Sukses

6 Etika Dasar yang Perlu Diketahui Saat Liburan ke Jepang

Setiap wilayah memiliki kebiasaan dan aturan yang berbeda, termasuk di Negeri Sakura.

Liputan6.com, Jakarta - Liburan ke berbagai belahan dunia tak hanya dapat menambah wawasan dan pengalaman menarik, tetapi juga mengetahui kebiasaan di negara tersebut. Begitu pula saat berlibur ke Jepang, ada beberapa hal yang perlu jadi perhatian wisatawan.

Seperti di negara-negara lain, di Jepang, terdapat aturan sosial yang sebaiknya dihormati. Hal ini pelu diketahui untuk menghindari kesalahan berperilaku ketika menghabiskan waktu berisata di Negeri Sakura.

Lantas, apa saja etika dasar yang penting Anda tahu saat berlibur ke Jepang? Yuk, simak rangkuman selengkapnya seperti dilansir dari beberapa sumber berikut ini.

1. Makan atau minum di kereta

Dilansir dari laman Savvy Tokyo, Kamis, 10 Juni 2021, secara umum, orang tidak makan sambil berjalan di jalan atau di kereta komuter yang ramai. Sikap ini tidak selalu berarti tidak sopan, namun mungkin mengganggu orang lain.

Di shinkansen (kereta peluru) dan di pesawat tempat makanan disajikan, Anda boleh mengonsumsi makanan dan minuman sendiri.

2. Berbicara dengan suara keras di kereta

Hal lain yang mengganggu orang adalah berbicara dengan suara keras di kereta api dan transportasi umum lainnya. Menggunakan ponsel Anda di kereta tentunya tidak disarankan.

Sudah biasa bagi orang untuk turun di halte berikutnya untuk menerima telepon daripada menghadapi kemarahan dari sesama penumpang. Orang Jepang cenderung kurang vokal dan ekspresif saat di depan umum, maka jangan terlalu banyak bicara kala di transportasi umum.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

3. Etika menggunakan sumpit

Berikut adalah beberapa etika memakai sumpit yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Anda dapat meletakkan sumpit di atas sandaran sumpit saat Anda tidak makan. Gunakan sumpit Anda sebanyak mungkin dan hindari menggunakan jari Anda.

Sedangkan, hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengutak-atik atau bermain-main dengan sumpit Anda. Jangan memberikan makanan dari sumpit ke sumpit (gerakan ini mengingatkan pada pemakaman tradisional Buddhis, ketika tulang-tulang mendiang dibawa di antara sumpit upacara anggota keluarga).

Terakhir, jangan menancapkan sumpit Anda secara vertikal di nasi Anda. Sekali lagi, hal tersebut mengingatkan orang akan membakar dupa untuk keluarga atau teman yang meninggal dunia.

3 dari 5 halaman

4. Mengumbar kemesraan di depan umum

Meski hal ini berubah dengan generasi muda, orang Jepang cenderung sedikit konservatif dalam hal kontak fisik atau menunjukkan kasih sayang di depan umum. Teman biasanya tidak berciuman atau berpelukan saat bertemu, dan berjabat tangan bukanlah hal yang biasa.

Hal-hal cenderung mencair setelah minum dan bernyanyi karaoke dengan teman dan kolega Anda. Namun, pada awalnya, bersikap rendah hati adalah hal yang penting saat bertemu orang baru.

4 dari 5 halaman

5. Lupakan tip

Dilansir dari The Culture Trip, memberi tip bukanlah praktik umum di Jepang. Restoran atau penyedia layanan lainnya biasanya akan memiliki biaya tambahan yang ditetapkan oleh pendirian mereka dalam tagihan.

Jika Anda merasa perlu memberikan sejumlah uang kepada keluarga tempat tinggal Anda atau memberi tip kepada pelayan yang sangat membantu di akomodasi Anda, masukkan uang itu ke dalam amplop terlebih dahulu, memberikan tip langsung ke tangan seseorang adalah perilaku yang tidak sopan.

6. Pakai nampan

Banyak toko akan menyediakan nampan kecil untuk menaruh uang saat membayar suatu barang, daripada menyerahkannya langsung ke kasir. Jika Anda melihat nampan seperti itu, pastikan untuk memasukkan uang ke dalamnya, karena mengabaikannya agak tidak sopan.

Juga, kebanyakan orang membayar dengan uang tunai dan beberapa tempat menerima kartu kredit selain "superstore" atau restoran dan hotel mahal. Selalu pastikan untuk membawa uang tunai yang cukup untuk menutupi pengeluaran Anda.

5 dari 5 halaman

Naruhito Kaisar Baru Jepang

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.