Sukses

Alasan Meghan Markle Buat Pernyataan Kontroversial tentang Archie Tak Akan Jadi Pangeran Terbongkar

Wawancara kontroversial Meghan Markle dengan Oprah Winfrey masih saja jadi perbincangan, termasuk pernyataannya tentang nasib Archie.

Liputan6.com, Jakarta - Wawancara kontroversial antara Meghan Markle dan Pangeran Harry serta Oprah Winfrey masih saja diperbincangkan meski sudah lebih dari tiga bulan berlalu. Salah satunya mengulik pernyataan Meghan yang menyebut pihak kerajaan tak ingin putranya, Archie Harrison, menjadi seorang pangeran.

Seorang sumber mengungkapkan alasan di balik pernyataan Meghan tersebut. Ia meyakini Pangeran Charles menjadi sosok yang memicu Meghan. Ia disebut telah menegaskan bahwa putra Meghan dan Harry tidak akan berada di garis depan keluarga Kerajaan Inggris saat ia menjadi raja.

Sebagai cucu, Archie sebenarnya berhak menjadi seorang pangeran. Tapi, tindakan Charles untuk membatasi jumlah anggota kerajaan kunci juga dimaklumi.

Pangeran Charles, sambung sumber itu, meyakini bahwa publik tidak berharap untuk membayar biaya hidup anggota kerajaan yang semakin bertambah. Ia juga sudah mengatakan kepada anggota senior kerajaan tentang rencananya untuk memotong jumlah anggota kerajaan aktif.

Sumber dalam kerajaan mengatakan," "Dia (Pangeran Charles) menyadari bahwa publik tidak mau membayar untuk kerajaan besar-besaran, dan dia berkata, balkon Istana Buckingham mungkin akan runtuh (bila terlalu banyak orang)."

Menurut Mail On Sunday, dilansir dari The Sun, Senin (21/6/2021), Charles memberitahu Harry dan Meghan bahwa ia akan mengubah dokumen legal penting untuk membastikan bahwa Archie tidak akan mendapatkan gelar kerajaan. Sumber kerajaan meyakini hal itulah yang menjadi alasan kritik dan tuduhan yang dilancarkan pasangan Sussex dalam wawancara bersama Oprah.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pernyataan Kontroversial Meghan Markle

Pada saat wawancara dengan Oprah, Meghan menyatakan, "Mereka (keluarga kerajaan) mengatakan mereka tidak ingin dia menjadi seorang pangeran atau seorang putri."

Meghan merujuk pernyataannya pada konvensi yang dikeluarkan Raja George V. Dalam konvensi itu disebutkan bila seorang putra mahkota naik tahta menjadi raja, anak dan cucunya otomatis berhak digelari pangeran atau putri.

"Tapi, itu bukan hak mereka untuk mengambilnya begitu saja," ujar Meghan saat itu. Setelah pengungkapan itu, dapat dipahami bahwa sang anak tidak akan menjadi pangeran, bahkan setelah Charles menjadi Raja Inggris.

Pernyataan kontroversial lain terkait Archie yang diungkapkan Meghan adalah tentang warna kulit sang putra. Saat itu, ia mengatakan ada perbincangan antara Pangeran Harry dan 'keluarga kerajaan' tentang anak mereka yang belum lahir dan seperti apa warna kulitnya nanti.

Namun, perempuan berusia 39 tahun itu menolak membicarakan hal itu lebih lanjut dengan alasan akan merusak kerajaan. Di sisi lain, Pangeran William menegaskan bahwa keluarganya tidak rasis.

 

3 dari 4 halaman

Konvensi Raja George V

Aturan tentang gelar kerajaan yang berlaku saat ini merujuk pada Letter Patent yang ditandatangani pada 20 November 1917. Aturan itu mengizinkan gelar pangeran dan putri diberikan untuk keluarga yang spesifik.

Anak dari seorang pemegang tahta, anak dari anak pemegang tahta, dan anak lelaki tertua yang masih hidup dari anak laki-laki tertua Pangeran Wales berhak dipanggil pangeran atau putri. 

Karena itu, Pangeran George langsung menerima gelar tersebut secara otomatis. Sementara, Putri Charlotte dan Pangeran Louis menerima gelar kerajaan sebagai hadiah dari sang ratu, yang mengeluarkan Letter Patent baru yang berlaku pada 2013.

4 dari 4 halaman

Geger Wawancara Meghan dan Harry

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.