Sukses

6 Fakta Menarik Fakfak, Kota Pala yang Punya Masjid Tertua di Papua

Masyarakat Kabupaten Fakfak sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan dan toleransi.

Liputan6.com, Jakarta - Fakfak merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Papua Barat. Ibu kotanya berada di Kota Fakfak dan merupakan salah satu kota tertua yang ada di Papua. Letaknya berada di kepala burung bagian selatan pulau Papua.

Lokasinya sangat strategis karena dekat dengan Kota Ambon yang jaraknya relatif lebih pendek dibandingkan dengan kota-kota lain di pulau Papua. Luas wilayah kabupaten ini 14.320,00 km persegi dengan jumlah penduduk mencapai 84.692 jiwa pada 2017.

Mayoritas penduduknya beragama Islam, tingkat asimilasi dengan dunia luar sangat tinggi sejak lama (sebelum penjajahan Belanda). Masyarakat Kabupaten Fakfak sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan dan toleransi beragama.

Asal nama Fakfak tidak diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan bahwa kata ‘Fakfak’ pada awalnya tidak dilafalkan dalam huruf ‘f’, tetapi huruf ‘p’ sehingga ‘Fakfak’ yang sebenarnya adalah ‘Pakpak’ yang artinya juga tidak diketahui dengan pasti.

Masih banyak lagi hal-hal menarik tentang Fakfak. Berikut enam fakta menarik tentang Kabupaten Fakfak yang dirangkum dari berbagai sumber.

1. Dijuluki Kota Pala

Fakfak terkenal dengan hasil buah palanya, sehingga dijuluki sebagai "Kota Pala". Kabupaten ini merupakan penghasil biji pala terbesar di Indonesia. Sekitar 70 persen produksi pala di Indonesia berasal dari Fakfak.

Luas tanaman pala di Fakfak mencapai 6.071 hektare atau sekitar 58 persen dari luas area pertanian di Papua Barat. Produksi pala sebanyak 1.884 ton atau sekitar 11 persen dari total produksi Indonesia. Pala disebut masyarakat Fakfak dengan sebutan henggi. Buah ini sangat berharga bagi masyarakat di sana.

2. Punya situs purbakala

Di Distrik Kokas ada situs purbakala yang disebut masyarakat dengan nama Tapurarang. Masyarakat setempat menyebut Tapurarang sebagai lukisan cap tangan darah, karena warna merah pada lukisan cap tangan di dinding-dinding tebing menyerupai warna darah manusia.

Lukisan ini merupakan hasil karya manusia pada zaman Megalitikum yang berusia ribuan tahun silam. Lukisan tersebut dibuat sebagai pengingat peristiwa atau simbol kepercayaan. Telapak tangan sendiri bermakna penolak bala dan pelindung dari kekuatan jahat.

Lukisan-lukisan di sana juga menampilkan berbagai gambar lain seperti tulang ikan, bentuk ikan, kecoak, kalajengking, dan tengkorak manusia. Tidak jauh dari situs itu, juga dapat ditemukan sejumlah tengkorak manusia yang berserakan di sekitar pantai. Tengkorak-tengkorak tersebut dipercaya merupakan kerangka leluhur masyarakat Kokas di Fakfak.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Masjid Tertua di Papua

Salah satu masjid tertua di tanah Papua ada di Fakfak, yaitu Masjid Tua Patimburak. Masjid yang terletak di Distrik Kokas tersebut sudah berumur lebih dari satu abad sejak dibangun pada 1870.

Arsitekturnya memiliki keunikan, yaitu perpaduan bentuk masjid dan gereja. Arsitekturnya dipengaruhi gaya Belanda dan Jawa, terlihat dari kubah masjid yang menyerupai model atap gereja-gereja di Eropa, ventilasi masjid yang berbentuk lingkaran, dan kayu di dinding masjid seperti bangunan kolonial. Di dalam masjid terdapat empat pilar penyangga yang seperti desain bangunan khas Jawa.

4. Martabak dari Sagu

Fakfak juga punya kuliner khas. Salah satunya adalah martabak. Bila biasanya martabak dibuat dari tepung terigu, beda halnya dengan di Fakfak. Di kabupaten ini, martabak terbuat dari bahan sagu.

Cara membuat martabak ini dimulai dengan menghaluskan sagu, kemudian digoreng dan diberikan gula aren atau gula merah. Karena keunikan dan cita rasanya, martabak ini jadi makanan khas Fakfak yang paling diburu oleh wisatawan.

3 dari 4 halaman

5. Satu Tungku Tiga Batu

Kehidupan masyarakat Kabupaten Fakfak tak bisa lepas dari semboyan satu tungku tiga batu. Semboyan tersebut sebagai nilai toleransi dan menjadi budaya di sana.

Secara filosofis, tungku memiliki arti daerah atau negeri yang harus dilindungi. Sedangkan, tiga batu mewakili tiga agama yang ada di sana yakni Islam, Protestan, dan Katolik.

Konsep filosofis ini sebagai kekuatan persaudaraan, walaupun berbeda agama. Contoh perwujudan satu tungku tiga batu yakni Masjid Patimburak yang dibangun secara gotong royong oleh warga baik yang beragama Islam maupun Kristen Protestan atau Katolik.

6. Air Terjun yang Menyambung ke Laut

Fakfak menawarkan berbagai wisata alam yang memukau, salah satunya air terjun Kiti Kiti. Air terjun ini punya daya tarik karena aliran airnya langsung jatuh ke laut lepas yang jernih berwarna biru tosca.

Saat air laut surut, objek wisata ini menyajikan pemandangan air terjun beserta pantai di bawahnya. Tetapi, ketika air laut sedang pasang, aliran air akan langsung terjun ke laut lepas. Bagi penyuka diving, tempat ini menyuguhkan pemandangan terumbu karang dan ikan warna-warni yang eksotis. Air terjun unik ini berada di Kawasan Konservasi Taman Pesisir Teluk Nusalasi, Distrik Karas.  (Jihan Karina Lasena)

4 dari 4 halaman

5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.