Sukses

Minuman Detoksifikasi Bukan Hanya untuk Pelangsing Badan

Minuman detoksifikasi yang mengandung buah dan sayur bisa bermanfaat, tetapi disarankan untuk berkonsultasi dulu kepada dokter.

Liputan6.com, Jakarta - Tak bisa dielakkan minuman detoksifikasi kerap diidentikan dengan fungsi sebagai pelangsing badan. Itu pula yang diakui CEO dan pendiri Soona Wildi Cahya Gumilar, brand minuman lokal dari Bandung.

"Soona sendiri bukan hanya sekedar minuman pelangsing. Kandungan dari Soona sendiri juga efektif untuk membantu menjaga daya tahan tubuh dan sebagai alternatif diet sehat yang praktis bagi siapa saja," kata Wildi kepada Liputan6.com, Jumat, 27 Agustus 2021.

Kandungan yang dimaksud adalah sayur dan buah, tanpa gula tambahan. Ia menyebut rasa campuran sayur dan buahnya berbeda dengan jus hijau seperti biasanya. 

"Apabila kita coba untuk deskripsikan, rasa dari Soona varian sayur dan buah ini mirip seperti jus jambu, sedikit asem, dan segar dengan sedikit rasa manis dari ekstrak buah yang digunakan," ia menerangkan.

Minuman detoksifikasi yang sudah terdaftar di BPOM itu diolah menjadi bubuk. Konsumen bisa mencampurkannya dengan 150 ml air biasa maupun air dingin sebelum mengonsumsinya.

Kandungan serat yang terdapat dalam minuman itu, ujar Wildi, mengingat dan mendetoksifikasi lemak jahat di tubuh dan membuangnya melalui proses BAB. Ia mengklaim konsumen tidak dipantang sesuatu saat mengonsumsinya.

"Namun apabila konsumen membiasakan diri untuk olahraga ringan dan dibantu dengan diet tepung dan gula, hasilnya tentu akan lebih maksimal," sahut dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Manfaat Potensial

Dilansir dari laman Medical News Today, Sabtu, 28 Agustus 2021, proses detoksifikasi menggunakan jus disebut sebagai salah satu diet. Diet itu dilakukan dengan hanya mengonsumsi jus dari sayur dan buah-buahan yang bertujuan menurunkan berat badan sekaligus mendetoksifikasi tubuh.

Membuat jus berarti memeras kandungan jus dalam buah dan sayur dan memisahkannya dari ampas. Sementara, blending berarti mencampurkan semua bagian yang bisa dimakan dari buah dan sayur, termasuk ampas atau serat. Ini yang membuat sebagian orang skeptis dengan manfaat diet jus ini.

Diet jus biasanya dilakukan dalam satu periode waktu tertentu, mulai dari 3--10 hari. Mereka yang menjalaninya memercayai karena buah dan sayur tinggi kandungan vitamin dan mineral. Meminum jus juga bisa menambahkan nutrisi ekstra ke dalam tubuh yang bermanfaat meningkatkan kesehatan.

Jus juga kaya senyawa anti-inflamasi yang bisa meningkatkan sistem imun dan membuat seseorang merasa lebih berenergi. Para produsen minuman jus ini juga mengiming-imingi konsumen dengan kemampuan jus menghilangkan racun dari dalam tubuh. Namun, kebanyakan klaim tersebut belum memiliki bukti ilmiah pendukung.

3 dari 4 halaman

Plus Minus

Dalam sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di Scientific Reports, disimpulkan bahwadiet jus bisa meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus. Di samping itu, jumlah bakteri penyebab penyakit juga berkurang.

Namun, laporan lain mengingatkan risiko diet jus ini, yakni berisiko merusak ginjal. Laporan meneliti pasien yang pernah mengalami gagal ginjal dan berpartisipasi dalam diet jus selama enam minggu. Hasilnya, konsumsi oksalatnya meninkat, sekitar 1.260 mg per hari.

Oksalah adalah asam organik yang biasa ada di banyak tanaman. Dalam jumlah besar, efeknya bisa merusak ginjal. Karena itu, siapapun yang memutuskan menjalani diet jus ini agar berkonsultasi terlebih dulu kepada dokter.

4 dari 4 halaman

Poin-Poin Penting Usulan RUU Larangan Minuman Beralkohol

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.