Sukses

Ekspresi Kala Pandemi, Mural Hiasi Tembok Dekat Stasiun MRT

Mural ini adalah kegiatan mengubah penampilan salah satu tembok seluas 20x15 meter yang berada di sekitar MRT Cipete Raya

Liputan6.com, Jakarta - Kreativitas tanpa batas dapat diwujudkan dalam beragam cara. Tak terkecuali mural yang menghiasi tembok dekat stasiun MRT Jakarta sebagai ekspresi seniman berkarya di tengah masa pandemi Covid-19.

Berdasarkan siaran pers yang diterima Liputan6.com, Selasa, 3 Agustus 2021, mural ini merupakan persembahan Mahavisual bersama seniman lokal Jakarta, Adi Dharma atau yang dikenal dengan sebutan Stereoflow. Kolaborasi ini sebagai upaya "Berkarya untuk Jakarta" dengan membuat mural di kawasan Jakarta Selatan.

Terciptanya karya ini diharapkan menumbuhkan semangat kebebasan berekspresi di tengah hantaman masa pandemi Covid-19. Kegiatan ini mengubah tampilan tembok seluas 20x15 meter yang berada di dekat Stasiun MRT Cipete Raya.

Pemilihan lokasi pembuatan mural tak lain agar tampak lebih menarik bagi para pejalan kaki, pengendara, hingga pengguna transportasi umum, terkhusus MRT. Ini juga sekaligus jadi momen memperkenalkan lebih dekat street art di Tanah Air.

Pengerjaan mural ini bukan kali pertama bagi Stereoflow. Proyek ini menghabiskan waktu selama empat hari, yakni dari 29 Juni-- 2 Juli 2021.

Stereoflow menyampaikan, mural ini sepenuhnya untuk masyarakat luas, khususnya Jakarta. Dikatakannya, masih banyak yang harus berjuang di tengah cobaan pandemi dan masih banyak pula yang harus berusaha lebih keras menjalani hidup.

"Tidak hanya semangat positif yang ingin dibagikan, tapi juga unsur kebahagiaan yang dapat dipandang dari berbagai warna yang ingin mereka nikmati dari karya ini," kata Stereoflow soal pesan di balik mural tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Semangat di Balik Karya

Co-Founder Mahavisual Yudha Ludiranto menyebutkan, beberapa tahun terakhir, kawasan Cipete jadi rumah bagi ragam industri kreatif Tanah Air. Merujuk dari hal tersebut, pihaknya memilih mencari tembok berukuran besar di salah satu sudut yang dikenal dengan banyaknya pelaku kreatif itu.

"Kami senang sekali karya ini bisa terwujudkan, karena ini menambah list mural berukuran besar yang ada di kota Jakarta tercinta," jelas Yudha.

Ia berharap, karya mural itu dapat memacu teman-teman seniman lainnya untuk berkarya. "Dengan letaknya yang strategis, harapan saya semoga karya ini bisa dinikmati oleh masyarakat yang luas," tutupnya.

Sementara, Stereoflow telah lama dikenal sebagai seniman grafiti yang mewarnai industri street art di berbagai belahan dunia, seperti, Amerika Serikat, Kanada, Hong Kong, Thailand, Taiwan, Australia dan lainnya. Pada akhir 2020 lalu, karyanya menyulap dunia basket dengan mural yang tertuang pada sebuah lapangan basket seluas 28x15 meter yang terletak di Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

3 dari 4 halaman

Sulap Lapangan Basket

Berdasarkan siaran pers yang diterima Liputan6.com, Selasa, 29 September 2020, karya itu adalah persembahan TEAMUP, perusahaan yang berfokus pada pengelolaan bakat seni visual dengan seniman asal Bandung, Stereoflow. Sinergi ini menyuarakan gerakan yang bertajuk "Stereoflow Basketball Court Series".

Proyek pertama mereka yang diterapkan di Lapangan Basket Pamulang, Tangerang Selatan. Proyek ini merupakan program yang mengubah penampilan lapangan basket dengan menambahkan mural di lapangan tersebut.

Program tersebut sekaligus memperkenalkan street culture di Indonesia. Menurut Stereoflow, dipilihnya lapangan basket jadi medianya karena ingin masyarakat juga lebih peka terhadap menjaga kesehatan diri dan menumbuhkan rasa giat berolahraga di masyarakat, terkhusus milenial.

Ia menyebut, pengerjaan mural di lapangan basket ini jadi yang pertama di Pamulang, Tangerang Selatan. Proses pengerjaan dilakukan selama 10 hari, yakni dari 8--17 September 2020.

"Warna-warni dari mural diibaratkan sebagai perbedaan yang ada di dalam masyarakat, yang kemudian warna tersebut dipadukan menjadi mural apik yang melambangkan persatuan dan menciptakan harmoni dalam kebersamaan," kata Stereoflow.

4 dari 4 halaman

Infografis Wayang Potehi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.