Sukses

Kepala Perempuan Inggris Botak Sebagian Akibat Stres karena Pandemi Covid-19

Awalnya, perempuan asal Inggris ini tidak khawatir karena kebotakannya masih bisa ditutupi, namun lambat laun, dampak stres akibat pandemi Covid-19 ini terlihat makin parah.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 membuat stres banyak orang. Salah satunya seorang perempuan bernama Charlotte Hawksley yang sayangnya harus membayarnya dengan kerontokan rambut.

Perempuan berusia 33 tahun itu mengatakan bahwa berdasarkan diagnosa dokter, kerontokan rambut berujung kebotakan di sana-sini ini terjadi karena stres. Awalnya, ia mengatakan kebotakan bukan masalah, karena bisa ditutupi dengan rambutnya yang tebal.

"Saya memiliki rambut yang cukup tebal, sehingga mudah menyembunyikannya (kebotakan). Itu bukan masalah besar," ucap Charlotte, seperti dikutip dari laman The Sun, Senin (9/8/2021).

Namun semakin lama, Charlotte memperhatikan bahwa makin banyak rambutnya yang rontok. Putrinya mengatakan bahwa kian lama, ia semakin sulit menyembunyikan kebotakannya itu.

"Beberapa bulan kemudian itu seukuran kepalan tangan, saya harus punya sisir besar dan memakai ikat rambut tebal untuk menutupinya," imbuhnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tiga Jenis Kerontokan Rambut

Tiga jenis kerontokan rambut telah dikaitkan dengan stres, yaitu telogen effluvium, trikotilomania, dan alopecia areata.

Dalam telogen effluvium, stres yang signifikan mendorong sejumlah besar folikel rambut ke fase istirahat. Dalam beberapa bulan, rambut yang terkena telogen effluvium bisa rontok secara tiba-tiba saat disisir atau keramas.

Kemudian, trikotilomania, yakni dorongan tak tertahankan untuk mencabut rambut dari kulit kepala, alis, atau area tubuh lain. Sementara berbagai faktor dianggap menyebabkan alopecia areata, terkait stres berat. Dengan alopecia areata, sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut yang menyebabkan rambut rontok.

Charlotte sempat berencana mencukur rambutnya. Namun baru-baru ini, ibu asal Bournemouth ini menyadari bahwa rambutnya mulai tumbuh kembali dan ia berharap kepercayaan dirinya akan kembali pulih.

3 dari 4 halaman

Cara Mengurangi Stres

1. Mandi air dingin bisa mengurangi stres jika dilakukan secara rutin. Dengan membiasakan mandi air dingin, saat stres datang, tubuh paham untuk tidak bereaksi.

2. Minum kopi juga dapat mengurangi stres asal dikonsumsi dalam kadar tidak berlebihan. Anda bisa menguranginya atau beralih ke minuman tanpa kafein.

3. Matikan telepon genggam dan laptop. Dengan cara itu, istirahat akan lebih baik.

4. Olahraga dapat mengurangi stres karena tubuh akan berkeringat. 

5. Meditasi juga membantu untuk mengurangi stres.

6. Alam bisa mengurangi kadar hormon stres. Untuk mendapatkan manfaat di alam, perlu untuk menyingkirkan sementara telepon genggam.

4 dari 4 halaman

Infografis Ayo Jaga Diri dan Kelola Stres Saat Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.