Sukses

Museum of Ice Cream, Hiburan Warga Singapura di Kala Pandemi Covid-19

Museum of Ice Cream (MOIC) hadir pertama di luar Amerika Serikat. Kehadiran museum tersebut jadi hiburan tersendiri di tengah pandemi Covid-19 bagi warga Singapura.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar baik bagi penggemar es krim, sebuah Museum of Ice Cream (MOIC) atau Museum Es Krim resmi dibuka di Singapura pada 19 Agustus 2021. Ini museum es krim pertama yang berdiri di  di luar New York, Amerika Serikat, yang saat ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga Singapura saat pandemi Covid-19.

"Museum of Ice Cream menginspirasi imajinasi dan kreativitas untuk semua orang, dan kami tidak dapat memikirkan tempat yang lebih tepat untuk melakukan ini selain di Singapura, perpaduan budaya yang dinamis dan beragam serta surga makanan yang sangat disukai di kawasan ini," kata pendiri Maryellis Bunn dan Manish Vora lewat surat elektronik kepada Straits Times, Sabtu (21/8/2021).

Perlu waktu tiga tahun agar museum ini bisa berkembang. Tempat ini memiliki luas 5.574 meter persegi lebih yang mencakup lima bangunan  yang berdiri di kawasan Dempsey Hill, Singapura.

"Kami paling tertarik dengan Dempsey karena kami melihat peluang unik untuk mengubah bangunan bersejarah dengan warisan yang kaya menjadi lokasi unggulan pertama di kawasan ini di luar Amerika Serikat," kata pendiri tersebut.

Museum of Ice Cream yang dimulai sebagai pop-up di New York pada 2016 dan kemudian diperluas ke kota-kota Amerika lainnya berkat kesuksesan media sosialnya. Ada cabang di New York dan Austin, meskipun outlet San Francisco telah ditutup karena pandemi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tantangan Covid-19

Covid-19 telah menjadi tantangan bagi MOIC, yang memposisikan dirinya sebagai "experium".  Para pendiri menyebutnya sebagai gabungan dari kata "experience" dan "museum".

Kepala MOIC Singapura untuk Asia-Pasifik T. Pirakash mengatakan pihaknya tetap berpegang pada pengurangan kapasitas 25 persen untuk pengunjung demi keselamatan yang menjadi prioritasnya. "Kami juga telah menggandakan rutinitas pembersihan." 

Anggota staf akan membersihkan kolam dengan semprotan kabut setiap dua jam. Terlepas dari reputasi museum sebagai magnet Instagram, Pirakash mengatakan ingin mendorong interaksi dunia nyata. "Ini bukan hanya tentang betapa cantiknya tempat itu. Ini tentang mengembangkan hubungan dengan orang-orang yang datang secara langsung."

3 dari 4 halaman

Lychee Bandung

Oleh karena itu, MOIC Singapura telah menyesuaikan dengan konteks lokal. Ada ruangan dengan es krim potong versi besar, es loli lokal. Selain itu, terdapat Pulut Hitam, Lemon Bliss Balls, Apple Pie Soft Serve, Taro Milk Tea, dan Lychee Bandung.

Es krim juga tersedia dalam pilihan bebas susu dan vegan sehingga semua pengunjung dapat mencoba suguhan asyiknya. Pirakash mengatakan rencana saat ini adalah merotasi rasa setiap tiga bulan dan setelah logistik selesai, akan lebih banyak menambahkan rasa. 

Bagi mereka yang penasaran, tiket untuk masuk ke tempat ini pengunjung harus merogoh kocek sebesar 38 dolar Singapura atau Rp 416 ribu.  Namun, karena kondisinya masih pandemi, maka  bagi pengunjung yang belum divaksin Covid-19, maka diminta untuk menunjukkan hasil negatif Covid-19 tes PCR yang valid, dari klinik yang diambil dalam 24 jam terakhir sebelum waktu masuk MOIC.

 

4 dari 4 halaman

Terhantam Covid-19, Singapura Masuk Jurang Resesi Ekonomi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.