Sukses

Perusahaan Israel Olah Sampah Rumah Tangga Jadi Nampan Saji di Restoran

Sampah rumah tangga diperkirakan jumlahnya mencapai dua miliar ton per tahun yang berakhir di TPA. Bagaimana start up Israel mengatasinya?

Liputan6.com, Jakarta - Sampah rumah tangga merupakan salah satu penyumbang terbesar buangan di TPA. Jumlahnya diperkirakan mencapai dua miliar ton per tahun. Bank Dunia mencatat pengolahan dan pembuangan limbah tersebut menghasilkan sekitar lima persen emisi gas rumah kaca global per tahun.

Sebuah solusi coba dihadirkan oleh UBQ Material, sebuah perusahaan rintisan di Israel, yang mengembangkan cara mengubah sampah rumah tangga menjadi plastik yang dapat didaur ulang. Sampah tersebut di antaranya sisa makanan, plastik campuran, kertas, karton, bahkan popok bekas.

Popok sekali pakai merupakan bahan yang sulit didaur ulang lantaran terbuat dari banyak material, termasuk plastik. Menurut Badan Pemantauan Laut dan Prakiraan Cuaca Amerika Serikat serta National Oceanic and Atmospheric Administration, penguraian popok di alam membutuhkan waktu hampir 450 tahun.

"Bahan-bahan tersebut dapat menggantikan plastik, kayu, dan beton dalam produk yang digunakan sehari-hari," ujar perusahaan yang sudah berdiri sejak 2012, dilansir weforum.org, Kamis, 28 Juli 2021.

Perusahaan yang berlokasi di Tel Aviv menggungkapkan bahwa bahan-bahan tersebut juga dapat menggantikan barang konstruksi, seperti pipa dan batu bata. Hal itu juga sering digunakan dalam perusahaan mebel, bengkel suku cadang mobil, dan percetakan 3D.

Untuk membuat plastik daur ulang, limbah rumah tangga, selain logam dan mineral, dikeringkan dan diparut terlebih dahulu. Sampah organik akan dipecah ke dalam komponen molekul seperti selulosa dan gula. Kemudian, material itu disatukan kembali dengan plastik campuran. Proses itu akan menghasilkan bahan termoplastik.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Nampan Saji

Termoplastik merupakan tipe plastik yang dapat dipanaskan dan dibuat menjadi produk baru lainnya. Menurut UBQ, bahan yang digunakan bio-based, yang berarti sebagian besar berasal dari bahan organik. Dengan pengolahan limbah di TPA itu, emisi gas metana, polusi air tanah, dan lainnya bisa ditekan.

Bahan tersebut kemudian digunakan untuk membuat nampan saji. Sebanyak 7.200 nampan saji sudah digunakan 30 gerai McDonald's di Brazil, untuk mengganti nampan saji yang lama, sebagai bagian dari uji coba. Dengan perubahan itu diharapkan dapat mengurangi tiga ton karbon.

UBQ kini juga sedang membangun pabrik pertama di Belanda, yang ditargetkan selesai pada 2022. Fasilitas produksi itu diharapkan dapat menghasilkan 70ribu ton termpolastik per tahun.

 

 

3 dari 4 halaman

Bukan Solusi Tunggal

Termoplastik yang dapat didaur ulang dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi limbah plastik dan jejak karbon. Namun, solusi tersebut bukanlah jawaban tunggal untuk mengatasi pencemaran plastik. 

Menurut data Bank Dunia, sekitar dua miliar ton sampah padat dihasilkan oleh manusia. Jumlahnya diprediksi meningkat hampir 70 persen pada 2050 bila tidak ada intervensi yang signifikan.

Menurut Laporan Breaking the Plastik Wave, solusi awal yang dapat dilakukan adalah mengurangi penggunaan plastik, seperti mendesain ulang bahan, mengurangi plastik, dan substitusi. Solusi berikutnya dapat berupa daur ulang dan pembuangan. Kedua solusi ini harus terintegrasi. (Gabriella Ajeng Larasati)

4 dari 4 halaman

Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.