Sukses

China Gelar Kompetisi Kesehatan Sperma bagi Mahasiswa

Mahasiswa di Shanghai, China, diundang untuk mendapat layanan pemeriksaan sperma gratis selama liburan musim panas.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah bank sperma di Shanghai, China, menggelar kompetisi kesehatan sperma di kalangan mahasiswa. Bank Sperma Manusia Shangha telah mengundang mahasiswa di kota itu untuk mendapat layanan pemeriksaan sperma gratis selama liburan musim panas.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui sperma siapa yang memiliki konsentrasi paling cepat dan paling kuat, seperti melansir dari laman South China Morning Post, Kamis 22 Juli 2021. Peserta mendaftar secara anonim, sehingga pemenangnya adalah "pahlawan tanpa nama." 

Kompetisi ini bertujuan meningkatkan kesadaran kesehatan reproduksi di kalangan anak muda, kata Chen Xiangfeng, seorang dokter dari Shanghai Renji Hospital yang bertanggung jawab atas bank sperma. Chen menambahkan, banyak mahasiswa menunjukkan minat pada kompetisi tersebut.

"Jangan hanya diperhatikan setelah memasuki usia subur. Dengan kesadaran sejak dini, Anda dapat mengubah gaya hidup yang tidak sehat secara tepat waktu," katanya pada Thepaper.

Di seluruh Tiongkok, ada 27 bank sperma berlisensi yang semuanya didanai publik. Undang-undang China melarang bank sperma menjual sperma pada individu, tapi dapat memasok sperma ke rumah sakit ditunjuk yang merawat pasangan dengan masalah reproduksi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kualitas Sperma Menurun

Selama lima tahun terakhir, kata Chen, kualitas sperma tercatat menurun, dengan hanya 25-30 persen sperma dari donor ke Institut Shanghai yang dapat digunakan. Dia menerangkan, kualitas sperma yang memburuk adalah dampak tekanan sosial yang tinggi dan kebiasaan hidup tidak sehat.

"Anak muda suka tidur larut, ada sikap terbuka terhadap seks di kalangan kampus, dan banyak orang memiliki ritme hidup yang buruk. Semua faktor ini berkontribusi pada penurunan kualitas sperma,” Lu Guangxiu, presiden Rumah Sakit Reproduksi dan Genetik Citic-Xiangya, mengklaim dalam sebuah wawancara dengan China News Service.

Laporan itu memperlihatkan bahwa tingkat sperma sumbangan ke Bank Changsha yang dapat digunakan menurun dari 45,9 persen pada 2006 jadi 17,9 persen pada 2015. Setengah dari donor bank sperma Shanghai dalam beberapa tahun terakhir adalah mahasiswa. Namun, tidak ada statistik khusus tentang kualitas sperma kelompok ini.

3 dari 4 halaman

Mahasiswa Sumbang Sperma

Mahasiswa yang telah mengikuti kompetisi kesehatan sperma dan spermanya memenuhi standar akan ditanya apakah mereka bersedia menyumbang sperma di masa depan. Seluruh proses donasi berlangsung selama enam bulan, melibatkan sekitar delapan donasi sperma tergantung pada volume sperma di setiap donasi.

Seseorang harus menyumbang sekitar delapan kali karena hanya ada sekitar dua mililiter sperma per donor, sedangkan bank membutuhkan sekitar 20 mililiter sperma per donor. Para donor akan diberi kompensasi sebanyak 7,5 ribu yuan (Rp16,8 juta) untuk biaya transportasi, makan sehat, dan usaha mereka, menurut pernyataan bank sperma.

Chen mengatakan, standar penerimaan donasi sperma adalah 60 juta sel sperma di setiap ml sperma, sedangkan sperma dengan konsentrasi 15 juta sel sperma untuk setiap ml sperma biasanya dianggap "normal." Bila sperma mereka tidak mencapai standar bank, bukan berarti mereka tidak subur.

4 dari 4 halaman

Infografis Kejahatan Vaksin Covid-19 Palsu di China

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.