Sukses

Kemenparekraf Tekankan Pembangunan di TN Komodo untuk Dukung Konsep Wisata Premium

Liputan6.com, Jakarta - Permintaan UNESCO untuk menyetop sementara pembangunan di TN Komodo, tepatnya di Loh Buaya, Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur, (NTT) kemungkinan besar tidak akan dipenuhi. Pemerintah melalui Dirjen KSDAE KLHK menjawab tidak mungkin lantaran pembangunan sudah 95 persen rampung. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno juga demikian, lantaran Indonesia mengejar target penyelesaian sebelum pertemuan G-20 digelar pada 2022 nanti.

Sandiaga menekankan bahwa pemerintah menetapkan Taman Nasional Komodo sebagai destinasi wisata premium yang mengedepankan prinsip-prinsip pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Untuk itu, pengembangannya memperhatikan dampak terhadap lingkungan, sosial, budaya, makhluk hidup, dan ekonomi, baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan.

"Dalam penerapannya, pariwisata berkelanjutan memiliki prinsip untuk memberdayakan masyarakat melalui kebudayaan dan kearifan lokal yang ada. Sejalan dengan itu melestarikan alam dan meningkatkan kesejahteraan, serta ditambah aspek pengelolaan secara profesional. Tidak semata-mata memperhitungkan dampak ekonomi, tapi juga dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan dan sosial budaya masyarakatnya”," klaim Menparekraf, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Kamis, 5 Agustus 2021.

Sandi menerangkan konsep wisata premium yang dimaksud mengacu kepada layanan yang berkualitas tinggi dan kental dengan keunikan alam, sosial, budaya, dan masyarakat. Dengan begitu, wisatawan bisa mendapat pengalaman bernilai tinggi dengan tetap memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup.

Menparekraf mengaku terus berkoordinasi dengan K/L dan pihak terkait lainnya untuk terus memastikan bahwa penataan sarana dan prasarana di zona pemanfaatan di TN Komodo. Merujuk pernyataan KLKL, ia menyatakan bahwa pembangunan di Resort Loh Buaya Pulau Rinca TN Komodo tidak berdampak negatif terhadap Outstanding Universal Value (OUV) situs warisan alam dunia TN Komodo. 

"Kesimpulan tersebut didasarkan hasil kajian penyempurnaan Environmental Impact Assessment (EIA) yang dilakukan bersama lintas kementerian/lembaga serta pakar lainnya yang terus disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan IUCN," sambung Sandiaga.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masih Susun Master Plan

Saat ini, Kemenparekraf tengah menyusun Integrated Tourism Master Plan (ITMP) Labuan Bajo bersama kementerian/lembaga terkait. Itu salah satu upaya dalam memproyeksi ke depan dan menyusun skenario pengembangan sekitar kawasan dalam IMTP itu.

"Cakupan ITMP akan meliputi analisis demand and supply terhadap pengembangan wilayah. Jadi yang kita susun dalam ITMP adalah proyeksi jumlah wisatawan yang disesuaikan dengan carrying capacity, alur perjalanan, dan strategi pengembangan yang terintegrasi, sehingga para turis diharapkan lebih lama tinggal di Indonesia," katanya.

Sandi mengaku ITMP didesain dengan teliti dan mempertimbangkan potensi pasar yang ada, baik dari domestik maupun internasional. Utamanya melihat tren pariwisata pasca-pandemi Covid-19. "Kita harus bisa mencocokkan antara supply and demand dan perlu ada target yang jelas, target yang terukur, breakdown pekerjaan, timeline yang jelas, dalam pembentukan ITMP tersebut," ujar dia.

3 dari 4 halaman

Destinasi Wisata Massal

Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berterima kasih pada UNESCO karena ikut memperhatikan Taman Nasional Komodo. Namun, ia menyebut pembangunan itu bermanfaat ekonomi luar biasa untuk NTT.

Viktor menyebut, di antaranya banyaknya wilayah daratan dan perairan laut di TN Komodo, Pulau Rinca ditetapkan sebagai destinasi pariwisata massal. Karena itu, kawasan tersebut "perlu dikembangkan."

"(Di Pulau Rinca) kita desain tempat untuk para pejalan kaki, sehingga mereka aman. Juga, dibangun dermaga yang layak bagi kapal pengunjung," kata Viktor. Ia menambahkan, infrastruktur itu bermaksud menjamin keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

"Kita harapkan juga hasil dari pengembangan TNK akan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat di sana. Jadi, ekonomi mereka bertumbuh dari pariwisata yang berkembang karena kedatangan pengunjung," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Proyek Jurassic Park

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.