Sukses

Cantigi, Tumbuhan Penjaga yang Bantu Para Pendaki ke Puncak Gunung

Kenapa cantigi disebut tumbuhan penjaga daerah pegunungan?

Liputan6.com, Jakarta - Cantigi, nama tumbuhan ini unik dan mungkin tidak familiar bagi banyak orang. Namun, bagi para pendaki gunung, tumbuhan yang satu ini sudah tak asing lag.

"Sobat Sudah Kenal Cantigi? Siapa yang tahu filosofinya? "Jadilah seperti cantigi, walau diterjang badai sekencang apapun, tetap tegak berdiri". Betul begitu gak ya? 😊," tulis akun @kementerianlhk, Rabu (7/7/2021).

Cantigi bernama latin Vaccinium varingiaefolium. Tumbuhan ini dikenal sebagai sang penjaga yang tak kenal lelah menunggu dan membantu para pendaki menuju puncak.

"Bagi pendaki, Cantigi memiliki manfaat yang jarang disadari. Posisi Cantigi yang tumbuh di samping kiri dan kanan jalur sangat membantu pendaki," jelas akun tersebut.

Saat kondisi jalur licin, pendaki dapat memanfaatkan batang dan akar Cantigi sebagai pegangan. "Kita tidak perlu khawatir tumbuhan ini tercabut, karena Cantigi memiliki akar tunggang yang bercabang sehingga mencengkram kuat tanah," tulisnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ciri-Ciri Cantigi

Cantigi adalah tumbuhan yang umumnya tersebar sejak ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl), walaupun ada catatan juga di tempat yang lebih rendah. Flora ini dapat tumbuh pada tanah dengan pH atau tingkat keasaman rendah dan hidup pada kondisi tanah yang mengandung aluminium tinggi.

Tumbuhan dari suku Ericaceae ini memiliki perawakan kerdil, kayu keras, dan bengkok-bengkok. Bunga Cantigi berbentuk malai atau untaian yang berwarna sama seperti daun muda.

Bunga tersebut kemudian menjadi buah berwarna hijau. Buah baru berubah menjadi biru kehitaman saat matang.

 

 

3 dari 4 halaman

Mudah Dikenali

Berdasarkan ciri-ciri di atas, dari kejauhan tumbuhan ini mudah dibedakan dengan tanaman lain melalui. Hal itu karena warna daun mudanya yang berwarna ungu kemerahan.

"Pernah nih buah nya jadi cemilan pas turun dari puncak gunung gede, banyak bgt buahnya. Rasanya manis² sepet gitu. Enakk deh," jelas seorang warganet.

"Iya min, banyak di gunung dan bisa dimakan baik daun muda hingga buahnya. Tapi min boleh bertanya tidak ya, itu status nya seperti apa ya.....? Soal pernah nemuin jadi bonsai dongkelan," kata warganet yang lain.

4 dari 4 halaman

Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.