Sukses

Situasi Pandemi Covid-19 Dapat Picu Gangguan Psikomatik pada Siswa

Siswa banyak yang mengalami gangguan psikomatik saat pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Psikolog klinis anak dan remaja, Gisella Tani Pratiwi, mengatakan bahwa pandemi sangat berpengaruh kepada semua orang, termasuk anak-anak. Mereka bisa mengalami gangguan psikomatik karena perubahan yang konstan terjadi.

"Dari beberapa kasus yang saya tangani, ada anak-anak mulai mengalami gannguan psikomatik, yaitu gangguan fisik akibat tekanan psikologis," ujar Gisella dalam konferensi pers 'Virtual Art Performance oleh SMA Unggul Del', Kamis, 12 Agustus 2021.

Kunci utama menghadapi pandemi, sambung Gisella, adalah adaptasi dan perubahan. Namun, situasi ketidakpastian berpengaruh pada kondisi psikologis anak-anak, baik dari aspek sosial, emosi, dan kesehatannya secara menyeluruh.

Kata Gisella, gangguan psikomatik membuat siswa merasa cemas terhadap prestasinya. Ada juga anak-anak yang sangat menutup diri karena fokus dengan kegiatan online. Kondisi itu yang dicemaskan para orangtua.

Pernyataan Gisella senada dengan penjelasan Kepala SMA Unggul Del, Arini Desianti Parawi. Ia mengatakan pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap berbagai hal, termasuk kondisi siswa. Sejak Maret 2020 hingga saat ini, para siswa harus belajar di rumah dengan program pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Saya yakin pengaruh pandemi juga tak hanya dirasakan siswa di SMA Unggul Del saja, tapi juga semua siswa di sekolah yang ada di Indonesia," ujar Arini. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Solusi yang Tersedia

Dalam survei yang dilakukan pihak Sekolah Unggul Del terhadap 459 siswa, terungkap bahwa sebanyak 55 persen siswa merasa jenuh dan kurang termotivasi karena kondisi PJJ tersebut. Karena itu, kata Arini, pihaknya berupaya mengatasinya dengan menghadirkan beragam aktivitas.

"Itu dilakukan untuk menyeimbangkan pembelajaran daring yang dirasakan cukup membosankan oleh para siswa. Misalnya, melalui OSIS bagaimana siswa dapat menyalurkan bakat dan kreativitas yang dimiliki melalui kegiatan virtual," imbuh Arini.

Variasi kegiatan itu ternyata berpengaruh positif bagi psikologi para siswa, khususnya ada tambahan ekstrakurikuler di luar akademik. Ia menyebut salah satu berupa kegiatan seni budaya.

"Artinya, kondisi keterbatasan akibat pandemi ini tidak membatasi SMA Unggul Del untuk terus beraktivitas dan kita terus menyampaikan pesan-pesan kebaikan bagi sesama, teman-teman siswa yang lain. Dengan kondisi ini, kita ingin meng-encourage, bahwa masih ada yang bisa kita lakukan," ujar Arini.

3 dari 4 halaman

Nada untuk Cinta

Salah satu  seni dan budaya yang akan dilaksanakan SMA Unggul Del untuk menyeimbangkan pelajaran daring adalah adalah penampilan seni yang diselenggarakan secara virtual akan dilaksanakan pada 24 Agustus 2021 di kanal YouTube SMA Unggul Del pada pukul 15.00 WIB. Acara tersebut sebagai rangkaian perayaan HUT Yayasan Del ke-20.

"Dalam acara itu hanya ada 15 siswa dibantu oleh lima alumni, dan lima guru, serta penampilan bintang tamu Citra Skolastika. Ia akan tampil membawakan beberapa lagu. Jadi, tidak terlalu banyak yang terlibat," kata Arini.

Acara seni virtual tersebut bertema 'Nada untuk Cita'. Tema tersebut perwujudan semangat harapan Yayasan Del dan SMA Unggul Del untuk menginspirasi anak Indonesia agar tetap berkarya di tengah pandemi.

4 dari 4 halaman

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.