan. "Ini adalah tempat yang indah untuk menjauh dari itu semua," ujarnya.

Rata-rata, harga sebuah rumah di Broome hanya 485.000 dolar Australia atau hampir mencapai Rp 5,1 miliar. Cunningham yakin, dengan tata letak dari The Point House yang tidak biasa memungkinkan akan terjual dengan harga lebih tinggi. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.