Sukses

Salah Kaprah Memaknai Ecotourism, Apa yang Benar?

Ecotourism atau ekowisata muncul dari isu global warming dari industri pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Istilah ecotourism atau ekowisata belakangan ini sering digaungkan banyak kalangan. Namun, masih banyak yang salah kaprah dengan makna ekowisata ini. Selama ini banyak orang yang menganggap bahwa ecotourism dikaitkan dengan wisata alam. Namun, sesungguhnya ecotourism bukanlah wisata alam.

Hal itu diungkapkan oleh Founder Indonesia Ecotourism, Nurdin Razak,  pada Instagram Live AMATI Indonesia, Sabtu, 24 Juli 2021. "Ecotourism yang ada di Indonesia kurang lebihnya belum maksimal karena konsep ecotourism selalu dianggap wisata alam, padahal wisata alam bukan ecotourism, dan itu sangat berbeda," ujarnya.

Nurdin mengatakan ecotourism bermula dari munculnya pemanasan global (global warming). Salah satu cara menekan terjadinya pemanasan global yakni merekayasa kembali industri pariwisata. "Industri pariwisata konvensional penggunaan energinya besar banget. Kalau satu hotel kamarnya 500 dan itu semua pakai AC, bisa bayangkan energi yang dipakai," tuturnya.

Isu-isu lingkungan itulah yang membuat konsep ecotourism muncul. Ecotourism bermakna bagaimana seseorang berwisata namun bertanggung jawab dengan lingkungannya.

Definisi dari lingkungan itu bukan hanya alam saja, melainkan semua yang ada di sekitar kita. Nurdin mengatakan lingkungan bisa berupa biotik, abiotik, dan budaya.

"Ecotourism bukan destinasi, ecotourism itu kombinasi antara konservasi biotik, abiotik, dan culture dengan wisata. Jadi, kombinasi antara kita having fun tapi tetap mempertimbangkan masalah dampak," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membangun Emosi

Menurut Nurdin, ekowisata membangun emosi antara wisatawan dengan masyarakat lokal. Ia mengatakan, "Semakin kita berdampak kepada masyarakat atau lingkungan sekitar di mana kita travelling. Semakin kita tidak konsumtif, tidak menggunakan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan, itu semakin eco."

Ia mengatakan di pariwisata murni, profit dijadikan tujuan. Sementara dalam ecotourism, pemberdayaan menjadi tujuan utama.

Nurdin mengatakan jangan berpikir bahwa ekowisata harus di alam atau di desa saja. Ia menambahkan, "Ecotourism itu adalah konsep, jadi anywhere anyplace."

 

3 dari 4 halaman

Konsep Ecotourism

Konsep-konsep ecotourism bisa terjadi di kota. Ia mencontohkan ada agen travel yang menjual paket berkunjung ke kampung-kampung kumuh di Jakarta. Harga paket tersebut pun dijual dengan harga yang fantastis.

"Yang dijual bukan kemiskinan, tapi ini adalah mengikat emosi," katanya.

Ecotourism menekankan mengolah yang sudah ada, sehingga mempunyai nilai yang bisa disampaikan kepada para pelanggan. "Syaratnya apa sih untuk menjadi ecotourism? Niat, istikamah, ikhtiar, tawakal, udah itu aja, nggak ada modal di situ, ecotourism tidak butuh infrakstrurtur yang mewah, infrastruktur yang mewah versinya tourism secara umum," tutupnya. (Jihan Karina Lasena)

4 dari 4 halaman

Infografis: 4 Unsur Wisata Ramah Lingkungan atau Berkelanjutan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.