Sukses

Manfaat Beternak Pasukan Lalat, Bantu Mengolah Limbah Makanan hingga Hasilkan Biomaterial

Lalat, khususnya lalat tentara hitam, yang kerap dipersepsikan kotor ternyata sangat membantu manusia mengolah limbah makanan.

Liputan6.com, Jakarta - Chua Kai-Ning dan rekannya Phua Jun Wei mendirikan startup bernama Insectta pada 2017. Perusahaan rintisan ini membudidayakan serangga, khususnya lalat tentara hitam, untuk membantu mengatasi krisis limbah makanan di Singapura. Pada 2020, Singapura tercatat menghasilkan 665.000 metrik ton atau 665 juta kilogram sampah makanan, tetapi hanya 19 persen yang didaur ulang.

Melansir CNN, Selasa, 31 Agustus 2021, Insectta memiliki prinsip bahwa tidak ada yang sia-sia. Chua mengatakan bahwa sekitar delapan ton sisa makanan diberikan kepada larva lalat tentara hitam per bulan. Limbah tersebut berasal dari pabrik kedelai dan tempat pembuatan bir, seperti okara yang merupakan ampas kedelai atau tahu dan biji-bijian bekas bir. 

"Limbah dapat diolah kembali sebagai sumber daya jika kita mengubah cara berpikir kita tentang metode produksi dan bagaimana kita menangani limbah," ujar Chua yang juga merupakan kepala pemasaran Insectta.

Peternakan serangga yang dibangun oleh Chua dan rekannya merupakan peternakan serangga pertama di perkotaan. Dari beternak lalat itu, Insectta mengeringkan belatung untuk pakan ternak dan mengubah kotoran serangga menjadi pupuk pertanian.

Meskipun terdapat beberapa perusahaan yang juga menggunakan serangga untuk mengolah limbah, seperti Goterra, Better Origin, dan AgriProtein, perusahaan ini menghasilkan lebih banyak produk pertanian dari lalat tentara hitam. Insectta berharap biomaterialnya dapat merevolusi industri yang mengembangkan serangga dan mengubah cara pandang kita terhadap limbah. 

Menurut Chua, lalat tentara hitam terkenal dengan kemampuannya untuk mengonsumsi segala jenis sisa makanan serta kecepatan dan efisiensinya dalam mengubah sampah menjadi massa tubuh. Para serangga ini memakan sisa makanan sebanyak empat kali berat badan mereka setiap harinya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hasil Ekstraksi

Melansir We Forum, Selasa, 31 Agustus 2021, Insectta bekerja sama dengan Badan Sains, Teknologi, dan Penelitian Singapura dalam mengekstrak biomaterial dari larva lalat, seperti kitosan, melanin, dan probiotik. Mereka memprosesnya menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

Kitosan merupakan zat antimikroba yang bersifat antioksidan. Biasanya dimanfaatkan untuk produk kosmetik dan farmasi.

Insectta mampu menghasilkan 500 kilogram kitosan dalam sehari. Mereka bekerja sama dengan Spa Esprit Group yang berbasis di Singapura, untuk menggunakan kitosan hasil olahannya dalam produk pelembabnya.

Menurut Thomas Hann, peneliti dari Fraunhofer Institute for Interfacial Engineering and Biotechnology IGB di Jerman mengatakan bahwa salah satu sumber utama kitosan saat ini berupa cangkang kepiting. Susanne Zibek, insinyur ahli biologi mengatakan bahwa kitosan dapat menggantikan pengental dan pengawet sintetis dalam kosmetik.

 

 

3 dari 4 halaman

Lawan Stigma

Sementara, melanin dapat menghantarkan listrik serta dapat digunakan untuk semikonduktor dan baterai. "Secara tradisional, melanin tidak pernah diekstraksi selain dari tinta cumi-cumi," ujar Phua, co-founder dan technology officer Insectta.

Insectta harus melawan stigma terhadap serangga untuk memperluas pasarnya. Namun dengan mengutamakan manfaat, Chua yakin dapat mengubah ‘faktor kotor’ seperti pandangan banyak orang.

Phua juga menambahkan bahwa dengan memelihara lalat tentara hitam merupakan hal yang lebih manusiawi dan berkelanjutan daripada memelihara hewan ternak. Itu karena serangga memerlukan lebih sedikit air, energi, dan tempat untuk tumbuh. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Senjata Pengolah Limbah Pemprov DKI

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.