Sukses

Taman Nasional Kelimutu Ditutup hingga 9 Juli 2021

Penutupan Taman Nasional Kelimutu karena lonjakan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Ende.

Liputan6.com, Jakarta - Taman Nasional Kelimutu kembali harus menutup pintu bagi wisatawan. Penutupan ini tertuang dalam surat pengumuman yang dirilis Balai Taman Nasional Kelimutu pada Kamis, 24 Juni 2021.

Surat pengumuman itu tentang Penutupan Kegiatan Wisata Taman Nasional Kelimutu. Penyebab ditutupnya kawasan wisata tersebut mengingat adanya peningkatan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), terkhusus di Kabupaten Ende.

Penutupan juga berdasarkan Surat Edaran Bupati Ende Nomor: 23/SATGASCOVID-19/VI/2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Kabupaten Ende dalam Masa Pandemi Covid-19 pada 22 Juni 2021. Juga menurut hasil koordinasi dengan instansi terkait penanganan Covid-19 di Kabupaten Ende untuk mencegah potensi penyebaran dan penularan Covid-19 dari aktivitas wisata di Taman Nasional Kelimutu.

"Bersama ini kami sampaikan bahwa kegiatan wisata di Taman Nasional Kelimutu DITUTUP selama 14 (empat belas) hari, terhitung mulai dari Sabtu tanggal 26 Juni 2021 sampai tanggal 9 Juli 2021 dan akan dievaluasi lebih lanjut," bunyi surat pengumuman itu.

Kabar penutupan Taman Nasional Kelimutu juga disampaikan melalui akun Instagram resmi Balai Taman Nasional Kelimutu. Pihaknya turut memohon maaf terkait penutupan tersebut.

"Kami memohon maaf kepada masyarakat dan seluruh stakeholder wisata TN Kelimutu agar dapat dimaklumi bahwa saat situasi pandemi seperti ini kesehatan dan pencegahan penularan adalah yang utama," bunyi keterangan dalam unggahan pada 24 Juni 2021.

Selain itu, turut diimbau kembali masyarakat untuk memperketat penerapan protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Tak ketinggalan, juga tetap menjaga imunitas tubuh.

Ini bukan kali pertama Taman Nasional Kelimutu ditutup. Sebelumnya, kegiatan wisata di destinasi ini ditutup mulai 10--17 Mei 2021 sehubungan dengan peningkatan dan perluasan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Ende dan sekitarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengapa Warna Danau Kelimutu Berubah-ubah?

Taman Nasional Kelimutu menyimpan keindahan alam yang tiada dua. Destinasi wisata yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) tersebut juga tersohor dengan Danau Kelimutu, yakni danau tiga warna yang indah.

Kawah Danau Kelimutu dengan kawah tiga warna itu, yakni Tiwu Ata Polo, Tiwu Ata Mbupu, dan Tiwu Nuwa Muri Ko'o Fai. Cerita di balik pesona ini dirangkum dalam unggahan akun resmi Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi, Ditjen KSDAE Kementerian LHK, @ayoketamannasional_official.

Dalam keterangan dituliskan, pembentukan ketiga danau ini ditengarai karena aktivitas vulkanik Gunung Kelimutu pada masa lampau. Ketiga danau warna yang terletak di Desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, NTT ini menyuguhkan fenomena alam yang unik nan memesona.

Pesona itu berasal dari warna ketiga danau yang berbeda satu sama lain. Warnanya juga diketahui selalu berubah dari waktu ke waktu.

"Geoteknologi LIPI Bandung mencatat sebanyak 12 kali perubahan warna dalam kurun waktu 25 tahun. Sampai saat ini belum ada penelitian yang dapat memastikan penyebab perubahan warna, baik waktu & pola perubahan warnanya," bunyi keterangan itu.

Disebutkan pula, beberapa peneliti hanya memperkirakan fenomena yang ada terutama akibat pengaruh aktivitas vulkanik, kandungan biologis di sekitarnya, serta kandungan geologis yang ada di bawah kawah danau. Riset Pasternak puluhan tahun lalu menunjukkan bahwa Gunung Kelimutu, termasuk gunung api tipe stratovolcano yang tidak banyak mengeluarkan material vulkanis.

3 dari 4 halaman

Cerita di Balik Gunung Kelimutu

Gunung yang berada pada ketinggian 1.631 mdpl ini terakhir kali meletus pada 1968. Aktivitas vulkanis Gunung Kelimutu tercatat 11 kali selama 1830--1996.

"Adapun perubahan warna air tiga danau itu terjadi sejak letusan pada Tahun 1886. Volume air ketiga danau diperkirakan mencapai 1.292 juta meter kubik," lanjut keterangan itu.

Disampaikan pula, suku terbesar di wilayah Kabupaten Ende, yakni Suku Lio, yang meyakini Kelimutu adalah tempat sakral yang disebut dalam bahasa setempat "keli eo bhisa gia" (gunung yang sakral). "Danau ini diyakini sebagai tempat kediaman jiwa-jiwa orang yg telah meninggal, berdasarkan perbuatan semasa hidupnya," jelas keterangan itu.

4 dari 4 halaman

Tips Libur Panjang Bebas Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.