Sukses

Sosok Perempuan Anggota Tim Palang Hitam, Urus Jenazah Pasien Covid-19 Tanpa Hari Libur

Sumiyati menjadi satu dari tujuh perempuan anggota Tim Palang Hitam yang bertugas mengurus jenazah pasien Covid-19 selama pandemi.

Liputan6.com, Jakarta - Petugas pemulasaran jenazah sampai saat ini masih didominasi kaum lelaki. Tapi, Sumiyati merupakan pengecualian. Ia merupakan satu dari tujuh perempuan yang tergabung dalam Tim Palang Hitam. Tim itu bertugas membantu mengurus jenazah korban Covid-19 selama hampir dua tahun pandemi berlangsung.

Di masa pandemi ini, ibu tiga anak itu lebih banyak mendapat panggilan memakamkan jenazah. Ia harus bekerja hingga larut malam tanpa hari libur atau komisi tambahan. Tugasnya mulai dari menjemput jenazah di rumah sakit, membawa ke dalam ambulan, hingga membantu mengangkat jenazah ke TPU khusus jenazah Covid-19, seperti di TPU Pondok Rangon atau Srengseng Sawah.

Karena kondisi pemakaman yang sudah penuh, ia kini bertugas memakamkan jenazah Covid-19 di TPU Rorotan. "Saya tidak lagi memandikan karena jenazah sudah dibungkus rapi oleh pihak rumah sakit," kata dia dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu, 18 Agustus 2021.

Puncaknya di awal pandemi, lebih dari 100 jenazah harus segera ia dan tim tangani dalam sehari. Padahal, jumlah anggota Tim Palang Hitam hanya 48 orang. Ia bahkan sampai bolak-balik rumah sakit dan TPU berbeda hingga tujuh kali dalam sehari dan pulang baru larut malam. Geraknya pun tak terlalu leluasa karena harus menggunakan APD lengkap selama bertugas.

"Tantangan terbesar saya adalah saat menghadapi keluarga jenazah Covid-19 yang anggota keluarganya menolak didiagnosis positif Covid-19. Saya juga pernah dicaci maki keluaga jenazah karena mereka merasa telah menunggu terlalu lama," sambung dia.

Meski menantang, Sumiyati mengaku tak berniat untuk berhenti dalam waktu dekat. Ia menganggap pekerjaannya sebagai panggilan hati, terlebih ketiga anaknya tidak pernah merasa malu akan profesi yang digeluti sang ibu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Modal Nekat

Sumiyati telah bekerja sebagai tim pemulasaran jenazah selama 10 tahun terakhir. Perantau dari Bima, Nusa Tenggara Barat itu awalnya menjadi buruh pabrik selama lima tahun. Ia memutuskan berhenti karena ingin mengurus anak-anaknya yang masih kecil.

Saat anak bungsunya berusia 10 tahun, yakni pada 2011, Sumiyati diajak saudaranya untuk bekerja sebagai Tim Pemulasaran Jenazah. Tanpa pengalaman, hanya modal nekat, Sumiyati mencoba menangani beragam jenazah dengan berbagai macam penyebab kematian.

Ia kini mengaku terbiasa mengurus jenazah dengan kondisi yang memprihatinkan, seperti sudah berbau menyengat, jenazah membusuk, atau bahkan sudah menghitam. "Biasanya saya mengurus jenazah dari panti sosial atau rumah sakit bersama satu petugas pemulasaran lain setiap kali bekerja," sambungnya.

Ia pun memulasarkan jenazah tanpa memandang latar belakang agama. Untuk jenazah muslim, ia bertugas memandikan hingga menkafani jenazah. Sementara, jenazah nonmuslim biasanya selain dimandikan, juga didandani hingga membantu menguburkan atau mengkremasi jenazah.

3 dari 4 halaman

Kado di Hari Kemerdekaan

Jasa Sumiyati ternyata menarik perhatian sebuah brand bahan masakan. Mereka memilih Sumiyati sebagai Pahlawan Covid-19 dalam program From Sania to Covid Hero.

Mereka pun menggalang donasi lewat penjualan kue kering. Ada dua kue kering yang diproduksi oleh Mamitoko milik Desiree Tarigan, yakni red velvet dan buttercream. Total 300 toples kue ditawarkan dan ludes terjual dalam kurun waktu dua minggu.

"Dengan total dana yang terkumpul Rp30 juta," kata Novita Sari selaku Brand Manager Sania. "Atas rekomendasi dari Ibu-Ibu Sania juga di sosial media, terpilihlah satu sosok anggota tim Pemulasaran JenazahCovid-19 yang sangat berjasa, yaitu Ibu Sumiyati," imbuhnya.

Selain berhak atas donasi yang terkumpul, Sumiyati pun diberikan bingkisan produk bahan pokok.

4 dari 4 halaman

7 Cara Lindungi Kelompok Usia Rentan dari Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.