Sukses

Dampak PPKM, Stok Makanan Monyet Monkey Forest Sangeh Bali Menipis

Nihilnya kunjungan wisatawan membuat anggaran menipis hingga mengancam stok pakan ratusan monyet di Wisata Sangeh Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Dampak kebijakan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM tak hanya dirasakan manusia. Para monyet di salah satu destinasi wisata populer di Bali juga ikut terdampak.

Sejumlah monyet di Daya Tarik Wisata atau DTW Sangeh atau Monkey Forest, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali juga terkena imbasnya. Sebuah unggahan di akun Instagram @igstngraandarmawan pada 8 Agustus 2021 memperlihatkan kondisi mengenaskan para monyet yang hampir kehabisan stok makanan karena tak ada kunjungan.

Pihak pengelola kemudian membuka donasi bagi siapa pun untuk memberi pakan pada monyet tersebut. Penutupan tempat wisata Sangeh selama PPKM memang berdampak nihilnya kunjungan wisata.

Situasi itu membuat anggaran menipis hingga mengancam stok pakan ratusan monyet tersebut. Manajer Operasional DTW Sangeh Made Mohon mengatakan, dalam sehari, pengelola harus menyediakan 200 kilogram ketela sebagai makanan pokok para monyet.

Jika dirupiahkan, pengelola harus mengeluarkan Rp500 ribu per hari. "Sekarang ini kan sudah hampir satu setengah tahun lebih pandemi Covid-19. Jadi dana sisa tahun sebelumnya menipis karena tidak ada pemasukan," terang Mohon dalam unggahan tersebut.

Ia menambahkan, pihak pengelola berinisiatif membuka donasi bagi mereka yang tergerak memberikan pakan kepada ratusan ekor monyet yang berada di DTW Sangeh. Mohon mengatakan, pihaknya menerima segala jenis buah-buahan yang bisa diberikan secara langsung pada para monyet yang ada di DTW Sangeh.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Buah-buahan dan Kacang

Pemberian langsung ini bermaksud mempertahankan karakter monyet di DTW Sangeh. Selama ini, mereka terbiasa berinteraksi dengan manusia.

"Kami khawatir kalau interaksi ini hilang, pada saat dibuka nantinya akan menimbulkan sedikit masalah," jelas pria yang sudah 17 tahun mengelola wisata Sangeh ini.

Walau menerima segala jenis buah-buahan, pengunjung juga diperbolehkan membawa makanan lain berupa kacang. Alasannya, kacang-kacangan merupakan camilan favorit bagi monyet-monyet penghuni DTW Sangeh.

Sementara itu, warga yang memberi bantuan makanan, Nike dan Amel, mengungkap keprihatinan. Mereka tidak menyangka dampak pandemi juga dirasakan hewan-hewan di Monkey Forest.

3 dari 4 halaman

Perhatian Kapolsek

Nasib kawanan monyet di Sangeh juga menjadi perhatian Kapolsek Abiansemal Kompol Ruli Agus Susanto. Ia mendatangi objek wisata Sangeh dan memberi bantuan berupa pakan monyet dan ikan di tempat wisata tersebut.

"Meski binatang, ia juga perlu makan, sedangkan bahan makanan untuknya sudah mulai berkurang, bahkan tidak ada, pasalnya semua makanannya berasal dari pengunjung," kata Kompol Rudi, dikutip dari kanal Regional Liputan6.com. Ia merasa iba dengan keadaan objek wisata yang biasanya dikunjungi ribuan orang itu.

"Tempat ini ditutup, dari mana bisa dapat pemasukan untuk memberikan makanan untuk penghuninya (monyet dan hewan lain). Semoga bantuan makanan hewan ini bisa untuk menyelamatkan mereka dari kelaparan," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Tips Liburan Aman Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.