Sukses

Studi: Kandungan Metal Sebabkan Proses Pewarnaan Rambut Kerap Gagal

Studi juga menyebut 67 persen masyarakat Indonesia mengandung metal tinggi dalam serat rambut.

Liputan6.com, Jakarta - Hal yang paling ditakuti orang ketika mewarnai rambut, selain kerusakan rambut, adalah tak mendapatkan hasil sesuai ekpektasi. Sebuah studi yang dilakukan L'Oreal Research Department dengan Universitas Ioannina mengungkap penyebab utama gagalnya proses pewarnaan rambut.

"Melalui kolaborasi riset dengan Universitas Ioannina, L’Oréal Research and Innovation berhasil mengidentifikasi bahwa tingginya kandungan metal dalam serat rambut menyebabkan kerusakan dan hasil pewarnaan balayage, dan/atau lightening yang tidak sesuai ekspektasi," kata Leïla Hercouet, Senior Research Associate Disruptive Innovation Department.

Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Jumat, 28 Agustus 2021, kandungan metal pada rambut sangat bergantung pada tingkat porositas rambut dan kualitas air tempat individu itu tinggal. Ia mengatakan, air terbersih sekali pun bisa mengandung metal tinggi.

"Hal ini karena aliran air mengikis logam pada pipa, sehingga partikel metal menumpuk di dalam serat rambut," sambung dia.

Tinggi rendahnya kandungan metal sangat memengaruhi optimalnya hasil pewarnaan, balayage, atau lightening. Semakin tinggi kandungan metal di serat rambut, semakin tinggi pula peluang rambut patah dan hasil warna yang tidak sesuai ekspektasi.

Kolaborasi riset ini juga menganalisa dan memetakan kandungan metal dalam rambut di dunia. Dalam L’Oréal Pro Map Data 202, ditemukan bahwa 67 persen masyarakat Indonesia mengandung metal tinggi dalam serat rambut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Zat Penting

Kolaborasi riset itu juga mengidentifikasi molekul yang tepat untuk menetralisir surplus kandungan metal tinggi, seperti tembaga, yang mengakibatkan rambut patah. Zat itu bernama glikoamin, yakni zat aktif yang cukup kecil sehingga bisa masuk ke dalam serat rambut.

Zat bekerja dengan mengikat sekaligus menetralkan logam di dalam serat rambut. Dalam waktu dekat, brand kecantikan asal Prancis itu akan meluncurkan rangkaian produk yang mengandung formula tersebut.

"L’Oréal Professionnel akan meluncurkan rangkaian produk dengan formula terobosan yang tepat dan inovatif dalam menetralisir kandungan metal di serat rambutpada saat pewarnaan rambut, sehingga hasil pewarnaan pun akan sesuai ekspektasi," kata Indra Tanudarma, Head of Education, L’Oréal Professionnel.

3 dari 4 halaman

Kerusakan Rambut

Selain soal hasil yang tidak sesuai ekspektasi, mewarnai rambut juga bisa menyebabkan rambut rusak. Dikutip dari InStyle, Senin (30/8/2021), hal itu disebabkan produk pewarna rambut mengandung bahan kimia yang keras, seperti amonia dan peroksida. Fungsinya untuk menghilangkan warna asli rambut agar mudah dipigmentasi.

"Bahan kinia ini secara permanen mengurasi ikatan dalam stuktur rambut dan menyebabkan rambut menjadi lebih lemah dan rapuh," kata Stacey Ciceron, penata gaya selebritis sekaligus tutor tekstur rambut.

Ia mengatakan semakin terang warna rambut yang dipilih, semakin besar kerusakan yang dialami rambut. Penggunaan sampo dan kondisioner khusus untuk rambut berwarna sangat disarankan karena produk tersebut diformulasi dengan bahan yang bisa menjaga warna dan menambah daya tahan rambut. Cara mencuci rambut juga harus diperhatikan.

"Mencuci rambut dengan air panas dapat membuat rambut kering dan warna rambut memudar lebih cepat. Itu karena panas membuka kutikula, sementara air dingin menjaga tertutup," imbuh dia.

4 dari 4 halaman

4 Jenis Potongan Rambut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.