Sukses

10 Juta Wisatawan Indonesia Terpaksa Tidak Liburan ke Luar Negeri Akibat Ketakutan Covid-19

Wisatawan Indonesia terpaksa tak liburan ke luar negeri karena merasakan ketakutan Covid-19 jumlahnya sekitar 10 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 yang melanda Indonesia membuat preferensi wisatawan berubah. Sekarang ini, orang yang ingin bepergian ke suatu tempat wisata, pasti mereka akan bertanya lebih dulu aman atau tidak tempat yang akan dikunjunginya.

"Seperti orang akan berkunjung ke sebuah hotel, apakah hotel itu menerapkan protokol kesehatan atau tidak, ya, karena ada unsur ketakutan yang dirasakan dengan adanya virus (corona Covid-19) ini," ujar Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur (BOB), Agus Rochiyardi dalam acara 'Tiket.com's Multistakeholder Forum One Day Workshop' di Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta, Sabtu, 5 Juni 2021.

Maka, kata Agus, sekarang ini wisatawan yang ingin bepergian memilih tempat yang lebih dekat dari biasanya. Sebelumnya, mereka memilih destinasi wisata yang jauh-jauh, khususnya ke luar negeri.

"Sekarang ini di Indonesia ada 10 juta orang yang biasanya ke luar negeri tiap tahunnya, sekarang mereka terpaksa tidak ke luar negeri. Ini sebenarnya potensi yang luar biasa buat kita," imbuh Agus.

Potensi tersebut, menurut Agus, harus bisa ditangkap oleh para pelaku wisata karena jumlah wisatawan tersebut tidak ke mana-mana hanya di dalam negeri.

"Artinya, mereka hanya jalan-jalan ke destinasi yang dekat saja.Oleh karena itu, kemudian munculah ide staycation," kata Agus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Akomodasi Unik

Senada dengan Agus, Senior Market Manager Central Indonesia tiket.com, Stephanus Irwan Bramantyo mengungkapkan staycation saat ini menjadi tren di Yogyakarta, termasuk kota- kota lain di Indonesia. Hal itu terjadi karena selama pandemi corona Covid-19 banyak terjadi pembatasan sehingga orang atau masyarakat tidak bisa bergerak secara leluasa.

"Akhirnya, mereka hanya bisa melakukan traveling di dalam kota saja. Mereka liburan di lokal saja sehingga staycation menjadi trending," kata Irwan.

Menurut Irwan, mereka kemudian mencari layanan-layanan akomodasi yang bersifat unik, seperti vila. Kalau hotel, mereka sudah terbiasa.

"Hal lainnya, mereka menjauhi pusat kota, tapi ke pinggiran. Masyarakat sendiri enggan berinteraksi dengan banyak orang sehingga mereka mencari layanan akomodasi yang lebih private," imbuh Irwan.

3 dari 4 halaman

Respons Positif

Salah satu yang mendapat tempat yang banyak dijadikan staycation di Kota Gudeg adalah Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa. Selain banyak program yang dibuat, hotel ini juga memiliki areal yang luas, yaitu 5,4 hektare.

"Banyak program yang kita bikin supaya tamu bisa menikmati liburannya, seperti floating breakfast, picnic by the pool, barbeque dinner by the pool. Alhamdulillah, responsnya baik banget," kata General Manager Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa, Harry Suryadharma.

Kata Harry, pihak hotel juga membuat sejumlah kegiatan untuk anak- anak, seperti kidzone. Ia menambahkan, di area resepsionis hotel juga tidak menggunakan AC dan AC hanya ada di kamar.

"Selain view-nya bagus, jika kita ingin buka (jendela), maka orang akan mendapatkan udara yang segar. Jadi, itu juga yang mereka cari dan nggak merasakan udara dari AC saja. Jadi, mereka yang memilih staycation di sini dapat merasakan udara segar dan banyak aktivitas yang kami buat," tandas Harry.

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.