Sukses

Laporan Penumpang Pesawat Berperilaku Buruk Naik Drastis di Masa Pandemi COVID-19

Kebanyakan laporan yang diterima FAA adalah penumpang pesawat menolak memakai masker.

Liputan6.com, Jakarta - Kendati pandemi global belum usai, sedikit demi sedikit penerbangan sudah mulai kembali berjalan walau masih jauh dari "normal." Kembalinya penumpang ke udara membuat laporan kebiasaan buruk mereka meroket.

Mengutip laman Channel News Asia, Rabu (23/6/2021), maskapai Amerika Serikat (AS) telah melaporkan sekitar tiga ribu kasus "penumpang pesawat yang mengganggu" sejak 1 Januari 2021, menurut juru bicara Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS. Sekitar 2,3 ribu dari insiden itu melibatkan penumpang yang menolak mematuhi syarat memakai masker.

Selama satu dekade terakhir, FAA telah menyelidiki sekitar 140 kasus per tahun untuk kemungkinan tindakan penegakan hukum, seperti denda. Namun, tahun ini, pihaknya telah mencatat hampir 400 kasus hingga akhir Mei 2021.

Keadaan jadi sangat buruk sehingga maskapai dan serikat pekerja untuk pramugari dan pilot mengirim surat ke Departemen Kehakiman AS. Mereka mendesak "lebih banyak aturan untuk mencegah perilaku mengerikan penumpang."

"Pemerintah federal harus mengirim pesan yang kuat dan konsisten melalui penegakan pidana bahwa kepatuhan terhadap hukum federal dan menegakkan keselamatan penerbangan adalah sangat penting," kata surat itu. Pihaknya juga mencatat bahwa undang-undang tersebut menyerukan hukuman penjara hingga 20 tahun bagi penumpang yang mengintimidasi atau mengganggu.

Grup Airlines for America juga mengirim surat terpisah ke FAA yang mengakui bahwa "sebagian besar penumpang" mematuhi aturan, tapi "sayangnya, kami terus melihat perilaku memburuk terjadi di dalam pesawat, termasuk penyerangan, ancaman, dan intimidasi awak kabin."

Itu, menurut mereka, secara langsung mengganggu kinerja awak kabin. Juga, membahayakan keselamatan dan keamanan semua orang di dalam pesawat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sederet Pencegahan

FAA sebenarnya telah merilis kebijakan "tanpa toleransi" terhadap perilaku mengganggu pada penerbangan, Januari lalu. Badan tersebut telah mengumpulkan denda senilai 30 ribu dolar AS (Rp433 juta) terhadap lebih dari 50 penumpang dan telah mengidentifikasi lebih dari 400 kasus lain untuk kemungkinan penegakan hukum.

Maskapai penerbangan AS telah melarang terbang setidaknya 3.000 penumpang sejak Mei tahun lalu. Angka itu tidak termasuk dua maskapai terbesar, American dan Southwest, yang menolak memberikan data mereka.

Maskapai telah melucuti beberapa pelanggan dari manfaat frequent-flyer, dan dalam kasus yang jarang terjadi, pilot mendarat darurat untuk memindahkan "penumpang nakal." Pilot dan pramugari sekarang secara rutin membuat pengumuman pra-penerbangan untuk mengingatkan penumpang tentang peraturan federal agar tidak mengganggu awak kabin.

Mike Oemichen yang telah jadi pramugari selama tujuh tahun mengaku bahwa ia belum pernah melihat begitu banyak perilaku buruk di pesawat. Ia pun menceritakan insiden, baru-baru ini.

Saat itu, ia dan pramugari lain baru saja menyelesaikan briefing keselamatan untuk penumpang dan sedang bersiap lepas landas ketika terjadi perkelahian antara dua pria dan seorang wanita yang menemani salah satu dari mereka.

"Setelah 20 atau 30 detik, kami berhasil menjauhkan dua penumpang pria, dan mencoba menenangkan semua orang,” kata Oemichen. "Kemudian, kami kembali ke gerbang dan menurunkan penumpang."

3 dari 4 halaman

Penyebab yang Belum Diketahui

 

Oemichen mengalami gegar otak ketika kepalanya membentur tempat sampah saat kejadian tersebut. "Kami tidak pernah tahu apa yang mereka perebutkan," kata Oemichen.

Ketakutan di antara pramugari, keadaan akan jadi lebih buruk musim panas ini karena perjalanan terus meningkat dan pesawat lebih ramai. Industri penerbangan melewati tonggak sejarah awal bulan ini ketika Administrasi Keamanan Transportasi mengumumkan bahwa lebih dari dua juta orang berjalan melalui pos pemeriksaan keamanan bandara AS untuk pertama kalinya sejak awal Maret 2020.

Serikat pekerja penerbangan telah meminta berbagai tindakan pencegahan, termasuk lebih banyak petugas udara, pembatasan penjualan alkohol di pesawat dan di bandara, dan membagi informasi antar maskapai penerbangan tentang penumpang yang mengganggu. Mereka juga melontarkan gagasan tentang daftar penumpang terlarang yang dikelola pemerintah.

Tidak jelas mengapa ada begitu banyak kemarahan di antara penumpang pesawat. Karyawan maskapai dan pakar hanya bisa bernarasi seputar ruang yang sempit, polarisasi politik atas pemakaian masker, dan aturan lockdown yang memengaruhi kesehatan mental. Namun, penyebab sebenarnya belum bisa diungkap.

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Hindari COVID-19 Saat Bepergian dengan Pesawat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.