Sukses

Pusat Perbelanjaan Tang Little Kyoto di China Ditutup, Dituding Bagian Invasi Budaya Jepang

Penutupan Tang Little Tokyo memicu seruan boikot serupa di Jepang, yakni menutup Chinatown.

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan China dan Jepang kembali menegang. Hal ini terjadi setelah pemerintah China menutup Tang Little Kyoto, sebuat tempat komersial bertema Jepang terbesar di negara ity.

Penutupan dipicu oleh tudingan warganet bahwa situs yang baru dibuka sebagian kecilnya pada 21 Agustus 2021 itu sebagai invasi budaya Jepang ke China. Belakangan ini, negeri Tirai Bambu sedang gencar mempromosikan nasionalisme kepada publik seiring dengan pengetatan kontrol atas konten maupun sosok yang dianggap tidak nasionalis.

Platform media sosial populer di China, Weibo dipenuhi oleh komentar warganet yang mempermasalahkan lokasi pendirian fasilitas Tang Little Kyoto. Dulunya, wilayah Dalian merupakan daerah pendudukan Jepang.

Mempromosikan budaya dan barang-barang Jepang di wilayah ini dianggap sebagai invasi budaya Jepang ke China. "Keberadaan tempat perbelanjaan Kyoto ini merupakan pengkhianatan bagi para pedagang lokal demi bisnis Jepang," ujar salah satu pengguna Weibo dengan akun LengYanYiDing, dilansir dari Insider, Rabu (8/9/21).

Beberapa orang juga berpendapat bahwa kehadiran Tang Little Kyoto ini menjadi simbol pendudukan Jepang yang mengacu pada sejarah pendudukan Jepang di daerah tersebut pada periode 1930-an hingga 1940-an. Pengguna Weibo juga mengunggah ulang sebuah pesan yang mengatakan bahwa budaya Jepang sebagai ‘setan’ yang harus diusir.

Akun Weibo lainnya mengatakan bahwa dengan membuka lokasi yang menyerupai Jepang ini, melupakan asal muasal dan pengorbanan nenek moyang zaman penjajahan Jepang. Proyek ini dianggap pula sebagai pemborosan.

"Bagaimana dengan nenek moyang kita yang mati di bawah pembantaian Jepang dan para pahlawan yang berjuang dengan gagah berani melawan Jepang? Proyek boros ini tidak menunjukkan kebanggaan nasional kita," ujar akun Weibo Mo Hong An.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ancam Balik

Penutupan itu memancing reaksi keras warga Jepang. Mereka menilai bahwa insiden ini digunakan sebagai tujuan politik Beijing seperti dikutip dari South China Morning Post.

Menurut para kritikus, peristiwa ini merupakan upaya terbaru Beijing yang kerap menggunakan masa lalu kedua negara untuk merendahkan dan membuat pandangan negatif terhadap Jepang. Sebagai gantinya, mereka menyerukan agar Chinatown yang berada di berbagai kota di Jepang juga ditutup.

Meski begitu, menurut pengembang real estat di kompleks belakang Tang Little Kyoto, Dalian Shuyuan Group, pemerintah kota menjadikan kekhawatiran akan menimbulkan kerumunan orang di daerah tersebut selama pandemi sebagai alasan utama penutupan. Perintah penundaan proyek pembangunan itu berlaku mulai Senin malam, 30 Agustus 2021.

3 dari 4 halaman

Jutaan Dolar

Penutupan pusat perbelanjaan itu berlaku hingga waktu yang belum ditentukan. Pembangunan yang mengeluarkan biaya berjuta-juta dolar dirancang untuk meniru area wisata Kyoto, Jepang yang terkenal, seperti jalan berliku yang ikonik di Lereng Ninenzaka dan Sannenzaka, dekat Kuil Kiyomizudera.

Proyek yang dibangun di atas tanah berukuran 630.000 meter persegi di Kota Dalian, memulai pembangunannya pada 2019 dan dijadwalkan akan rampung pada 2024. Proyek ini memakan biaya enam miliar yuan atau hampir mencapai Rp13,5 triliun.

Dalian Shuyuan Group mengatakan bahwa proyek ini sangat menarik bagi orang-orang Tiongkok karena arsitektur Kyoto dipengaruhi oleh arsitektur Tiongkok zaman Dinasti Tang. Mereka berharap kecintaan dan minat kepada Kota Kyoto akan menimbulkan kecintaan baru terhadap ketertarikan dengan budaya Tang bagi penduduk setempat. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Kejahatan Vaksin Covid-19 Palsu di China

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.