Sukses

Masker Sekali Pakai Ramah Lingkungan, Berubah Jadi Bunga Saat Ditanam di Tanah

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 mengharuskan sebagian besar orang melindungi diri dengan memakai masker sehari-hari. Banyak di antara mereka memilih masker sekali pakai karena alasan kepraktisan. Tapi, kepraktisan itu menimbulkan konsekuensi terhadap lingkungan karena bahan plastik yang digunakan di masker tidak bisa terurai.

Sejak adanya pandemi Covid-19, polusi sampah meningkat. Pada 2020, sekitar 192 miliar masker sekali pakai digunakan setiap bulannya oleh masyarakat di dunia. Hal ini membuat seorang desainer asal Belanda, Marianne de Groot-Pons, prihatin.

Dilansir dari Dezeen, Sabtu, 12 Juni 2021, Marianne de Groot-Pons akhirnya menemukan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Ia merancang sebuah masker dengan merek Marie Bee Bloom untuk mengurangi polusi plastik dan membuat masker tersebut dapat terurai dengan alami.

"Setelah berminggu-minggu saya melihat masker sekali pakai yang berwarna biru di setiap sudut jalan, saya berinisiatif untuk menciptakan masker wajah yang bisa terurai dengan benih bunga di dalamnya," ujar Marianne.

Selain itu, Marianne mengatakan bahwa dia memproduksi masker agar dapat mengimbangi kontribusinya secara pribadi sebagai seorang desainer grafis selama satu dekade bekerja untuk Unilever. Perusahaan itu tercatat sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbanyak, yaitu sekitar 70.000 ton setiap tahunnya.

"Selama bertahun-tahun saya bekerja sebagai desainer grafis, saya juga telah mencemari bumi dengan mendesain kemasan plastik, jadi saya ingin memberikan sesuatu kembali untuk bumi," katanya.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kertas Nasi

Marianne menanam sebuah biji bunga di dalam masker ramah lingkungannya. Marianne juga merancang masker dengan menggunakan bahan kertas nasi agar mudah terurai. Apabila masker ditanam di tanah dan disiram, benih bunga akan mulai berkecambah dalam waktu sekitar tiga hari. Setelah itu, biji tersebut akan tumbuh menjadi sepetak kecil bunga liar.

Selain di tanah, masker Marie Bee Bloom juga akan terurai dengan baik apabila ditempatkan di taman atau tempat pembuangan sampah. Marianne berharap, masker rancangannya ini dapat meregrenerasi lingkungan alam secara aktif dengan membudidayakan bunga kesukaan lebah dan penyerbuk lainnya.

"Konsep dari Marie Bee Bloom adalah suatu produk yang dapat mekarkan dunia. Jadi, niat dari pembuatan Marie Bee Bloom ini benar-benar untuk menanam biji bunga di masker. Meskipun masker tersebut terurai, saya tidak menganjurkan orang-orang untuk membuangnya," kata Marianne.

Benih yang ditanam di dalam masker telah dicampur dengan kandungan tujuh bunga liar asal Belanda yang berbeda-beda, mulai dari aster, petunia, hingga bunga jagung. Tujuh benih tersebut ditanam di dalam masker menggunakan perekat buatan sendiri yang dibuat dari tepung kentang dan air. Lalu, benih tersebut dijepit di antara dua lembar kertas nasi.

"Saya sudah familiar dengan kertas pertumbuhan, kertas yang berisi biji tetapi lebih tebal dan biasanya digunakan untuk kartu atau undangan. Namun, meskipun kertas tersebut umumnya tebal, varian yang saya cari harus tipis agar bisa dilipat dan dibawa dengan baik. Oleh karena itu, saya gunakan kertas nasi," tutur Marianne.

 

 

3 dari 4 halaman

Masih di Eropa

Pada masker Marie Bee Bloom terdapat logo di bagian luarnya yang terbuat dari tinta biodegradable. Menurutnya, tinta tersebut tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya. Sedangkan, tali maskernya terbuat dari benang wol yang berasal dari domba pintal.

Saat ini, Marie Bee Bloom hanya dapat dikirim ke Eropa. Ia berharap, mulainya produksi masker Marie Bee Bloom dapat memperluas merek secara internasional dengan menanam benih yang sesuai dan bermanfaat bagi ekosistem lokal.

"Kami sedang mencari cara untuk menyiapkan produksi lokal di negara dan benua lain yang tentunya menggunakan benih asli," kata Marianne.

Bagi yang ingin memiliki masker ramah lingkungan ini dapat mengunjungi situs website resmi milik Marie Bee Bloom. Masker dengan benih bunga tersebut dibanderol dengan harga 15 Euro atau setara dengan Rp258 ribu. Dengan harga tersebut, pembeli bisa mendapatkan masker sebanyak 5 lembar. (Dinda Rizky Amalia Siregar)

4 dari 4 halaman

Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.