Sukses

Kisah Masjid di Myanmar Sediakan Layanan Isi Ulang Tabung Oksigen Tanpa Pandang Agama

Sejak tahun lalu, masjid di Myanmar ini juga sudah bagi-bagi makanan gratis.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah masjid di bagian tenggara Yangon, Myanmar, mempersilakan warga mengisi ulang tabung oksigen di tengah upaya memerangi transmisi COVID-19 di negara itu. Melalui foto yang dibagikan di akun Twitter aktivis Myanmar Thinzar, Shunlei Yi, tampak puluhan orang mengantri di luar Masjid Nwe Aye Sunni Jame.

Tabung oksigen berwarna biru juga terlihat berjejer hingga ke bagian luar masjid. Thinzar menuliskan bahwa masjid juga telah mengirimkan makanan setiap hari ke pusat-pusat penanganan COVID-19 sejak tahun lalu.

Ia menambahkan, "Dari revolusi ini dan seterusnya, Myanmar seharusnya merangkul keragaman dan menghormati kekuatan, serta cinta agama minoritas terhadap orang lain."

Akses pasokan medis terbilang sulit di negara yang diguncang gejolak politik sejak militer mengambil alih kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari, lapor Mothership, Selasa, 13 Juli 2021. Seorang penduduk mengatakan pada AP bahwa pasokan oksigen "lebih langka daripada uang."

Rumah sakit di daerah tertentu juga kehabisan tempat tidur, menurut The Irrawaddy. Pasien dipulangkan, sedangkan yang gejala ringan diminta menjalani isolasi mandiri di rumah, prosedur serupa yang juga diterapkan di Indonesia.

Rumah sakit militer kekurangan personel medis dan obat-obatan, dan dilaporkan hanya memberi perawatan pada personel militer dan kerabat mereka. Rumah sakit ini juga dijauhi banyak warga yang tidak mempercayai militer untuk memberi layanan kesehatan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembagian Makanan Gratis

Sejak September tahun lalu, Masjid Nwe Aye telah mengumpulkan dana dan mendistribusikan makanan kemasan ke pusat karantina COVID-19, rumah sakit, dan tunawisma di seluruh Yangon, catat Vice World News. Awalnya, pembagian tersebut diperuntukkan bagi umat Islam yang tidak mampu menemukan makanan halal di tengah aturan penguncian wilayah.

Tapi, ketika situasinya jadi lebih buruk dengan lonjakan kedua kasus COVID-19, aturan itu diubah. "Kami tidak pernah bertanya tentang kepercayaan dan keyakinan orang lain ketika mereka meminta bantuan kami," kata salah satu wali masjid, Zaw Min Latt.

Lebih lanjut ia menambahkan bahwa masjid akan mendistribusikan sekitar lima ribu makanan setiap harinya. Pembagiannya, yaitu setengah di pagi hari, dan setengah lagi pada sore hari.

3 dari 4 halaman

Rekor Baru Kasus COVID-19 di Myanmar

Sebelumnya, otoritas Myanmar telah mengeluarkan pemberitahuan tetap berada di rumah di beberapa bagian Kota Yangon sejak Rabu 7 Juli 2021. Saat itu, pihaknya melaporkan kasus harian COVID-19 tertinggi dalam beberapa bulan.

Mulai Kamis, 8 Juli 2021, larangan keluar rumah untuk lebih dari satu orang karena alasan non-medis akan diberlakukan untuk 10 permukiman di Yangon, melansir kanal Global Liputan6.com.

Pembatasan itu akan dikecualikan bagi pegawai pemerintah, menurut pengumuman dari Kementerian Lesehatan dan Olahraga Dewan Administrasi Negara, badan dari pemerintahan junta militer Myanmar. Namun, tidak diketahui berapa lama pembatasan itu akan diberlakukan di kota-kota, termasuk Hlaing Thar Yar, yang merupakan lokasi protes besar-besaran pro-demokrasi menyusul kudeta di negara itu. 

Seperti negara lain, mereka juga tengah berupaya mengalakkan vaksinasi COVID-19 demi memerangi transmisi virus corona baru. Otoritas kesehatan Myanmar pada Senin, 12 Juli 2021, melaporkan 5.014 infeksi baru, melampaui lima ribu dalam satu hari untuk pertama kalinya

4 dari 4 halaman

Infografis 11 Aplikasi untuk Konsultasi Online dan Obat Gratis Pasien Isolasi Mandiri COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.