Sukses

Pramugari Berlatih Bela Diri Akibat Lonjakan Kasus Penumpang Nakal

Para pramugari belajar termasuk bagaimana menyerang, menginjak, dan menaklukkan penumpang pesawat yang menyerang mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus penumpang pesawat bikin onar jadi lebih intens selama pandemi COVID-19. Tidak hanya bermasalah dengan sesama penumpang, insiden-insiden ini tidak jarang melibatkan pramugari hingga mengancam keselamatan mereka.

Berkaca dari kasus itu, mengutip CNN, Kamis, 29 Juli 2021, Administrasi Keamanan Transportasi Amerika Serikat (AS) mencanangkan program latihan bela diri bagi awak kabin. Bentuknya adalah kursus setengah hari yang pertama kali dikembangkan pada 2004, namun tertunda karena pandemi global.

Keterampilan bela diri yang diajarkan itu termasuk bagaimana menyerang, menginjak, dan menaklukkan "penyerang yang kejam," sebuah skenario yang menurut pramugari mungkin tidak akan pernah mereka temui. Singkatnya, mereka diajari serangkaian teknik untuk menangani "penumpang yang sulit."

Termasuk dalam daftarnya adakah penumpang yang tidak melipat meja mereka atau bersikeras koper besar mereka muat di penyimpanan kabin. Di tengah kembalinya perjalanan udara tahun ini, jumlah "penumpang nakal" tercatat melonjak.

Lebih dari 100 insiden dilaporkan ke Administrasi Penerbangan Federal (FFA) AS, minggu lalu. Totalnya ada lebih dari 3,6 ribu kasus penumpang pesawat sepanjang tahun ini.

"Anda naik pesawat yang penuh dengan orang dan beberapa dari mereka mungkin sedang tidak senang. Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi," kata Carrie, seorang pramugari yang mengikuti kelas saat kembali bekerja setelah cuti pandemi."Penting bagi kami untuk menjaga diri kami sendiri dan menjaga penumpang kami."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Kekerasan pada Pramugari

Dalam sesi latihan, instruktur mengajarkan berbagai keterampilan bela diri, mulai dari sikap bertahan hingga pukulan yang dapat dilakukan pada calon pembajak pesawat. Seorang instruktur menggunakan manekin untuk mendemonstrasikan metode terakhir untuk menyerang mata si penyerang.

"Anda mungkin akan meninggal. Anda harus membela diri dengan segala cara," katanya. Identitas instruktur tidak dapat diungkap karena mereka adalah marshal udara federal tugas aktif yang bekerja secara rahasia. 

Dalam satu contoh, FAA mengatakan bahwa seorang penumpang "mencoba membuka pintu kokpit, berulang kali menolak untuk mematuhi instruksi awak kabin, dan secara fisik menyerang seorang pramugari dengan memukul wajahnya, lalu mendorongnya ke lantai." Setelah kru menahan penumpang dengan borgol plastik, ia "melepaskan diri dari salah satu borgol dan memukul wajah pramugari untuk kedua kalinya." Penumpang itu tidak disebutkan namanya dalam laporan itu.

3 dari 4 halaman

Kepercayaan Diri dalam Penerbangan

Sara Nelson, Presiden Internasional Asosiasi Pramugari AS, mengatakan bahwa sekelompok kecil penumpang "memperlakukan pramugari seperti karung tinju, dan mereka melakukannya secara verbal dan fisik." "Kami menemukan bahwa pekerjaan kami lebih sulit dari sebelumnya," kata Nelson.

"Konflik meningkat dengan sangat cepat. Ketika kita tidak bisa mencapai itu dan meredakannya karena memiliki banyak hal yang terjadi ... masalah bisa jadi besar dengan sangat cepat," imbuhnya.

Kembali ke pelatihan, seorang pramugari, Donna O'Neil, berlatih serangan siku yang bisa digunakan jika seorang penumpang menyerangnya dari belakang. Ia memiliki 47 tahun pengalaman terbang dan mengatakan "cukup baik dalam menenangkan segalanya."

"Saya tidak pernah ingin menggunakan semua ini (hasil latihan bela diri)," kata O'Neil. "Tapi, jika saya harus melakukannya, saya pasti merasa jauh lebih percaya diri."

Seorang pengawas marshal udara, Noel Curtin, masuk untuk menonton beberapa sesi pelatihan, dan ia berharap para pramugari bisa terbang dengan kepercayaan diri seperti itu. "Kami tidak ada di setiap penerbangan, jadi penting untuk memiliki pramugari yang mampu menangani insiden individu di pesawat," kata Curtin. "Tidak ada cadangan (marshal udara federal) di ketinggian 30 ribu kaki."

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Hindari COVID-19 Saat Bepergian dengan Pesawat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.