Sukses

Kafe di Tengah Kebun Kecil di Bogor, Nasi Campur Bali dan Ikan Bakar Jadi Andalan

Kebun yang ada di sekeliling kafe itu bukan hanya pemanis, tetapi juga menjadi salah satu sumber bahan baku untuk menu di kafe sekaligus tempat makan itu.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 melambatkan laju banyak pengusaha restoran dan kafe lantaran mereka tak leluasa menerima tamu. Namun, hal ini tak menghentikan Koffie by Sarah untuk terus berinovasi dan beradaptasi.

Setelah usaha kuliner di Bali gulung tikar, Silvia, sang pemilik, memutuskan berputar haluan. Ia dan suami, Donald, lantas memindahkan kafenya ke Bogor. Koffie by Sarah pun dibuka per Februari 2021 dengan konsep indoor di awal.

"Cepat-cepat berputar haluan, kayaknya kalau usaha kuliner di Bogor akan jalan. Indoor dulu, karena kurang tepat, kemudian dapat lahan jadi full outdoor," ujar Silvia kepada Liputan6.com, Senin, 30 Agustus 2021.

Sebelum dijadikan kafe, tempat itu merupakan kebun yang ditanami berbagai macam tumbuhan liar dan pepohonan seperti matoa, alpukat, dan jambu. Ia lalu menambah koleksi tanaman dengan berbagai tumbuhan organik, seperti bayam hijau dan merah, kangkung, terong, cabai, jeruk, singkong, serta serai. Hasil kebun lalu dimanfaatkan sebagai bahan masakan untuk kafenya. 

Kafe itu juga dilengkapi dengan tempat makan serba bakar di halaman. Dengan begitu, pengunjung bisa memenuhi kebutuhan isi perutnya tanpa perlu ke luar area kafe.

"Sebetulnya kita mau mengenalkan aja sih kalau Koffie by Sarah di kopi dan snack, kalau (makanan) beratnya bisa ada di bakaran di halaman," terang Silvia.

Kafe yang dikelola dia menggunakan campuran biji kopi Brasil dan Bali. Sementara, menu makanan andalannya adalah nasi campur bali dan ikan bakar.

Menurut Silvia, Nasi Campur Bali ala Koffie by Sarah merupakan makanan khas Pulau Dewata yang dimodifikasi dengan lidah Sunda. Sedangkan, menu ikan bakarnya menekankan pada sambal yang pas tanpa menggunakan tomat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Terjun Langsung

Mereka berdua terjun langsung mengelola kafe tersebut. Donald bahkan yang memegang urusan masak-memasak. Silvia juga merekrut beberapa karyawan yang terdampak pandemi.

Demi tetap bertahan, Koffie by Sarah sengaja tak mematok harga tinggi untuk beragam menu makanan dan minuman yang ditawarkan. Dipantau dari laman Instagramnya, harga makanan berat seperti nasi mulai dari Rp20 ribu dan menu kopi dapat didapatkan dengan harga 25 ribu rupiah.

"Salah satu keuntungan di Koffie By Sarah, harganya ramah di kantong tapi porsinya banyak," ujar Silvia.

Ia ingin agar para pengunjung menjadi pelanggan tetap, sehingga pendapatan bukan menjadi hal paling utama untuk membangun bisnis ini. "Dari yang kita pelajari, so many repeaters dan yang dari awalnya cuman dateng berdua, nah berikutnya mereka membawa rombongan," tutur dia.

Salah satu pelanggan Koffie by Sarah, Aristi Prajwalita Madjid, merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh kafe ini.  Ia mengaku sudah mengikuti jejak kafe ini sejak awal berdiri. Bahkan, hampir tiga kali seminggu ia mengunjungi tempat itu.

"Tempatnya nyaman, lucu, dan outdoor, jadi zaman pandemi gini lebih aman," tutur Aristi yang juga seorang dokter, kepada Liputan6.com, Senin, (30/8/21).

"Makanannya terutama nasi campur bali, kulit ayam, dan ikan. Sambal matahnya juara. Hampir semua makanannya aku suka sih ya. Karena taste-nya rich dan bikin selera makan, sambal bawangnya juara. Kalau untuk minuman, kopi gula arennya enak dan juga mojito lemon seger banget," tambahnya.

 

 

 

3 dari 4 halaman

Belum Tersertifikasi CHSE

Ke depan, ia berencana menambah kapasitas tempat duduk untuk pelanggan dan membuat coworking space berdasarkan permintaan pelanggannya. Silvia juga berencana ketika pandemi usai untuk menyediakan live music dengan pengisi acara dari pengamen jalanan yang dikenalnya.

Silvia mengaku usahanya belum tersertifikasi CHSE sesuai gold standard yang ditetapkan Kemenparekraf. Ia masih memprosesnya lantaran baru pindah lokasi per 30 Juli 2021. Namun, standar kebersihan jadi perhatian penting, begitu pula dengan penerapan protokol kesehatan. Hal itu agar pelanggan dan para pegawainya tetap aman dan nyaman.

Salah satunya dengan penggunaan alat makan sekali pakai yang dikemas satu per satu layaknya untuk penumpang pesawat. Ia mengatakan hygiene cutlery set ini dapat didaur ulang. Jika pelanggan meminta peralatan makan berbahan stainless steel, kafe ini akan menyediakannya dalam gelas air panas. Maka, ketika peralatan makan sampai kepada pelanggan masih dalam keadaan steril.

Pengelolaan kebersihan dan limbah dari Koffie by Sarah menurut Silvia sangat aman, karena limbah setiap harinya akan dibuang. Untuk limbah dapur pun memiliki dua pembuangan, dan untuk proses pembakaran tidak menggunakan arang, melainkan menggunakan kelapa.

"Hal-hal itu kita perhatikan banget sih," ujar Silvia.

Koffie by Sarah buka dari Senin--Kamis pukul 10.00-20.00 WIB dan Jumat-Minggu pukul 08.00-20.00 WIB. Kafe ini berada di Jl. Raya Parung Banteng No.89A, Katulampa, Bogor, dekat dengan Masjid Kuning. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Titik Lengah Makan Bersama

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.