Sukses

Curhat Kedai Kopi Semarang di Spanduk: Kami Cuma Ingin Jualan Kopi Tanpa Harus Dipatroli

Pembatasan karena pandemi Covid-19 berdampak pada penjualan yang menurun di kedai kopi di Semarang, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Ragam usaha berbagai lini jatuh bangun di tengah beragam pembatasan kegiatan akibat masa pandemi Covid-19. Tidak terkecuali dengan pelaku usaha kedai kopi di Semarang, Jawa Tengah, yang tak henti berjuang dan bertahan.

Begitu pula Canoffee Coffee, kedai kopi yang memiliki dua cabang, yakni Jatingaleh dan Mulawarman Tembalang, Semarang. Pada 2 Juli 2021, kedai kopi ini sempat mengunggah video singkat melalui akun Instagram resmi @canoffee_coffee.

Video itu mengabadikan seorang pegawai tengah duduk di atas tangga dan membuka spanduk berlatar kuning. Spanduk itu berisi keterangan soal promo kebijakan darurat buy 2 get 1 mulai 3--20 Juli 2021 dan free delivery area Tembalang.

Pada bagian bawah juga disertakan informasi Canoffee Delivery lengkap dengan keterangan nomor telepon atau melalui direct message (DM) Instagram. Adegan beralih pada momen pegawai lainnya yang memegang spanduk itu di pinggir jalan dan masih dengan keterangan promo yang sama.

Menjelang akhir video, tampak dua pegawai yang membentangkan spanduk yang berukuran lebih kecil. Isinya curahan hati para pemilik dan karyawan kedai kopi. "Tuhan, kami cuma ingin jualan kopi tanpa harus di patroli setiap hari. Lekas lah pulih wahai negri dan sehat selalu untuk yang membaca ini," demikian bunyi keterangan dalam spanduk tersebut.

Isi spanduk itu seakan menggambarkan kegelisahan mayoritas pengusaha kedai kopi. Terkait hal tersebut, Head Manager Canoffee Coffee Sri Bintang Swandaru menyampaikan tanggapannya.

"Kita ingin menyampaikan aspirasi dan berdoa intinya dan saling menguatkan sesama pelaku usaha, termasuk pelaku usaha di bidang coffee shop," kata Bintang saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 7 Juli 2021.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita di Balik Spanduk

Bintang menerangkan sengaja mengunggah kegelisahannya via Instagram lantaran media sosial ini banyak digunakan oleh masyarakat. Video yang menarik atensi banyak warganet karena semangat berjuang mereka yang begitu terasa.

Bintang juga menjelaskan cerita di balik pesan pada spanduk di bagian akhir video soal patroli. Ia menyebut, semua bermula sekitar dua minggu lalu sebelum PPKM Darurat diberlakukan, ada petugas yang datang dan membubarkan pelanggan di kedai kopi ini.

"Kita belum ada imbauan, tapi paling enggak ada imbauan langsung dari beberapa pihak terkait tentang approval yang baru. Ini belum ada tapi didatangi. Coffee shop lain di sekitar Tembalang sehari sebelumnya diimbau tutup jam 8, Canoffee tidak. Besoknya ada patroli ke Canoffee tiba-tiba membubarkan," jelasnya.

Imbas dari PPKM Darurat juga memukul bisnis kedai kopi tersebut. Bintang mengaku transaksi menurun drastis sejak kebijakan diberlakukan pada 3 Juli 2021. Hal itu mengingat kebijakan itu melarang pelanggan untuk dine-in, hanya take away, dan kedai tutup jam 20.00 WIB.

"Transaksi per hari paling rata-rata lima (transaksi). Itu termasuk take away dan delivery," ungkap Bintang.

Meski begitu, asa kedai kopi ini tak begitu saja memudar. Gaung semangat juga ia suarakan untuk berbagai lini usaha. "Kita cuma berharap pandemi ini cepat selesai, untuk semua pelaku usaha tidak hanya coffee shop tapi semua lini kena. Saling menguatkan dan membantu semoga pandemi cepat selesai dan kita bisa beraktivitas seperti dulu lagi," jelasnya.

3 dari 4 halaman

Terpukul dan Lelah

Perasaan yang serupa juga sempat dilontarkan Direktur Marketing Kisaku, Catherine Halim, dalam jumpa pers virtual, akhir pekan lalu. Ia mengaku situasi pandemi membuatnya lelah, terutama setelah pemberlakuan PPKM Darurat.

"Ini 2021, tapi rasanya seperti balik lagi ke 2020. Capek juga sih," ucapnya.

Sebagai brand yang baru beroperasi sekitar dua tahun, sebagian besar operasional kedai berlangsung di situasi pandemi. Adaptasi dan inovasi berusaha diterapkan agar usaha bisa tetap bertahan.

"Kebetulan banyak banget perubahan yang terjadi. Bagaimana menerapkan prokes untuk barista kita, prokes untuk customer kita, cara kita bereaksi terhadap pandemi," sambung dia.

Kolaborasi dengan sesama pengusaha UMKM menjadi salah satu upaya untuk terus meningkatkan kesadaran konsumen atas brandnya. Di samping, kolaborasi itu bisa saling menguatkan dan menambah semangat sebagai sesama pengusaha. Selain itu, inovasi produk yang bisa dinikmati di rumah juga diperbanyak agar konsumen memiliki pilihan lain.

"Dengan minum secangkir kopi, aku bisa semangat, tetap produktif ngelewatin pandemi ini," kata Catherine.

4 dari 4 halaman

Kopi-Kopi Indonesia yang Jadi Primadona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.