Sukses

Pandemi Naikkan Kebiasaan Ngemil, Peluang Bagus untuk UMKM Kuliner

UMKM masih berpeluang besar untuk mengembangkan bisnis kuliner, seiring meningkatnya kebutuhan camilan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) penggerak ekonomi Indonesia. Kontribusinya lebih dari 62 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan 97 persen terhadap penciptaan lapangan kerja.

"Ekonomi kita digerakkan oleh konsumsi. Di tengah pandemi dan tangan ekonomi industri kuliner juga mengalami tekanan yang luar biasa. Namun, mereka yang berhasil mendigitalisasi usahanya, UMKM dapat terus bertahan dan melanjutkan usahanya," ujar Sandiaga dalam acara 'Kreatif Kembangkan Bisnis Kuliner 'Kekinian' yang diselenggarakan Mondelez secara daring, Kamis, 2 September 2021.

Sandiaga mendukung tagar #kembangkanUMKMKuliner dan inspirasi UMKM ini dapat mengembangkan bisnis secara lebih kreatif. Ia juga yakin bahwa pelatihan yang akan diselenggarakan Mondelez akan menginspirasi.

"Saya juga dulu dari UMKM. Saya mengikuti banyak mentoring. Alhamdulillah, usaha yang saya bangun dari hanya bertiga orang, sekarang membuka lapangan kerja bagi 30 ribu karyawan dari seluruh Indonesia," kata Sandiaga.

Lewat inisiatiatif tersebut, Sandiaga berharap, semua pihak bisa bersinergi dengan kolaborasi, inovasi, dan adaptasi, serta dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

"Ekonomi kreatif adalah lokomotif agar kita keluar dari pandemi dan pulihkan ekonomi. Yuk, kita dukung tagar #dukungUMKMkuliner," ujar Sandiaga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tren Kekinian

President Director Mondelez Indonesia, Prashant Peres mengatakan kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi kuliner atau camilan terus berkembang menjadi bagian dari gaya hidup. Hal ini didukung oleh hasil survei konsumen Mondelez International The State of Snacking 2020 yang menyebutkan bahwa pandemi telah meningkatkan kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia.

"Selain itu, terungkap juga bahwa 77 persen responden mencari makanan baru selama pandemi dan 54 persen mendapatkan ide makanannya dari media sosial. Dari sisi bisnis, tren tersebut tentu menjadi peluang tersendiri bagi pelaku UMKM kuliner untuk terus mengembangkan usahanya, termasuk membuka peluang dari media sosial," kata Prashant.

Hal senada diungkapkan chef dan pegiat UMKM, Fatmah Bahalwan. Ia mengatakan media sosial berperan sangat penting. Bagi dia, pengambilan keputusan masyarakat untuk berbelanja camilan atau makanan itu biasanya berdasarkan media sosial.

"Itu terbukti dari penelitian tersebut. Oleh karena itu, pelaku bisnis UMKM harus mengikuti tren yang ada di media sosial. Caranya dengan mengunggah foto yang bagus dan melakukannya secara konsisten. Dari situ, kemudian akan muncul ide-ide kreatif akan berkembang," kata Fatmah.

 

3 dari 4 halaman

Produk Ikonik

Founder Martabak Orient, Affan Achmad Affandi mengatakan bahwa peluang membuka usaha masih ada asal bisa memanfaatkannya dengan jeli. Ia mencontohkan, untuk membuka usaha camilan, bisa memanfaatkan ketenaran produk yang sudah ikonik, seperti Oreo, Cadbury, keju Kraft.

"Itu poin penting buat kita atau bagi mereka yang mau membuka usaha. Kita pilih produk yang ikonik dan orang sudah mengenalnya. Dengn begitu, masyarakat akan lebih percaya," terang Affan.

Hal penting lain, kata Affan, jadikan diri kita sebagai pembeli, bukan sebagai pengusaha. "Dengan memosisikan sebagai pembeli, maka kita akan tahu hal-hal apa saja yang diinginkan pembeli, baik harga, packaging, atau rasanya," imbuh Affan.

4 dari 4 halaman

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.