Sukses

Wujud Es Krim Hermes yang Bikin Publik China Meradang

Liputan6.com, Jakarta - Sejak lama es krim bermerek Zhong Xue Gao mempertahankan posisi sebagai es krim premium sejak diperkenalkan ke publik pada 2018. Karena harganya yang mahal, publik sampai menjulukinya sebagai es krim Hermes, merujuk brand fesyen mewah yang harganya selangit.

Pendiri perusahaan es krim di China itu, Lin Sheng memiliki alasan terkait penetapan harga tinggi. itu. Ia bahkan mengaku keuntungan kotornya hanya 'sedikit lebih tinggi' dari es krim biasa.

Dia mencontohkan produk paling mahal yang dijual perusahaannya yang disebut Ekuador Pink. Es krim tersebut dikatakannya terbuat dari bubuk kakao pink yang diekstraksi dari tanaman yang tumbuh di Amerika Selatan dan jus shaddock Jepang.

"Itu dijual dengan harga 66 yuan (sekitar Rp147 ribu), sedangkan biayanya hampir 40 yuan (sekitar Rp89 ribu)," jelas Lin, dikutip dari AsiaOne, Jumat, 18 Juni 2021.

"Ini harganya. Anda bisa ambil atau tinggalkan," imbuh Lin, dalam wawancara dengan Beijing TV.

Respons Lin tersebut sontak dianggap kontroversial. Sekitar 42 ribu komentar memenuhi platform Weibo yang menayangkan cuplikan wawancara dengan pendiri pabrik es krim tersebut.

"Saya tidak akan mengeluarkan uang sepeser pun untuk itu karena saya pikir itu tidak sepadan dengan harganya," kata salah satu pengguna.

"Es krim yang lebih murah dari lima yuan (sekitar Rp 11 ribu) semuanya enak-enak saja. Mengapa saya repot-repot membeli milik Anda?" tulis pengguna lainnya.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pembelaan Diri

Lin membela diri atas harga es krim Hermes-nya itu. Ia mengatakan bahkan jika dia menjual es krimnya dengan harga pokok, atau setengah dari harga pokok dan merugi, masih akan ada beberapa orang yang menganggapnya terlalu mahal.

"Membuat es krim membutuhkan mesin, air, listrik, bahan baku dan pekerja. Biaya terus meningkat. Bagaimana saya bisa bertahan jika saya tidak menaikkan harga saya?" ucap Lin.

"Jika saya mengurangi berat es krim saya, menurunkan kandungan unsur alami di dalamnya atau menambahkan lebih banyak bahan kimia, konsumen akan mengetahui rasanya tidak sebaik sebelumnya," lanjutnya.

Tetap saja warganet tidak bisa menerima sikap Lin. "Dia sangat sombong. Kemudian saya akan mengatakan, (itu bukan urusan saya) apakah perusahaan anda bangkrut atau tidak," komentar warganet.

 

3 dari 4 halaman

Terlibat Iklan Plasu

Salah seorang pengguna lainnya mengatakan dia membeli sekotak es krim Zhong Xue Gao sebelumnya, dengan 10 es krim rasa yang berbeda di dalam sebuah kotak.

"Yang susu dan cokelatnya enak karena rasa susu atau cokelatnya murni dan kuat. Tapi saya tidak bisa sering-sering membelinya karena mahal sekali," kata pengguna di Baidu.

Zhong Xue Gao, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Chicecream, dipromosikan di platform media sosial yang menargetkan wanita muda di kota-kota besar. Es krimnya, yang masing-masing berbobot 78 gram, biasanya dijual dengan harga antara 15 dan 20 yuan (Rp33 ribu hingga Rp44 ribu). Harga tersebut empat hingga lima kali lipat lebih mahal dari harga sebagian besar pesaingnya.

Zhong Xue Gao sempat didenda 3.000 yuan atau sekitar Rp6,7 juta oleh otoritas pengawasan pasar Shanghai pada 2019 karena iklan palsu. Pemerintah mengatakan materi iklan es krim rasa susu membual karena tidak mengandung setetes air pun. Hal itu bertentangan dengan label bahan produk yang mencantumkan air di dalamnya. (Jihan Karina Lasena)

4 dari 4 halaman

Camilan Tradisional Tampil Kekinian

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.