Sukses

Studi: Orang yang Lewatkan Sarapan Ngemil Lebih Banyak

Studi juga menunjukkan bahwa orang yang melewatkan sarapan cenderung kehilangan kesempatan mengasup nutrisi vital yang dibutuhkan tubuh.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang suka melewatkan sarapan? Banyak yang beranggapan dengan melewatkan sarapan, kalori yang diasup akan berkurang dan tubuh akan lebih kurus. Namun, sebuah studi menunjukkan sebaliknya.

Studi yang dilakukan tim peneliti dar The Ohio State University menunjukkan bahwa mereka yang melewatkan sarapan, berarti melewatkan nutrisi vital, bahkan cenderung akan ngemil lebih banyak. Hasil riset menemukan bahwa Anda yang melewatkan sarapan akan kehilangan beberapa nutrisi penting yang tidak akan didapatkan di kemudian hari.

Melansir laman Healthline, Sabtu, 19 Juni 2021, tim mengambil data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES), yakni survei tahunan yang berupaya menangkap gambaran tentang status kesehatan dan gizi orang Amerika. Sampel yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 30.889 orang dewasa, berusia 19 tahun ke atas, yang telah berpartisipasi dalam NHANES antara 2005--2016.

Untuk menentukan siapa yang melewatkan sarapan, mereka melihat data makanan yang telah diselesaikan oleh para peserta survei selama 24 jam. Mereka kemudian menghitung kandungan nutrisi dari apa yang dilaporkan mereka yang tidak sarapan tentang apa yang telah dikonsumsi.

Mereka menemukan bahwa orang yang melewatkan sarapan cenderung memiliki profil nutrisi yang sangat berbeda dari mereka yang makan pagi. Misalnya terkait asupan nutrisi utama, seperti serat, magnesium, tembaga, dan seng, mereka yang melewatkan sarapan ternyata mengonsumsi lebih sedikit daripada orang yang sarapan.

Perbedaan konsumsi terbesar ditemukan pada folat, kalsium, zat besi, dan vitamin A, B1, B2, B3, C, dan D. Orang yang melewatkan sarapan juga cenderung mengasup makanan yang berkualitas lebih buruk secara keseluruhan karena lebih banyak ngemil, terutama pada gula, karbohidrat, dan lemak.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengapa Sarapan Begitu Penting?

Saat melewatkan sarapan, sebagian orang berpikir bisa menggantinya dengan sesi makan berikutnya di lain waktu. Tapi, penelitian menunjukkan hasil berbeda. Penulis senior penelitian ini, Christopher Taylor, PhD, RDN, LD, FAND, profesor dietika medis di College of Medicine di The Ohio State University, menggambarkan sarapan sebagai "kesempatan makan yang unik."

Menurut Taylor, makanan yang biasa dimakan dalam sarapan khas Amerika, seperti sereal, susu, buah, dan biji-bijian, cenderung tidak dimakan pada waktu lain dalam sehari. Makanan ini secara alami mengandung nutrisi seperti kalsium, zat besi, fosfor, dan serat.

Selain itu, kata dia, banyak dari makanan ini diperkaya dengan nutrisi pentingya. Biji-bijian olahan dan sereal biasanya difortifikasi dengan zat besi, thiamin, riboflavin, niacin, dan folat. Sementara, susu telah ditambahkan vitamin A dan D.

Taylor menjelaskan fortifikasi (proses penambahan mikronutrien pada makanan) makanan tertentu penting karena menambahkan kembali nutrisi yang hilang. Ia juga menyebut bahwa nutrisi yang dikandung di menu sarapan itu cenderung tidak dimakan dalam makanan lain. Maka, Taylor dan timnya menekankan untuk mengonsumsi biji-bijian dan produk susu dalam menu sarapan.

 

3 dari 4 halaman

Makanan Padat

Sementara itu, Dr. Michelle Pearlman, ahli gastroenterologi dan ahli pengobatan obesitas di University of Miami Health System, berpendapat berbeda. Ia mengatakan bahwa jam berapa Anda mengonsumsi makanan pertama tidak begitu penting dibandingkan pilihan makanan yang Anda konsumsi. Dia merekomendasikan untuk mendengarkan isyarat lapar Anda yang berarti makan ketika lapar.

Terkait jenis makanan untuk sarapan, Pearlman mengatakan ada beberapa pilihan ideal untuk itu. Makanan itu harus 'padat' sehingga membuat Anda kenyang lebih lama. Sarapan yang ideal juga semestinya mengandung serat dan protein untuk memperlambat proses pencernaan dan mencegah lonjakan gula darah, dan membantu Anda meras puas sampai makan berikutnya.

"Meskipun sarapan sereal, susu sapi, dan yogurt biasa dikonsumsi untuk sarapan, ada banyak makanan lain seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan susu nabati yang mengandung nutrisi serupa dengan yang disediakan oleh makanan atau minuman susu," kata Pearlman.

Dia merekomendasikan makan buah utuh daripada minum jus sehingga anda mendapatkan lebih banyak serat dan lebih sedikit gula. Dia juga merekomendasikan daging tanpa lemak dan tidak diproses sebagai sumber protein daripada ham atau bacon, yang telah dikaitkan dengan kanker tertentu dan tinggi sodium. (Jihan Karina Lasena)

4 dari 4 halaman

5 Alasan Diet Tidak Berjalan Lancar

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.